Setelah kematian Stefanus, penganiayaan terjadi di Yerusalem. Seakan-akan didorong oleh hal yang 'tidak enak', orang-orang percaya tersebar di seluruh negeri membuat Injil juga semakin tersebar. Seperti Filipus, seorang dari tujuh diaken yang melayani orang miskin. Ia pergi ke Samaria dan memberitakan Injil. Lalu seorang "malaikat Tuhan" menampakkan diri kepadanya di Samaria dan mengatakan, “Bangunlah dan pergilah ke arah selatan, ke jalan besar yang menurun dari Yerusalem ke Gaza, itu adalah padang gurun!” (Kisah Para Rasul 8:26-ILT). Disana ia mendapati sida-sida sedang dalam perjalanan pulang sambil membaca Kitab Yesaya. Dan Filipus, sambil berlari mendekati, dia mendengar, ia sedang membaca kitab Nabi Yesaya, dan dia berkata, “Apakah engkau sungguh-sungguh mengerti apa yang sedang engkau baca?” Dan dia berkata, “Bagaimana mungkin, jika tidak ada orang yang mau membimbingku?” Lalu ia meminta Filipus naik, duduk bersamanya._ (Kisah Para Rasul 8:30-31, ILT3) Filipus memakai kesempatan ini untuk menceritakan tentang Yeshua, Sang Mesias. Sida-sida itu menjadi percaya bawa Yeshua HaMasiakh adalah Putera Elohim. Setelah mendapati tempat berair, sida-sida itu pun dibaptis. Seperti sida-sida itu, kita pun telah percaya dan dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Kita telah disatukan dengan Mesias kita. Nah, yang menjadi perenungan hari ini, apakah tindakan kita sudah sesuai dengan pertobatan kita? Ketika disatukan dengan Mesias, tentunya Firman Tuhan adalah instruksi hidup kita. Bagaimana kita bertindak, apakah sudah sesuai dengan Firman Tuhan? Sida-sida itu tidak memerlukan apa pun kecuali pembaptisan, karena ia telah menerima pengajaran dari para nabi. Dia tidak kurang pengetahuan akan Tuhan Bapa, maupun perintah-perintah [Torah] yang mengatur kehidupan yang benar. Dia hanya tidak tahu tentang kedatangan Anak Tuhan, yang dipelajarinya dalam waktu singkat, dan kemudian melanjutkan perjalanannya dengan gembira menjadi pembawa berita kedatangan Kristus di Etiopia. Filipus tidak mengalami kesulitan besar dalam mendidik orang itu karena ia telah dipersiapkan dalam takut akan Tuhan melalui para Nabi. Seorang pendeta pernah bercerita kepada saya, 'Ada sebuah keluarga yang selalu datang dua jam lebih awal disetiap perayaan besar Kristen. Ketika ditanya alasannya, kepala keluarga menjawab bahwa pasti akan ada banyak perantau dan kami tidak mau duduk dibelakang mereka. Ternyata yang dimaksud Bapak ini adalah jemaat yang bertobat hanya di waktu perayaan gereja.' Kita bisa belajar dari sida-sida yang senantiasa belajar Firman Tuhan. Iman tidak berhenti hanya ketika selesai baptisan, harus terus bertumbuh. Jika iman adalah sebuah benih, maka Firman Tuhan adalah air yang memberikan pertumbuhan. Jangan menjadi Kristen hanya di KTP. Yang sering dikatakan: *Kristen Tanpa Pertobatan*. Kiranya kita bisa menjadi pengikut HaMasiahk, memiliki hati yang lembut, yang mau dibentuk. Tuhan Yeshua adalah Firman yang Hidup, tentu akan membawa kita untuk menghidupi Torah. Amin Tuhan Yeshua memberkati
Kristen KTP?
