December 12, 2021

Makna Tersembunyi di Balik Tabernakel Musa

Makna Tersembunyi di Balik Tabernakel Musa

Mazmur 77: 13a, Keluaran 25: 8

Kitab Keluaran pasal 1-24 menjelaskan tentang Tuhan yang melepaskan bangsa Israel dari bangsa Mesir, sedangkan pasal 25-40 menjelaskan tentang melayani Tuhan/perintah membuat kemah suci (tabernakel). Kitab Keluaran ada 40 pasal yang berisi tentang hal yang diringkas dalam tiga kata yaitu “shallach et ammi veyaavduni” (Suruhlah umat-Ku pergi agar mereka dapat melayani Aku, (Kel. 8:1 – ILT). Tujuan hidup kita sebagai orang percaya adalah melayani Tuhan atau beribadah kepada-Nya.

Pengorbanan Tuhan Yeshua di kayu salib untuk melepaskan kita dari belenggu dosa, mengampuni dari segala dosa kejahatan dan melahirkan kita kembali supaya kita kedapatan layak untuk melayani/beribadah kepada Tuhan. Kebanyakan orang Kristen beranggapan bahwa percaya kepada Tuhan cukup dengan datang beribadah dan memberi persembahan/ perpuluhan. Apakah hanya dengan cara seperti itu saja kita melayani Tuhan? Karena itu, mari kita belajar arti tabernakel. Tuhan merindukan supaya Dia tinggal/diam di tengah-tengah umat-Nya (Kel. 25:8). Hari ini kita belajar tentang tabernakel sebab ada kebenaran yang sangat penting untuk dilakukan ketika melayani Tuhan. Melayani Tuhan harus sesuai dengan kemauan Tuhan supaya bisa mengalami dan menikmati setiap janji-janji Tuhan.

Konsep pelayanan dan kemerdekaan menurut Tuhan   

Beberapa orang “Kristen” beranggapan dan mengartikan bahwa di dalam Tuhan kita dimerdekakan, sehingga boleh berbuat apa pun juga (hidup sembarangan), tetapi tetap masuk surga dan diterima Tuhan karena menganggap bahwa dirinya “anak Tuhan”. Pengertian tersebut keliru sebab tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Jadi kemerdekaan yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, yaitu kemerdekaan dari belenggu dosa dan untuk dapat melayani Tuhan yang disertai dengan kerelaan, kerendahan hati, dan kesadaran ilahi.

Gambaran orang-orang yang masih terbelenggu dengan dosa, artinya menjadi budak dan mengalami kehidupan yang pahit (menderita). Ketika sudah dibebaskan dari belenggu dosa, kita bisa melayani Bapa YHWH (mendirikan kemah suci) dengan sukacita/ sukarela. Apa pun keberadaan manusia, kita harus melayani Tuhan. Sebab saat tidak melayani Tuhan berarti kita melayani musuh Tuhan, yang nantinya berujung kepada maut. Jika kita melayani dengan benar, ada keuntungan, berkat dan shalom, dan kemerdekaan dari segala hal (kemerdekaan dari kekhawatiran, ketakutan, kecemasan, penderitaan, kemiskinan, dll). Saat melayani Tuhan sesuai dengan kemauan Tuhan, kita akan diangkat harkat dan martabatnya oleh Tuhan, yaitu diangkat dari dosa, artinya dilepaskan dan diproses oleh Tuhan sampai mengalami kemuliaan demi kemuliaan. Hal ini tidak bisa ditiru atau diberikan oleh dunia.

Manusia diciptakan untuk melayani Tuhan, artinya sesuai kemauan atau cara Tuhan yang disertai dengan kesungguhan hati, kerelaan, kerendahan hati, dan kesadaran ilahi akan mengalami kemerdekaan. Melayani dengan kemauan atau cara Tuhan akan mengalami kemerdekaan dalam hidup melalui proses pertumbuhan menuju kemuliaan dan diubahkan untuk menjadi serupa dengan gambar-Nya.

 

Tabernakel   

Menggambarkan karya Tuhan Yeshua (menyelamatkan dari dosa menuju kemuliaan) dan menggambarkan perjalanan rohani kita dari dosa menuju kemuliaan. Alat-alat dalam tabernakel menggambarkan dua hal tersebut yang dijelaskan dalam Injil Yohanes. Tahapan tabernakel:

  1. Pintu masuk pelataran (Yoh. 10: 9-10)
  2. Mezbah korban bakaran (Yoh. 1: 29, Rom. 12:1). Dipraktikkan dengan menyerahkan seluruh keberadaan hidup kepada Tuhan Yeshua sebab kita adalah milik Bapa sehingga kita tidak bisa sembarangan dalam menjalani kehidupan di dunia.
  3. Bejana pembasuhan (Yoh. 3: 3-5), yaitu lahir dari air (baptis selam) dan roh (berdoa minta penuh Roh Kudus).
  4. Ruang kudus
  5. Meja roti sajian (Yoh. 6: 50-51, Maz 1: 1-3, Yos. 1: 8) yang menggambarkan firman Tuhan/Torah yang perlu untuk dipelajari, direnungkan, diperkatakan dan dipraktikkan.
  6. Kandil emas/menorah (Yoh. 8: 12, Mat 5: 14-16) praktiknya dengan menjadi terang (melakukan perbuatan baik sesuai dengan rencana Tuhan) untuk mempermuliakan nama Bapa YHWH.
  7. Mezbah dupa, yaitu doa dan persekutuan kita secara terus menerus kepada Bapa dengan ucapan syukur, penyembahan, pujian dan meminta rencana dan kehendak Tuhan di dalam nama Tuhan Yeshua (Yoh. 17:1-3, 16: 23-24, 1 Tes. 5: 16-18).
  8. Ruang maha kudus

Terdapat tabut perjanjian dan tutup pendamaian (Yoh. 19:30, Gal. 2:19b). Tempat manusia bertemu kepada Bapa yang sempurna. Kita sebagai manusia memang belum sempurna, tetapi menuju kesempurnaan melalui proses kemuliaan demi kemuliaan yang Tuhan sediakan untuk kita alami.

Kesimpulan  

Kita diperintahkan untuk membangun bait suci. Gambaran dari diri kita dan jemaat Tuhan yang harus meneladani pribadi dan karya Tuhan Yeshua di bumi. Bait suci menjadi tempat tinggal Elohim di bumi untuk menggenapkan kerinduan hati Bapa dekat dengan kita, menyempurnakan pola penyembahan, ibadah dan pelayanan kita. Bait suci merupakan proses pertumbuhan kita menjadi mulia (serupa dengan gambar-Nya).