April 29, 2022

JAMU JAWA (JAGA MULUT JAGA NYAWA)

JAMU JAWA (JAGA MULUT JAGA NYAWA)

Seseorang yang menjaga mulut, artinya juga menjaga nyawanya. Setiap ucapan yang keluar dari mulut akan berdampak baik maupun buruk. Kehidupan kita sebagai orang percaya dan hidup benar di hadapan Tuhan, memiliki ucapan yang kuasa. Karena itu, kita harus sangat berhati-hati untuk setiap ucapan yang keluar. Oleh karena itu, sangat perlu untuk berhati-hati dan menjaga setiap ucapan. Ucapan yang diucapkan seharusnya bijak (tidak sembarangan). Setiap ucapan yang keluar dari mulut akan berpengaruh, sebaiknya ucapan yang keluar dari mulut harus bisa terkendali. Sebelum ucapan keluar dari mulut, harus benar-benar dipikirkan terlebih dahulu.

Mengambil kesimpulan sendiri (Bil. 13:25-28)

Sepuluh pengintai mengambil kesimpulan sendiri dengan apa yang telah dilihatnya (yang tampak), sebab yang dilihatnya tidak sesuai dengan janji yang mereka dapatkan (ay. 25-28). Mereka juga membawa kabar busuk atau menyampaikan kabar yang tidak benar kepada orang Israel (ay. 32-33).

Reaksi dari ucapan para pengintai (Bilangan 14)

  1. Menangis/ketakutan (ay. 1)

Sebenarnya kabar yang mereka dapat belum akurat, belum tepat sebab mereka hanya mendengar kabar (informasi) dan belum menghadapi keadaan dan kondisi yang sebenarnya. Ketakutan orang Israel disebabkan dari ucapan 10 pengintai. Padahal belum tentu ucapan dari sepuluh pengintai tersebut terjadi (berperang). Perintah Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa adalah hanya mengintai (Bil. 13:1-2). Tuhan hanya memerintahkan untuk mengintai dan bukan mengambil kesimpulan sendiri. Jadi, setiap perintah dari Tuhan harus benar-benar diperhatikan dengan teliti, akurat, dan tepat supaya tidak salah untuk melakukan perintah selanjutnya. Diperlukan relasi/hubungan yang selalu terjalin dengan Tuhan, supaya tidak keliru dalam melakukan setiap perintah-perintah Tuhan. Sama halnya dengan kita dalam mengikut Tuhan, harus benar-benar memperhatikan setiap perintah Tuhan.

  1. Bersungut-sungut (ay. 2)

Bukan hanya mengomel, mengeluh, menggerutu, melainkan mereka sedang memberontak/melawan Tuhan. Sebab ada berita yang tidak tepat (keliru) yang telah mereka (orang Israel) dengar dari sepuluh pengintai. Mereka ingin kembali ke Mesir, yaitu mengulang kembali kehidupan yang lama (ay. 3) karena tidak bisa memperoleh atau mendapatkan janji yang telah Tuhan sediakan (tanah Kanaan). Gambaran tersebut sama dengan orang percaya yang berkeinginan untuk kembali ke dunia karena sudah lama menanti janji Tuhan yang tidak tergenapi di dalam kehidupannya.

Kita sebagai orang yang percaya, dalam menghadapi setiap hal yang terjadi di dalam kehidupan, jangan kembali kepada dunia atau jangan mudah menerima tawaran-tawaran yang dunia berikan. Meskipun tawaran itu menarik dan sangat indah untuk memenuhi keinginan daging. Sebab semua tawaran yang diberikan dunia, tidak akan bisa membawa kita dalam kehidupan kekal bersama dengan Bapa di surga.

Keinginan mereka untuk kembali ke Mesir, diulang sampai dua kali (ay. 4). Tindakan mereka, sama seperti menolak perintah Tuhan dan berusaha menggantikan Tuhan karena belum menerima janji yang telah Tuhan berikan. Sehingga, beranggapan bahwa Tuhan tidak bisa menolong. Sama halnya, ketika sedang menghadapi berbagai masalah, meskipun kenyataannya yang dihadapi belum teratasi, kita harus tetap bereaksi dengan benar dan tepat. Oleh karena itu, hati-hati terhadap ucapan yang keluar dari mulut kita. Ucapan yang keluar dari mulut, sebaiknya kata-kata yang tidak sia-sia (tidak sembarangan).

Akibat reaksi/respons yang salah

Orang-orang Israel setelah bereaksi atau merespons salah, sehingga harus menanggung akibatnya. Akibat reaksi yang salah dari orang-orang Israel, yaitu :

  1. Tidak bisa menggenapi janji Tuhan untuk masuk ke tanah Kanaan (Bil. 14:22-23)
  2. Mati di padang gurun (Bil. 14:29-30)

Kita harus benar-benar harus berhati-hati di dalam menjalani kehidupan. Apapun yang terjadi di dalam kehidupan kita, jangan mudah bereaksi atau merespons dengan salah.

Kesimpulan

            Supaya setiap janji-janji Tuhan bisa tergenapi di dalam kehidupan kita, yang pertama yang harus kita lakukan, yaitu jangan memberontak/melawan Tuhan (Bil. 14: 9). Lakukan setiap perintah-Nya dengan terus membangun relasi/hubungan dengan Tuhan, supaya kita bisa tepat dalam menaati dan mempraktikkan setiap perintah-perintah-Nya. Ke dua, yaitu miliki spirit surga dan bukan spirit dunia (Bil. 14: 24). Jangan kejar berkat, tetapi kejarlah sumber pemberi berkat dan cintai yang memberi berkat.