December 17, 2021

How Did Modern Christianity Separate From Its Hebraic Roots?

How Did Modern Christianity Separate From Its Hebraic Roots?

Kebanyakan orang Kristen sudah tidak merayakan hari-hari raya yang tertulis di Kitab Suci. Sehingga, tanpa disadari hal tersebut secara berkelanjutan sampai kepada generasi selanjutnya. Akan tetapi, bagi anak-anak Tuhan yang mau taat kepada kebenaran firman Tuhan (merayakan hari-hari raya yang ada di Kitab Suci) menjadi hal yang aneh. Kita harus tahu dan memahami bahwa, merayakan hari-hari raya yang ada di Kitab Suci bukanlah milik orang Yahudi melainkan perintah Tuhan yang harus dilakukan secara turun temurun. Oleh karena itu, kita akan belajar tentang ke-Kristenan modern yang sudah terpisah dari akar Ibrani. Jika melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara gereja-gereja sekarang maka, menjadi berbeda dengan peristiwa yang tertulis di Kitab Kisah Para Rasul.

Sound Teaching (2 Tim. 4:3-4, Mat. 28:18-20)

Rasul Paulus mengingatkan melalui Timotius bahwa waktunya akan tiba, dimana seseorang tidak sabar untuk mendengarkan pengajaran-pengajaran yang sesuai kebenaran firman Tuhan. Mereka justru memuaskan keinginan, hasrat yang ada di dalam hidupnya dengan mengumpulkan guru-guru supaya menyampaikan hal-hal yang enak untuk didengar. Mereka lebih memilih untuk mendengarkan pengajaran-pengajaran yang sesuai dengan keinginan/kedagingan yang ada di dalam dirinya (2 Tim. 4:3-4) dan bukan mendengarkan pengajaran-pengajaran sehat yang sesuai perintah Tuhan (Torah). Bagi orang-orang yang hidup sembarangan (tidak sesuai firman Tuhan) akan beranggapan bahwa pengajaran-pengajaran sehat yang sesuai Torah merupakan hal yang membosankan dan tidak menyenangkan.

Tuhan Yeshua mengajarkan kebenaran firman Tuhan kepada para rasul-rasul (Mat. 28:18-20). Para rasul juga mengajarkan kebenaran firman kepada umat Tuhan. Setelah Tuhan Yeshua menyelesaikan misi-Nya di bumi (terangkat dan naik ke surga), para rasul-rasul melanjutkan misi untuk mengabarkan kebenaran firman. Pengajaran Tuhan Yeshua kepada para rasul-rasul dan selanjutnya para rasul-rasul mengajarkan Torah kepada umat-Nya ada yang hilang di masa sekarang. Oleh karena pengajaran yang diberikan oleh ke-Kristenan di dunia saat ini berbeda dengan pengajaran yang sebelumnya Tuhan Yeshua ajarkan kepada para rasul-rasul. Rasul Petrus ketika berdoa dan penuh Roh Kudus, ada 3000 orang dari berbagai kota yang sedang berkumpul di bait suci sedang merayakan Shavuot mereka bertekun di dalam pengajaran-pengajaran rasul-rasul (Kis. 2:42). Pengajaran rasul-rasul adalah pengajaran Tuhan Yeshua. Mereka (orang Yahudi) mendengarkan pengajaran di bait suci dan tidak ada orang Gentile/Goyim yang masuk ke bait suci. Mereka disukai oleh banyak orang dan setiap hari jumlah mereka semakin bertambah. Ada 5000 orang laki-laki, tetap di bawah pengajaran Petrus dan Yohanes dan mereka disukai orang banyak (Kis. 4). Mereka menjadi percaya dan rajin memelihara hukum Taurat (Kis. 21:18).

Orang Yahudi dan Gentile/Goyim yang menerima Tuhan Yeshua sebagai Mesias dan Juruselamat, sedang berkumpul di Sinagoga untuk beribadah (Kisah 15: 20-21). Mereka mendengarkan pengajaran Torah. Setelah orang Gentile menerima Tuhan Yeshua sebagai Mesias dan Juruselamat beribadah di Eklesia (Mat. 16:18).

Eklesia (Mat. 16:18)

Tempat ibadah dalam Bahasa Ibrani menggunakan dua kata kahal (Eklesia) diterjemahkan jemaat, perhimpunan, perkumpulan dan menurut new testament diterjemahkan gereja dan Edah. Eklesia di Kitab Perjanjian Baru diawali oleh orang Yahudi sebagai pelaku Torah (Kis. 2:1-41: Gal. 4:4; Rom. 15:8). Tidak ada Gentile/Goyim yang terlibat di awal-awal pelayanan para rasul-rasul. Keterlibatan Gentile dimulai ketika Petrus bertemu Kornelius (Kis. 10) sebagai God-fearer. Kornelius bukan penganut agama Yahudi/tidak terlibat dalam penyembahan-penyembahan agama Yahudi. Permasalahan dengan Gentile muncul sehubungan dengan pengajaran yang salah tentang b’rit-milah (sunat). Gentile harus disunat (proselit) untuk bisa selamat (Kis. 15). Eklesia pada Perjanjian Baru merujuk pada komunitas yang called out (dari segala suku dan bahasa, Jews-Gentile) yang percaya bahwa Tuhan Yeshua tidak lain adalah bapa YHWH yang datang dalam daging yang mati sebagai korban pengganti dosa-dosa mereka, dikuburkan, dan dibangkitkan dari kematian. Pengertian Eklesia menurut new testament ini yang menyebabkan ke-Kristenan modern tercabut dari akar yang sebenarnya (Ibrani). Di masa modern/sekarang akar Ibrani semakin dijauhkan dari arti sebenarnya.

