December 19, 2021

Wearing Messiah’s Robe

Wearing Messiah’s Robe

Inti dari kekristenan seharusnya adalah Kristus, bukan hanya menjalankan kewajiban agama kita. Saat ini, Tuhan ingin kita menjadi umat-Nya yang dewasa secara rohani. Sebab bila kita sungguh-sungguh menenggelamkan hidup kita dalam firman-Nya, kita dapat melihat hal-hal yang luar biasa yang Tuhan sediakan. Perhatikan gaya hidup bapa-bapa leluhur Israel (Abraham, Ishak, dan Yakub), mereka berprofesi sebagai gembala. Mengapa? Menurut interpretasi para rabi, pekerjaan sebagai gembala adalah pekerjaan yang mudah dilakukan, sehingga mereka punya lebih banyak waktu untuk belajar Torah/ firman Tuhan.

Kita tahu bahwa Tuhan Yeshua adalah Gembala Agung kita, apakah kita sekarang sungguh-sungguh domba (hewan yang gampang untuk diatur dan taat) atau bukan? Sebab Tuhan ingin membawa kita “berlari” (manusia rohani yang terus bertumbuh mencapai level yang Tuhan kehendaki). Supaya kita tidak diombang-ambingkan dengan angin pengajaran.

Memakai jubah Mesias

Tiap zaman Tuhan menyisakan sekelompok orang yang tetap memegang teguh Torah/ firman Tuhan sesuai yang Tuhan kehendaki. Kelompok ini disebut remnant (contoh: Elia dan 7000 orang yang tetap menjalankan perintah Tuhan, I Raja-raja 19: 18). Konsep Yahudi tentang remnant adalah bila jumlah buah sulung (sudah menerima Tuhan Yeshua sebagai Mesias) tergenapi, artinya terhitung sebagai seluruh Israel akan diselamatkan (luput dari hukuman). Jumlah ini tertulis di Kitab Wahyu (7: 4-8) untuk suku keturunan Israel. Lalu, bagaimana dengan bangsa-bangsa lain (gentiles)? Perhatikan ayat 9-10, kita ada di dalam rencana penyelamatan Bapa.

Ciri-ciri orang banyak yang hadir di hadapan takhta dan Anak Domba, adalah mereka memakai jubah putih dan memegang daun palem.

  1. Daun Palem

Bila kita ingat beberapa waktu yang lalu, saat merayakan Sukkot, kita belajar tentang 4 hal yang selalu dibawa pada saat perayaan (etrog, lulav, myrtle, willow). Lulav digambarkan dengan daun palem, yang artinya orang yang banyak belajar tentang Torah/ firman Tuhan, tetapi tindakannya tidak sebanyak apa yang sudah dia pelajari.

  1. Jubah putih (Wahyu 19: 7-8)

Gambaran perbuatan-perbuatan benar yang sesuai dengan kehendak Elohim. Arti secara keseluruhan (memakai baju putih dan membawa daun palem) adalah orang yang belajar Torah/ firman Tuhan dan melakukan perbuatan-perbuatan benar yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Perbuatan benar yang Tuhan kehendaki

Konsep Ibrani tentang perbuatan benar ini, disebut mitzvah (contohnya: orang menikah, memiliki anak, dan sebagainya). Ketika kita melakukan perbuatan baik yang sesuai dengan perintah Tuhan disebut kita melakukan mitzvah. Jadi, ketika seseorang melakukan mitzvah, artinya dia sedang memakai jubah putih.

Ketika manusia roh kita hidup, perbuatan-perbuatan benar yang Tuhan kehendaki seharusnya juga aktif kita lakukan. Perbuatan benar yang kita lakukan diperhitungkan oleh Tuhan, Konsep ini akan menolong kita supaya tidak keliru dalam menafsirkan firman Tuhan (contohnya Ef. 2: 8-9). Mengenai contoh tersebut yang membuat kekeliruan dalam penafsiran, sehingga berdampak fatal. Sebab dalam ayat selanjutnya (ay. 10) dijelaskan bahwa kita harus melakukan pekerjaan/ perbuatan baik yang Tuhan kehendaki. Artinya, ada mitzvah yang ujungnya akan membawa kita kepada keselamatan, tetapi juga ada mitzvah yang tidak berkenan di hadapan Tuhan (band. Yakobus 2: 17, 22).

Literatur Ibrani (Sanhedrin 37a) menjelaskan,” dari Kidung Agung 6: 7, mengajarkan bahwa ada orang yang jahat, tetapi mereka penuh dengan mitzvot, seperti buah delima penuh dengan biji-biji.” saat kita melakukan perbuatan baik (yang sepertinya sesuai firman Tuhan), tetapi nyatanya hal itu tidak membuat iman kita bertumbuh dan mengenal Tuhan lebih baik, artinya ini tidak akan menyelamatkan. Juga sebaliknya, saat seseorang tidak melakukan perbuatan baik/ benar, dia pun tidak dapat memperoleh keselamatan. Jadi, kita harus melakukan mitzvah yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga bisa menumbuhkan iman kita.

Bagaimana kita melakukan mitzvah yang berkenan di hadapan Tuhan?

Saat Tuhan Yeshua ada di dunia, Dia menegur yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Sebab mereka melakukan mitzvah, tetapi hatinya jahat di hadapan Tuhan. Lalu, apa yang harus kita lakukan supaya mitzvah yang kita lakukan dapat memunculkan iman yang membawa kepada keselamatan? Kejadian 49: 1 (terjemahan aslinya, Yakub memberkati anak-anaknya dan memberikan petunjuk tentang apa yang akan terjadi di akhir zaman). Lalu, Yakub bernubuat tentang anak-anaknya dengan teguran (ay. 3-7), tetapi saat Yehuda nubuat dari Yakub berbeda (ay. 9-12). Yakub menubuatkan tentang Mesias (Tuhan Yeshua) yang akan datang dari keturunan Yehuda.

Pengertian tentang ayat 11, keledai yang dimaksud adalah keledai jantan dan betina. Keledai melambangkan gentiles (bangsa-bangsa lain). Kalau kita ingin melakukan mitzvah yang berkenan kepada Tuhan, cuci dan celupkan jubah kita ke dalam anggur (simbol sukacita)! Artinya, melakukan firman Tuhan (mitzvah) dengan sukacita (bukan bersungut-sungut, mengomel, menolak, mengkritik, dan sebagainya). Adalah pilihan kita untuk melakukan firman Tuhan dengan sukacita atau tidak.

Ohr HaChayim mengatakan, ”Kekuatan dari Raja yang akan menjadi Mesias adalah kesenangannya dengan memerhatikan Torah. Pemahaman tentang Torah (mitzvah) adalah gambaran memakai jubah ungu.” Kita ingat jubah ungu sebagai pengorbanan Tuhan Yeshua di kayu salib.

Kesimpulan  

Bila kita ingin menjadi umat Tuhan yang dewasa, pakailah jubah Mesias. Jubah putih yang sudah dicelupkan ke dalam anggur. Artinya, lakukan tiap perbuatan baik yang berkenan di hadapan Tuhan dengan hati yang penuh sukacita. Sebab menjadi sukacita dalam melakukan Torah, adalah pilihan kita. Kita tidak akan bersukacita melakukannya, sampai kita memilih untuk kita bersukacita saat melakukannya.