May 6, 2022

SIAPA YANG MEMBUKA PINTUMU?

SIAPA YANG MEMBUKA PINTUMU?

1 Raja-raja 1: 5-10, 28-39

Di tengah-tengah pandemi yang terjadi beberapa waktu yang lalu, ada banyak persoalan yang terjadi di dalam seluruh aspek kehidupan (keluarga, pekerjaan, pendidikan, usaha, dan lain-lain). Sekarang, kita sedang menghadapi situasi atau keadaan pintu yang sedang tertutup. Kita mengharapkan dan menginginkan ada kesempatan atau peluang yang ada di depan kita saat ini supaya kita bisa masuk dan meraihnya. Hal yang terpenting untuk kita ketahui dan mengerti adalah siapa yang memberikan kesempatan atau peluang dan membuka pintu untuk bisa masuk ke pintu tersebut? Setelah kita membuka pintu tersebut akan menentukan langkah selanjutnya. Hal-hal akan terjadi ketika membuka pintu dan masuk di dalamnya. Kita akan meraih kesempatan dan peluang.

Kebanyakan orang berharap supaya kesempatan dan peluang bisa didapat dan diraihnya. Kita perlu tahu bahwa kesempatan dan peluang tersebut pasti ada dan Tuhan akan memberikannya kepada orang-orang yang mengasihi-Nya. Ketika seseorang membuka pintu supaya hanya Tuhan yang masuk maka kita akan meraih kesempatan dan peluang yang benar dan tepat. Kita perlu untuk belajar mengenal dan mengerti pikiran Tuhan dengan pimpinan Roh Kudus supaya pintu terbuka dan kita masuk untuk meraih kesempatan atau peluang yang Tuhan sediakan.

Belajar dari kisah Adonia dan Salomo untuk meraih kesempatan atau peluang yang ada di depannya (1 Raja-raja 1:5-10, 1:28-39)

Secara urutan dalam keluarga, Adonia memiliki hak untuk menjadi raja (setelah kematian anak pertama, Absalom). Adonia merasa punya hak dan peluang untuk menjadi raja, sehingga meninggikan dirinya dengan apa yang dimilikinya. Adonia menahbiskan dirinya sendiri dan mencoba untuk membuat dirinya diakui menjadi seorang raja. Memproklamirkan bahwa dirinya pengganti raja Daud sebab dia memiliki hak tersebut. Namun, dia mengawali dengan meninggikan diri dan mengandalkan kekuatannya sendiri (menjauh dari Tuhan). Ada kesombongan di dalam diri Adonia. Dia mengumpulkan orang-orang yang mendukungnya.

Figur orang-orang yang diajak oleh Adonia, adalah Yoab dan imam Abyatar. Yoab adalah orang punya iri hati, kecewa, dan licik (1 Raja-raja 2:5, 2 Sam. 17:25; 2 Sam. 19:13). Imam Abyatar juga orang yang punya sakit hati, kecewa, dan menyimpan kemarahan (1 Sam. 2:30). Adonia berkumpul bersama orang-orang yang tidak baik (sakit hati, kecewa, licik, marah).

Adonia menjadi gambaran tinggi hati, iri hati, amarah, dendam, kecewa, sakit hati, dan yang hidupnya menjauh dari Tuhan. Persekutuan dengan mereka justru membawa kehancuran bagi Adonia. Respons Adonia keliru (tidak tepat) ketika peluang atau kesempatan ada di depannya. Pintu yang terbuka menjadi awal kehancuran hidup Adonia.

Kita bisa belajar dari kisah ini untuk memeriksa hati (dan bersihkan hati). Adonia memiliki sikap tinggi hati dan menjauh dari Tuhan. Oleh karena itu, kita harus memeriksa keadaan hati kita. Ketika kita berharap ada pintu yang dibuka dan peluang yang bisa diraih, kita perlu memeriksa keadaan hati kita.

Berbeda dengan Salomo yang selalu bersama dengan Tuhan. Ketika Salomo memiliki kesempatan dan peluang, respons Salomo berbeda dengan Adonia. Salomo memulai dengan memastikan bahwa dirinya bersama Tuhan (1 Raja-raja 1:28-39). Salomo berjalan berdasarkan janji Tuhan (1 Raja-raja 1:10, 30). Salomo tahu bahwa dirinya akan menjadi raja dari nubuatan nabi Natan. Salomo telah mendapat ajaran dan dipersiapkan oleh Daud.

Setelah Salomo duduk menjadi raja, Salomo siap untuk melaksanakan peraturan yang harus dilakukan oleh seorang raja, yaitu menyalin dan merenungkan Torah (Ul. 17:18-20). Ketika Salomo naik menjadi raja, dia harus memiliki salinan Torah dan membaca seumur hidupnya.

Ketika Tuhan membuka pintu bagi kita untuk meraih kesempatan dan peluang, kita harus tahu dan berdasar kepada kebenaran-Nya (firman Tuhan). Kita juga harus mempunyai Torah yang terus dibaca dan dipraktikkan seumur hidup. Oleh karena itu, bacalah firman Tuhan setiap saat (Yos. 1:8) supaya kita membuka pintu yang benar dan berjalan untuk meraih kesempatan/ peluang yang ada.

Membaca firman Tuhan sebenarnya mudah, tetapi sulit dilakukan oleh orang percaya. Hal ini menjadi sulit sebab iblis tahu, ketika orang percaya menyukai untuk membaca dan belajar firman Tuhan maka mereka akan mengalami janji Tuhan. Iblis tidak menginginkan hal tersebut dialami oleh orang percaya. Setiap orang percaya yang melakukan perintah Tuhan untuk membaca dan belajar firman Tuhan akan mengalami perkara besar dan janji Tuhan tergenapi. Sebab firman Tuhan bukan perkataan hampa (Ul. 32:46-47). Perkataan Tuhan melalui firman-Nya membuat kita memiliki janji Tuhan (2 Pet. 1:3-4). Janji Tuhan melalui firman-Nya yang kita percayai akan membuka pintu, sehingga menjadi pribadi yang sudah siap untuk meraih kesempatan/ peluang yang ada di depan kita.

Kesimpulan

Salomo diurapi di Gihon (Gihon adalah mata air). Gihon, artinya meledak keluar. Ketika Salomo diurapi menjadi raja, kehidupan Salomo berdampak. Salomo menjadi raja yang luar biasa. Dampak yang besar bagi kerajaan yang ada di sekelilingnya. Salomo disegani oleh bangsa-bangsa di sekitarnya. Tuhan merindukan dan menginginkan supaya kehidupan kita bisa berdampak bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Saat Tuhan yang membuka pintu maka kehidupan kita akan menjadi seperti mata air Gihon. Oleh karena itu, awali semua yang akan kita lakukan dengan selalu bersama Tuhan. Supaya, apa pun yang kita lakukan memberikan dampak bagi Kerajaan Surga.