Sang Seniman Agung

Sang Seniman Agung

Proverb 3 (AMP)
(3) Let not mercy and kindness [shutting out all hatred and selfishness] and truth [shutting out all deliberate hypocrisy or falsehood] forsake you; bind them about your neck, write them upon the tablet of your heart.
(4) So shall you find favor, good understanding, and high esteem in the sight [or judgment] of God and man.
(5) Lean on, trust in, and be confident in the Lord with all your heart and mind and do not rely on your own insight or understanding.
(6) In all your ways know, recognize, and acknowledge Him, and He will direct and make straight and plain your paths.
(7) Be not wise in your own eyes; reverently fear and worship the Lord and turn [entirely] away from evil.

Amsal 3 (KSILT3)
(3) Biarlah kebaikan dan kesetiaan tidak meninggalkan engkau. Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
(4) maka engkau akan memperoleh kemurahan, dan kebijaksanaan yang baik dalam pandangan Elohim dan manusia.
(5) Percayalah kepada YHWH dengan segenap hatimu; dan hendaklah engkau tidak bersandar pada pengertianmu sendiri.
(6) Akuilah Dia dalam segala jalanmu, maka Dia akan mengarahkan jalanmu.
(7) Hendaklah engkau tidak menjadi orang yang bijak menurut pandanganmu sendiri; takutlah akan YHWH, dan menyimpanglah dari yang jahat.

Setiap karya seni yang dibuat oleh seorang seniman, tentu memiliki sebuah nilai tertentu. Lalu apa yang dapat mempengaruhi tinggi-rendah atau besar-kecil nilai karya seni tersebut? Tentu semuanya tergantung dari mata si pengamat.

Seseorang yang menggemari lukisan abstrak misalnya, tentu akan dapat melihat keindahan dari setiap goresan atau percikan cat yang mungkin tidak dengan jelas menggambarkan sesuatu. Sebaliknya orang yang tidak menyukai seni abstrak, tentu tidak akan bisa melihat sesuatu dari lukisan tersebut.

Atau seorang penikmat scrapbook misalnya, tentu dapat berdecak kagum saat memandangi setiap detail hiasan yang ditempel satu demi satu, yang dilakukan dengan penuh kesabaran hingga menghasilkan sebuah karya seni yang indah.

Berbeda lagi dengan seorang pecinta bunga misalnya, bila di hadapannya terdapat dua rangkaian bunga yang berbeda, ia tentu dapat melihat dan menilai mana yang dirangkai secara artistik, mana yang digabungkan dengan asal-asalan.

Kesimpulannya, sebuah karya seni itu tidak dapat dinilai sama oleh semua orang, karena semuanya bergantung kepada bagaimana cara kita melihat/memandangnya, dan juga kepada bagaimana perasaan kita terhadap karya tersebut.

Ini ilustrasi yang cocok untuk menggambarkan hidup kita, di tangan Tuhan, Sang Seniman Agung.
Hidup kita ini bagaikan sebuah karya seni yang sedang dirangkai oleh Tuhan.

Terkadang saat Sang Seniman Agung sedang ‘menghapus coretan dalam lukisan, menekan sekuat tenaga detail hiasan dalam scrapbook, atau memotong tangkai bunga dalam rangkaian bunga’, yang kurang mengenakkan bagi kita, kita dengan mudah salah memandang Tuhan dan tak jarang kita mengandalkan pandangan kita dan memaksakan kehendak kita sendiri.

Padahal kita lupa, bahwa Dialah Sang Seniman Agung, yang Maha Sempurna dan tidak pernah salah, yang akan selalu melakukan yang terbaik.
Sebaliknya, kita ini penuh dengan keterbatasan, yang membuat kita seringkali gagal melihat sesuatu dengan tepat.

Oleh karena itu, mari kita menyadari bahwa hidup kita ini bukan milik kita lagi (Galatia 2:20), jadi jangan pernah melihatnya dari sudut pandang kita saja. Dan biarlah kita tetap memilih untuk berserah sepenuhnya kepada Tuhan, Sang Seniman Agung; satu-satunya Pribadi yang sanggup untuk merangkai hidup kita ini menjadi sebuah karya seni yang bernilai tinggi, yakni sebagai anak-anak kerajaan-Nya, amin.

Tuhan Yeshua memberkati kita semua 🤗🙏🏻