October 3, 2021

SHATTERED

SHATTERED

Minggu ini, Torah Parshah yang dibaca oleh orang-orang Yahudi sudah kembali ke kitab pertama yang ditulis oleh Musa (kitab Kejadian/Bereshit). Saat perayaan Sukkot mereka mengakhiri pembacaan Torah Parshah di kitab Ulangan (baca Ulangan 34: 10-12). Perhatikan ayat yang ke-12, “… yang telah Musa perbuat di hadapan mata segenap orang Israel” hal ini mengingatkan kita pada suatu kejadian besar di hadapan bangsa Israel (Ulangan 9: 17). Artinya, di akhir kitab Ulangan kisah tentang batu Torah yang dipecahkan oleh Musa menjadi inti dari seluruh kitab yang ditulis oleh Musa.

Loh batu

Komentar Rashi (Ul. 34), “arti, ‘di hadapan mata bangsa Israel, adalah hatinya menginspirasi Musa untuk menghancurkan dua loh batu itu di depan mata bangsa Israel. Tuhan yang kudus menyetujuinya (band. Ul. 34: 1). Tuhan berkata: “Hebat! engkau menghancurkannya” (Shabbat 87a)” (catatan dalam tradisi Yahudi, dua loh batu tersebut berbentuk kotak 50x50cm dari batu safir yang transparan dan tulisan melayang di dalam batu, ajaibnya tulisan itu tidak bertumpuk satu dengan yang lain).

Saat itu, Musa adalah perantara antara Tuhan dan bangsa Israel. Musa di posisi yang sulit, dia memahami hati Tuhan sekaligus berusaha mengerti bangsanya. Tuhan menunjukkan kepada Musa tentang tingkah laku bangsa Israel yang membuat dan menyembah patung lembu emas. Artinya, Tuhan menginginkan Musa untuk memohon pengampunan atas bangsa Israel (bayangkan hati Tuhan yang mengasihi bangsa ini). Loh batu yang pertama ditulis oleh tangan Tuhan sendiri dan berasal dari surga. Isinya ilahi dan tak bercacat cela.

Saat Musa melihat perbuatan bangsa Israel hatinya gentar dan menghancurkan loh batu itu karena dia tahu bahwa ada konsekuensi yang harus dialami oleh bangsa Israel. Lalu, Musa menulis dengan tangannya sendiri di atas batu dari gunung Sinai loh batu yang ke dua (bertepatan dengan hari raya Yom Kippur). Artinya, loh batu pertama belum ada pengampunan sebab hal itu berasal dari surga langsung, tetapi loh yang ke dua ada pengampunan yang tertulis di dalamnya. Musa tahu bahwa Torah ini harus dekat dengan bangsa Israel dan bisa dilakukan (band. Ul. 30: 11, 14).

Sebab misi Tuhan bagi bangsa Israel adalah supaya mereka menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, sehingga Tuhan menjadi Tuhan atas segala bangsa. Namun, apakah harapan Tuhan pada bangsa Israel itu dilakukan? Tidak. Akhirnya, Tuhan menjalankan rencana-Nya dengan memberikan Tuhan Yeshua (Torah yang hidup).

Tuhan Yeshua turun ke dunia

Saat itu, pemimpin-pemimpin menafsirkan Torah dengan pemahamannya sendiri dan disesuaikan dengan kehendak mereka sendiri, sehingga mereka tidak bisa menjadi terang bahkan menjadi sandungan bagi bangsa lain. Akhirnya, Bapa memberikan perjanjian yang baru, yaitu Tuhan Yeshua (Torah yang menjadi daging). Meskipun pada akhirnya, Torah yang menjadi daging (Tuhan Yeshua) juga dihancurkan (wafat di atas kayu salib).

Misi Tuhan datang ke dunia ini untuk menjadi terang (awalnya) bagi bangsa Israel (band. Yohanes 12: 46). Sebab rencana Bapa awalnya bangsa Israel yang menjadi terang, tetapi mereka tidak melakukan rencana Bapa, sehingga Tuhan Yeshua harus turun dan menjadi terang bagi bangsa Israel (menuntun dalam melakukan Torah dengan benar yang sesuai kehendak Bapa, band. Yohanes 12: 50). Namun, Tuhan Yeshua pun ditolak dan mati di kayu salib. Menjelang kematian-Nya Tuhan Yeshua memohon dua kali kepada Bapa supaya cawan itu berlalu. Cawan adalah lambang perjanjian. Artinya, saat Tuhan Yeshua mati, bangsa Israel harus menerima penghukuman dan pintu keselamatan terbuka bagi bangsa-bangsa lain (band, Yohanes 12: 24, 27). Ini juga yang menggetarkan hati-Nya (bukan ketakutan pada kematian seperti yang ditafsirkan selama ini).

Bapa memberikan kesempatan dan pengharapan akan keselamatan melalui pengorbanan Tuhan Yeshua untuk bangsa-bangsa lain. Karena itu, kita yang percaya kepada Tuhan Yeshua (Torah yang hidup) bahkan melayani Tuhan ada penghargaan dari Bapa (band. Yohanes 12: 25-26).

Rencana Bapa bagi manusia

Sekarang kita memahami bahwa Tuhan punya rencana, yaitu supaya manusia menjadi serupa seperti gambaran Tuhan di awal penciptaan (Kejadian 1: 26a). Seperti apa gambaran manusia yang Tuhan kehendaki? Seperti yang tertulis di dalam Torah dan menjadi terang.

Bapa memiliki rencana besar bahwa bangsa-bangsa lain juga harus mengenal dan melakukan Torah. Awalnya melalui bangsa Israel, tetapi pemimpin-pemimpinnya tidak melakukan Torah seperti yang Bapa kehendaki, sehingga Tuhan Yeshua sebagai Torah yang hidup harus “dihancurkan” juga supaya “Terang itu” dapat sampai kepada bangsa-bangsa lain. Sebab misi Tuhan Yeshua adalah menjadi perantara suatu perjanjian baru (band. Ibrani 9: 15). Awalnya perjanjian baru ini diberikan kepada bangsa Israel (Yeremia 31: 31) dan perjanjian baru itu berisi Torah yang harus tertulis di dalam hati (ay. 33). Torah yang tertulis di dalam hati akan membawa hidup kita pada kodrat ilahi Tuhan menciptakan kita pada awalnya.

Kesimpulan

Jadi, itulah revolusi yang Tuhan Yeshua kerjakan selama Dia berada di dunia supaya manusia memahami bahwa perjanjian yang baru adalah tidak lagi menempatkan Torah sekadar sebagai hukum, tetapi harus menjadi kebiasaan hidup seseorang, Karena itu, marilah kita menjadi seperti Musa, yang memahami hati Tuhan.