May 1, 2022

Embracing the Tree of Life (part 2): Jacob’s Ladder

Embracing the Tree of Life (part 2): Jacob’s Ladder

Pemahaman yang benar akan kebenaran firman Tuhan akan memberi pengertian supaya kita dapat bertahan di zaman akhir. Sebab hidup kita adalah sebuah perjalanan dan Tuhan ingin menjadikan kita pribadi yang lebih baik serta menggenapi rencana-Nya. Dimurnikan seperti minyak zaitun dan emas yang ditempa. Tantangan dan rintangan di dalam hidup kita dapat membuat kita menyerah bahkan menyimpang dari rencana Tuhan.

Mungkin kita pernah ditipu, konflik dengan keluarga/ sesama, kesulitan dalam pengurusan birokrasi/ pemerintahan, dan sebagainya. Dan, firman Tuhan mencatat bahwa ada seorang yang mengalami semua masalah di atas, yaitu Yakub.

Pergumulan dalam hidup Yakub

Kehilangan anak yang dia kasihi, Yusuf. Setelah itu, anak kesayangannya yang lain hendak dirampas darinya, yaitu Benyamin. Rashi mencatat tentang pergumulan Yakub yang tertulis dalam Kejadian 43: 14, “Kata ‘El-Shaddai: diambil dari kata (שֶׁאָמַר דָּי) she’emar day, yang artinya CUKUP! Supaya DIA juga mengatakan itu pada masalahku. Sejak masa mudaku aku tidak pernah menikmati ketenangan hidup. Aku sudah bertahan menghadapi masalah dengan Laban. Juga, masalah dengan Esau, kakakku yang ingin membunuhku. Kematian Rahel, istri yang aku sayangi. Masalah dengan Dina yang diculik dan diperkosa oleh Sikhem. Masalah dengan Yusuf, anak yang aku kasihi, hilang dan mayatnya tidak ditemukan. Masalah dengan Simeon, yang harus ditahan oleh pemerintahan Mesir yang berkuasa. Dan, masalah dengan Benyamin, aku dipaksa mengirim dia ke Mesir.”

Semua masalah dihadapi Yakub sejak masa mudanya, sehingga dia berkata, El-Shaddai (dengan kata lain, CUKUP!). Dan, Tuhan memberikan 17 tahun yang penuh dengan kebaikan. Namun, selama pergumulan yang harus Yakub hadapi selama 130 tahun, dia tidak pernah meninggalkan Tuhan sekali pun.

Janji Tuhan pada Yakub

Perjanjian yang Tuhan lakukan pada Yakub juga merupakan perjanjian secara roh/ spiritual, yang terjadi di Betel (Kejadian 28: 10-12). Yakub, Yehezkiel, Yohanes mendapat penglihatan dari Tuhan. Penglihatan mereka tampak berbeda karena hidup di rentang waktu yang berbeda juga. Sehingga, gambaran/ pemahaman mereka pada ‘tangga’ yang tampak dalam penglihatan juga berbeda. Padahal sebenarnya itu ‘tangga’ yang sama yang Tuhan perlihatkan kepada mereka.

Yakub mengalami pengalaman spiritual. Dia melihat di “tangga” itu tampak malaikat naik dan turun. Lalu, Tuhan menyatakan janji-Nya pada Yakub (ay. 13-15). Yakub tidak mengalami secara kasat mata, tetapi di realita spiritual (ay. 16-17). Dan, Yakub menyatakan janjinya kepada Tuhan (ay. 18-22). Namun, apa yang terjadi dalam hidup Yakub? Dia harus mengalami pergumulan-pergumulan yang berat dalam hidupnya, yang mungkin di luar harapan Yakub. Salah satu contohnya, betapa liciknya Laban mencurangi Yakub soal upah (band. Kejadian 31: 5-7). Dalam bahasa aslinya, istilah “sepuluh kali,” konsepnya adalah sepuluh kali sepuluh.

Kelicikan yang dilakukan oleh Laban terus terjadi, suatu saat Yakub punya ide tentang domba yang berbintik-bintik dan bergaris-garis, padahal Yakub diberi oleh Laban, ternak yang lemah dan jelek. Namun, ternak Yakub menjadi berkembang banyak dari milik Laban yang ternaknya kuat dan bagus. Ide yang muncul dalam pikiran Yakub berasal dari chochmah (hikmat), yang dapat didefinisikan sebagai sebuah inspirasi yang tiba-tiba muncul. Chochmah muncul dari ketiadaan (nothingness) (perhatikan diagram Sefirot). Posisi tertinggi di realita fisik, adalah Chochmah dan Malchut yang paling rendah dan terdekat dengan dunia, sedangkan Keter termasuk realita spiritual. Sefirot dalam konsep Yahudi juga disebut sebagai peta jalan ke surga. Salomo menuliskan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (dalam sefirot: dari Malchut terus bergerak ke tingkat berikutnya).

Inspirasi/ ide yang Yakub punya adalah cara Tuhan untuk menolongnya, bukan langsung jatuh dari langit (Kej. 31: 8-9). Tuhan memberi tahu caranya melalui mimpi (ay. 10-12). Malaikat Tuhan mengingatkan Yakub pada perjanjian Tuhan di Betel (ay. 13). Sebab Yakub tidak pernah melupakan penglihatan “tangga” itu (gambaran Sefirot: ujungnya menyentuh dunia dan ujung yang lain menyentuh surga).

The Tree of Life (Sefirot)

Konsep trinitas dapat kita lihat dalam Sefirot adalah Roh Kudus (sisi kiri: Hod, Gevurah, Binah), Bapa (sisi kanan: Netzach, Chesed, Chochmah), dan Tuhan Yeshua (tengah: Malchut, Yesod, Tiferet) (band. Yohanes 1: 50-51, versi CJB ditulis ‘’di atas Anak Manusia”).

  1. Tiferet

Makna utama: Compassion (belas kasih); Keindahan, Harmoni, Atribut dari kemurahan, Torah.

  1. Yesod

Makna utama: Foundation (dasar/ fondasi); Tzaddik/ orang yang benar di hadapan Tuhan, Perjanjian, Kemurnian, Keajaiban yang tersembunyi.

  1. Malchut

Makna utama: Kingdom (kerajaan); Memikul kuk/ penundukkan diri pada kekuasaan/ pemerintahan Tuhan, Bangsawan, Shekinah.

Kita pun akan mengalami penyertaan Tuhan, seperti Yakub saat ‘’tangga” itu (sefirot) tetap terhubung di dalam hidup kita. Dalam konsep Yahudi (di salah satu literatur Ibrani) menuliskan tentang sosok yang disebut Metatron (son of YAH, sebab mereka tidak mau mengakui bahwa sebenarnya adalah Tuhan Yeshua) dalam sefirot digambarkan di bagian tengah yang menghubungkan surga dan dunia (band. Daniel 7). Karena itu, kita tidak dapat memperoleh chochmah tanpa melalui Tuhan Yeshua. Jadi, kita harus bersyukur sebab kita dibawa masuk menjadi keluarga Bapa di surga melalui Tuhan Yeshua, Mesias kita.

 

Kesimpulan  

Kadang-kadang Tuhan mengizinkan kita mengalami hal-hal yang kurang baik, itu bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan ini berkaitan dengan alam semesta (dunia/ banyak orang). Hal apa pun yang terjadi dalam hidup kita akan mendatangkan kebaikan (Roma 8: 28). Ketika surga masih terhubung, milikilah iman bahwa segala sesuatu yang terjadi saat ini akan bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang hidup benar di hadapan Tuhan.