Istilah perjanjian baru (new covenant) yang tepat terdapat dalam Yeremia 31: 31-34, sehingga artinya bukan kumpulan kitab yang ada di Perjanjian Baru (new testament). Akibatnya memunculkan pendapat bahwa ada perintah-perintah Tuhan (khususnya yang tertulis dalam kumpulan kitab Perjanjian Lama) yang tidak berlaku. Bahwa kita hidup di zaman kasih karunia. Apakah sungguh seperti itu yang Tuhan kehendaki? Contohnya yang tertulis dalam Matius 5: 27-30. Ayat ini tampak begitu menakutkan karena ada bagian tubuh yang harus dipotong. Secara literal, kita tidak mungkin berani melakukannya. Ayat yang tampak menakutkan ini tertulis di kitab Perjanjian Baru (New Testament). Hal ini seolah kontradiksi apa yang dikatakan kebanyakan orang Kristen bahwa Perjanjian Baru penuh dengan kasih karunia, sedangkan Perjanjian Lama berisi “ayat-ayat yang kejam.” Karena itu, kita perlu memahami ayat-ayat firman Tuhan dengan tepat. Jadi, firman Tuhan adalah semua firman yang ditulis dari kitab Kejadian sampai Wahyu (bukan dari Matius sampai Wahyu saja).
Kita tahu bahwa saat Tuhan Yeshua ada di dunia, DIA mengajarkan Torah firman Tuhan sesuai dengan apa yang Elohim kehendaki. Artinya, bila kita ingin memahami perkataan atau pengajaran Tuhan Yeshua, kita harus belajar firman Tuhan dari Kejadian sampai Wahyu (jangan dipisah-pisah).
Bandingkan perkataan Tuhan Yeshua (Matius 5: 27-30)
Sebelumnya ada ayat yang mirip dengan apa yang Tuhan Yeshua katakan, yaitu dalam Keluaran 21: 26-27. Disebutkan dua organ tubuh secara jelas, yaitu mata dan gigi. Rabbeinu Bachya memberikan pendapatnya tentang ayat ini (Keluaran 21: 26-27), “Inilah adalah hukum yang Alkitabiah bahwa seorang budak Kanaan akan dibebaskan ketika dia kehilangan gigi atau mata akibat perlakuan yang tidak baik dari tuannya. Sebab asal mula bangsa Kanaan menjadi budak sehubungan dengan gigi dan mata. Ini tertulis dalam kaitannya dengan Ham, Bapa orang Kanaan (Kejadian 9: 22).”
Apa yang dilakukan leluhur bangsa Kanaan, Ham, merupakan sebuah kejahatan. Setelah Nuh sadar, dia mengutuk keturunan Ham sebagai budak bagi saudara-saudaranya (Kejadian 9: 24-25). Kesalahan Ham menjadi jelas. Dia melihat ketelanjangan ayahnya (berkaitan dengan mata) dan membicarakan kekurangan/ kesalahan ayahnya (berkaitan dengan gigi).
Rabbeinu Bachya memberikan pendapat, “Dia bersalah untuk yang pertama dengan matanya dengan melihat, lalu dengan giginya yang membicarakan apa yang dia lihat. Itulah mengapa akhirnya, dia dikutuk (Kejadian 9: 25). Saat dua organ tubuh (mata dan gigi) yang diserang/ dipukul, maka kutuk yang dilontarkan oleh Nuh akan dilepaskan.
Aplikasi dalam kehidupan kita
Firman Tuhan memiliki pengertian secara jasmani dan rohani. Secara jasmani, ayat di atas tampak tidak relevan karena saat ini sudah tidak ada perbudakan. Namun, ayat ini memiliki makna secara rohani yang berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. Talmud (salah satu literatur Ibrani) menulis bahwa mata adalah sumber hasrat (bisa membangkitkan hasrat dari melihat), seperti tadi yang Ham lakukan. Seharusnya, saat dia melihat ketelanjangan ayahnya (Ayin Ra), dia tidak perlu membicarakan atau menyebarkan ke saudara-saudaranya (Lashon Hara). Dorongan yang ada di dalam diri Ham yang tidak bisa dikendalikan, mengakibatkan dia dan keturunannya dikutuk menjadi budak.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, juga sering terjadi konsep Lashon Hara (mulut jahat) dan Ayin Ra (mata jahat). Kita masih menemukan orang-orang yang suka bergosip, menghasut, memprovokasi seseorang untuk membenci sesamanya. Kita yang sudah tahu tentang kebenaran ini, janganlah terpancing. Namun, hendaknya kita bersikap bijaksana (seperti Sem dan Yafet). Kitab Suci mencatat bahwa mereka yang melakukan lashon hara langsung mendapat hukuman dari Tuhan, contohnya Miryam yang terkena kusta dan Ananias serta Safira, yang langsung mati karena berbohong (lashon hara). Karena itu, apa yang tertulis dalam kitab-kitab di Perjanjian Lama akan selaras dengan kitab-kitab dalam Perjanjian Baru. Sebab Tuhan Yeshua tidak pernah membatalkan Torah firman-Nya satu pun (band. Matius 5: 17). Saat kita melakukan lashon hara terhadap sesama kita, hal itu seolah-olah kita sedang membunuhnya (band. Matius 5: 21-22). Juga, dengan Ayin Ra (mata jahat) (band. Matius 5: 28, Keluaran 20: 17).
Bagaimana supaya tidak jatuh dalam Ayin Ra dan Lashon Hara?
Kita perlu berjaga-jaga dengan waktu yang kita gunakan. Bila kita memiliki lebih banyak waktu menganggur, celah untuk jatuh dalam dua hal itu terbuka. Terlebih kita harus waspada terhadap “menganggur secara rohani,” artinya kondisi roh kita sedang berada jauh dari Tuhan. Karena itu, mari kita cek hidup kita mengenai lashon hara (gosip, fitnah, hasutan, menjelekkan orang lain, berbohong, dan sebagainya) dan ayin ra (iri hati, mengingini milik orang lain, menonton porno, dan sebagainya).
Terjemahan Strong Amsal 16: 27-29, untuk “orang yang tidak berguna,” disebut beliya’al. Artinya, worthlessness (sia-sia), good for nothing (tidak berguna), wicked (jahat), ruin, destruction (menghancurkan). Terjemahan dalam The Living Bible, “Idle hands are the devil’s workshop; idle lips are his mouthpiece. An evil man sows strife; gossip separates the best of friends. Wickedness loves company—and leads others into sin.”
Perbudakan secara rohani, adalah saat kedagingan menjadi tuan, roh kita yang diperhamba (dipukul), sehingga yang menguasai hidup kita, tentu saja lashon hara dan ayin ra. Bila kita membiarkan kedagingan menguasai dan memukul roh kita, lama-kelamaan manusia roh kita menjadi lemah dan habis. Namun, bila manusia roh kita lebih kuat dan menjadi tuan, kita tidak akan terpancing untuk jatuh dalam hal-hal itu.
Kesimpulan
Karena itu, kita harus memacu diri untuk membangkitkan manusia rohani di dalam kita dan mengendalikan tiap keinginan untuk lashon hara dan ayin ra. Jadi, pukul kejahatan itu pergi. Gunakan mata untuk belajar Torah Tuhan dengan tekun. Gunakan gigi (mulut) untuk berdoa dan menguatkan iman sesama kita. Maka kejahatan akan tersingkir dari hadapan kita.