Keterpisahan diawali dari persekusi “messianic community” tampak semakin jelas setelah tragedi penghancuran bait suci di tahun 70 M. Termasuk dikeluarkan Birkat Haminim/blessing on the hereatics oleh Sanhedrin. Berisi tentang mengutuk pengikut Tuhan Yeshua. Dan, orang Yahudi yang tidak mau membacanya dianggap sesat dan dikeluarkan dari komunitas. Keterpisahan Mesianic Community dan rabbinic Judaism semakin jauh saat terjadi perang melawan Roma, dimana Rabbi Akiva menyakinkan Sanhedrin untuk mendukung perlawanan dan mengakui pemimpinnya (Simon Bar Kokbah) sebagai Jewish Messiah. Kemudian Gentile Eklesia/church berkembang dengan entitas yang berbeda dengan “akarnya” dan dengan misi dan tujuannya sendiri. Eklesia secara eksklusif berarti gereja dan tidak ada hubungannya kembali dengan Tuhan Yeshua. Berbagai sidang Eklesia/gereja di abad 3 dan 4 menolak pengaruh keyahudian dalam gereja dan mengabaikan keYahudian Yeshua dan Eklesianya.

Ada beberapa hal untuk memahami hubungan gereja-eklesia dan Yahudi saat ini, yaitu

  1. Gereja sebagai pengganti Israel (Replacement Theology). Gereja Kristen sekarang sebagai eklesia Tuhan yang benar menggantikan Israel (Roma 9:6). Karena Israel menolak Tuhan Yeshua sebagai Mesias, maka gereja sekarang ini menerima semua perjanjian berkat dan semua janji-janji Tuhan. Semua perjanjian dan janji-janji diberikan kepada Israel diberikan kepada gentile church, sehingga orang-orang Yahudi harus berbalik/bertobat ke Gentile Christianity. Perjanjian Baru yang diberikan kepada Israel (Yer. 31:31-37) digenapi melalui gereja. Israel bukan lagi bangsa pilihan beserta segala keunikan statusnya di masa yang akan datang. Gereja (bukan Israel) adalah biji mata Tuhan (Kel. 32:10, Zakh. 2:8).
  2. Gereja Tuhan terpisah dari Israel (Separation Theology). Gereja adalah ciptaan baru yang dimulai dari pencurahan Ruach Hakodesh pada saat Shavuot. Gereja adalah eklesia (1 Kor. 12:13, Kis. 1:8, 2:38). Israel adalah group eklesia (Kel. 19:6) yang masuk dalam perjanjian yang spesifik dengan Tuhan. Gereja tidak dibawah mosaic covenant yang diberikan ke Israel di Sinai. Janji-janji yang dibuat untuk Israel digenapi bukan untuk gereja.
  3. Gereja Tuhan di tusuk-sambungkan pada remnant of Israel. Remnant adalah Yahudi (etnic Israel) yang telah beroleh anugerah menerima Tuhan Yeshua sebagai Mesias yang dijanjikan (Rom. 11:5). Kitab Suci di Perjanjian Lama mencatat mereka yang dipelihara Tuhan dari abad ke abad yaitu Ishak (Kej. 17:19), Yakub (Kej. 28:13-15), Yusuf (Kej. 45:7), Kaleb dan Yosua (Bil. 14:38), Elia, Yehezkiel juga sebagai umat sisa (Yeh. 37:19). Kitab Suci di Perjanjian Baru mencatat mereka sebagai remnant. Tuhan memilih umat sisa untuk menerima Mesias (Rom. 11:5), Setelah Roma menghancurkan bait suci, Tuhan memelihara remnant Israel sampai sekarang. Paulus berbicara umat sisa yang telah ditentukan oleh anugerah Tuhan. Dan selama masa kesusahan besar, Tuhan akan memelihara umat sisa (Why. 7:4).

Kesimpulan

Di masa kesukaran besar yang akan terjadi, Tuhan akan memelihara umat sisa-Nya. Kita harus tahu dan mendeteksi sistem dunia yang mencoba untuk menjauhkan ibadah dan keyakinan kepada akar yang sebenarnya (Ibrani). Yoh. 4:22 mengingatkan bahwa kita harus mengenal siapa yang kita sembah, bagaimana karakter yang kita sembah, dan apa kemauan dari yang kita sembah. Semuanya bukan dari ide-ide yang berasal dari diri sendiri akan tetapi harus mengenal dengan benar kehendak-Nya bagi kita. Dan, peribadahan yang kita lakukan tidak menyimpang dari kehendak-Nya.