October 14, 2021

Journey That’s Worthy

Journey That’s Worthy

Torah Parshah kali ini terambil dari Kejadian 12: 1, dalam terjemahan Ibrani muncul kata “Lekh Lekha” yang dapat diartikan “go to your self.” Perintah ini Tuhan berikan kepada Abram supaya dia pergi menemukan dirinya yang sebenarnya. Setelah itu, Abram memulai perjalanannya dan Tuhan mengubah namanya menjadi Abraham (bapa dari segala bangsa).

Ketika itu Abram berusia 75 tahun saat pergi mencari jati dirinya, sedangkan hidupnya saat itu sudah kaya dan mapan. Ini bukan tentang kenyamanan hidup di dunia, melainkan Tuhan ingin Abraham menghidupi rencana Tuhan. Selama perjalanan hidupnya keluar dari kenyamanan membuat Abraham dapat menemukan Tuhan. Membuat hidupnya bermakna bagi orang lain. Kita pun harus membuat perjalanan hidup kita di dunia ini menjadi berharga.

Perjalanan Abraham menemukan jati diri yang sejati

Terjemahan asli menuliskan, “… go to yourself by going from your land, from your birthplace, and from your father’s house…” (Kejadian 12: 1)

Rabi Menachem Mendel Schneerson (Lubavitcher Rebbe) mengatakan pandangannya, “Secara literal ‘lekh lekha,’ artinya pergilah kepada dirimu. Perintah kepada Abraham ini juga diberikan kepada masing-masing kita. Maksudnya, supaya kita kembali dan terhubung dengan jati diri kita, kepada essensimu, dan kepada akar rohani kita.”

The Lubavitcher Rebbe berpandangan, “Go from your land, artinya keluarlah dari hasrat duniawi (keinginan jahat, contohnya serakah, egois, dan sebagainya). Go from your birthplace, artinya keluar dari budaya lingkungan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Go from your father’s house, artinya keluar dari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga yang tidak semuanya baik dan benar (sebab tidak ada keluarga yang sempurna).

Karena itu, untuk menemukan jati diri kita harus berani keluar dari hal-hal yang tidak sesuai firman atau melampaui hal-hal yang sudah baik menjadi hal-hal yang benar di hadapan Tuhan. Berdasarkan ketiga hal di atas, apa tolok ukur yang menentukan mana yang salah atau benar? Pastinya, firman Tuhan harus menjadi dasar.

Melakukan Torah/ Firman Tuhan

Istilah tentang ‘Torah’ masih sering diperdebatkan. Padahal sebenarnya Torah sama dengan firman Tuhan. Arti dalam bahasa Ibrani kata ‘Torah,’ adalah instruksi. Kita yang percaya kepada Tuhan Yeshua, mengartikan Torah adalah firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Kejadian sampai Wahyu.

Namun, masih ada yang berpendapat bahwa torah muncul pada zaman Musa, sedangkan di zaman Abraham belum ada. Bila kita perhatikan firman Tuhan, kita baca tentang kisah Nuh yang memisahkan binatang yang tahir dan yang najis. Abraham tahu bahwa Tuhan yang disembah adalah Tuhan yang Esa bukan berdasarkan insting, melainkan dia memelajari Torah. Abraham juga sudah memberikan persepuluhan (saat bertemu Melkisedek) karena dia belajar Torah dari leluhurnya. Artinya, Nuh dan Abraham tahu tentang Torah, hanya pada waktu itu Torah belum ditulis. Musa mendapat keistimewaan untuk menulis Torah Tuhan.

Saat ini, Tuhan juga menghendaki kita tetap melakukan apa yang menjadi perintah-Nya yang sudah ditulis melalui perantara nabi-nabi-Nya (Torah/ Firman Tuhan), sehingga hati kita dapat diubahkan sesuai dengan kehendak-Nya. Kita pun akan mengalami kuasa firman Tuhan. Saat kita fokus melakukan kehendak Tuhan (tetap memberi perpuluhan dan persembahan, melayani Tuhan, dan sebagainya), percayalah Tuhan pasti tidak akan membiarkan kita kekurangan. Sebab Torah Tuhan mengajarkan tentang memberi dapat mendatangkan sukacita. Artinya, Torah Tuhan yang kita lakukan akan memberi kehidupan dan mendatangkan berkat dalam hidup kita.

Jadi, melakukan Torah tidak membawa kita hidup di dalam kutuk, perhatikan ayat-ayat firman Tuhan di bawah ini:

  1. Torah menyatakan visi dan membawa keberuntungan (Amsal 29: 18)
  2. Torah menerangi jalan-jalan hidup kita (Amsal 6: 23)
  3. Orang yang melakukan Torah akan dikaruniai rasa cukup dan dihindarkan dari kejahatan (Amsal 28: 4)
  4. Orang yang melakukan Torah akan menjadi bijaksana (Amsal 28: 7)
  5. Orang yang tidak melakukan Torah di hadapan Tuhan doa mereka adalah kekejian (Amsal 28: 9)
  6. Orang yang melakukan Torah akan diberkati (Mazmur 1: 1-3)
  7. Torah akan memberi hikmat dan memperlengkapi setiap perbuatan baik (2 Timotius 3: 15-17)
  8. Torah adalah sesuatu yang ilahi (Roma 7: 14)
  9. Torah berisi hal-hal tentang Tuhan Yeshua (Yohanes 5: 46-47)

Belajar dari perjalanan Abraham

Abraham melakukan perjalanan untuk menemukan jati dirinya bukanlah hal yang mudah. Dia tinggal di tanah yang gersang (Lot memilih tempat yang subur), mengalami kelaparan (sehingga harus ke Mesir), berperang melawan bangsa-bangsa, berkonflik dalam keluarga, dan sebagainya. Hidupnya tidak mudah dan penuh tantangan, inilah yang membentuk Abraham. Dia tidak bersungut-sungut atas tiap tantangan yang dialami sebab itu, akan membentuk jati dirinya sesuai dengan kehendak Tuhan. Hadapi dan jangan menyalahkan orang lain atau keadaan. Tantangan yang kita hadapi saat ini, mungkin akan mendatangkan berkat di masa yang akan datang bahkan Tuhan selalu memberi jalan keluar untuk menolong kita.

Kita tahu bahwa hidup Abraham sangat diberkati dengan harta dan kesehatan. Rahasianya karena seluruh hidup Abraham diserahkan kepada rencana dan kehendak Tuhan.

Kesimpulan

Bekerjalah bagi kerajaan dan kemuliaan Tuhan, maka kita akan melihat seluruh semesta akan bekerja untuk kita. Arahkan kekuatan dan fokus kita bagi kerajaan Tuhan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang Bapa sediakan bagi kita. q