October 16, 2021

Pedang yang Tumpul

Pedang yang Tumpul

Kita semua sedang berjuang untuk mengerjakan keselamatan kita saat ini. Kita telah melewati gerbang keselamatan, yaitu Tuhan Yeshua, dan sekarang sedang berjalan di jalan keselamatan untuk masuk ke tanah perjanjian yang disediakan Tuhan, Elohim YHWH.

Jalan yang harus dilalui bukanlah jalan yang mudah. Karena itu, kita harus menjalaninya dengan sangat hati-hati dan dengan takut serta gentar. Karena di ujung perjalanan ini, Tuhan sedang menantikan kita dan berharap menemui kita dengan tidak bercela dan tidak tercemar.

Tuhan sangat tahu bahwa kita harus melewati jalan yang sulit, karena kita berada di tengah generasi yang tidak jujur dan sesat. Ada banyak penyesatan dan usaha si jahat untuk membelokkan kita dari jalan Tuhan. Karena itu, Tuhan memberikan perlengkapan-perlengkapan yang kita perlukan dalam perjalanan ini. Salah satu perlengkapan yang diberikan adalah ‘pedang Roh’ (Ef. 6: 17). Jadi, pedang Roh adalah Firman Tuhan (rhema).

Sekilas pandangan tentang firman Tuhan (Torah) (2 Tim. 3: 16, Ibrani 4: 12)

Jadi, Firman Tuhan ini seharusnya mempunyai kuasa yang luar biasa. Seperti pedang yang tajam, yang mampu memangkas segala dosa, memberikan pengajaran, teguran dan didikan, sehingga hidup manusia diubahkan. Memisahkan kehendak manusia dan kehendak Tuhan. Membedakan mana yang keinginan hati/ pikiran kita dan kehendak Tuhan. Firman Tuhan juga merupakan senjata untuk melawan iblis.

Iblis tidak bisa menghadapi Firman Tuhan yang begitu berkuasa. Saat Tuhan Yeshua diserang iblis, Tuhan menggunakan pedang ini untuk menghancurkan segala tipu daya iblis. Iblis sangat tahu akan hal ini, karena itu dia berusaha keras bagaimana caranya agar pedang itu tidak berfungsi dengan baik. Iblis berusaha agar anak-anak Tuhan memakai pedang yang tumpul.

Caranya bagaimana? Dengan mengubah Firman Tuhan, melunakkan, mengendorkan, dan mengencerkan. Termasuk terjemahan yang tidak tepat, tafsiran yang kurang pas, pemindahan akar. Itu semua membuat Firman Tuhan, seperti pedang yang tumpul dan kehilangan kuasa-Nya. Karena itu, Tuhan Yeshua sangat menekankan, bahwa tidak ada perubahan dalam Torah Tuhan.

Terkadang karena sungkan atau takut menyinggung perasaan orang lain, kita memperlunak atau mengendorkan Firman Tuhan. Banyak orang berpendapat agar kata: neraka, kutuk, mati, binasa, atau musnah, sebaiknya jangan dibicarakan. Jika kita tidak menyampaikan yang sebenarnya, dan seseorang terperosok ke dalam neraka atau hidup di bawah kutuk, bukankah itu justru mencelakakan bagi orang lain dan diri kita sendiri. Jika kita tidak memberitakan kebenaran seutuhnya dan mengakibatkan orang lain celaka, darahnya tertanggung atas kita juga (Yeh. 3: 18, 20). Toleransi dan kompromi terhadap dosa akan membuat Firman Tuhan kehilangan kuasa-Nya, seperti sebuah pedang yang tumpul.

Sangat berbahaya apabila kita tidak menyampaikan Firman Tuhan sebagaimana adanya. Jika seseorang terperosok ke dalam neraka karena pengertian yang tidak pas, darahnya tertanggung atas kita yang tidak berani mengatakan yang sebenarnya.

Contoh-contoh Firman yang diganti dan ditafsirkan sebarangan, sehingga berakibat fatal

  1. Sangat mengejutkan ketika ada orang yang berpendapat bahwa Torah Tuhan mendatangkan kutuk. Akibat salah menafsirkan, pengertian tentang Firman Tuhan berubah 180 derajat. Bagaimana mungkin, Torah Tuhan yang begitu mulia, yang membuat seseorang hidup dan diberkati apabila melakukannya (Neh. 9: 29; Yeh. 20: 11), bisa menjadi kutuk? Bukankah ini adalah pengubahan yang sangat membahayakan kehidupan kita. Seharusnya kita menjadi orang yang diberkati, tetapi karena salah mengerti, kita justru bisa hidup di bawah kutuk (Ul. 28: 15).
  2. Juga, tentang persepuluhan dan persembahan (Mal. 3:6-12). Semua diputar-balikkan begitu rupa, sehingga artinya menjadi berlawanan. Perubahan-perubahan ini sering dilakukan karena Firman Tuhan diberitakan tidak sebagaimana adanya. Karena kita bertindak menurut pikiran dan hikmat sendiri.
  3. Tentang penjahat di sebelah Tuhan Yeshua, yang diselamatkan Tuhan di detik-detik terakhir. Jika kita hanya membaca sepintas, kita akan beranggapan bahwa keselamatan itu mudah dan hidup dalam kejahatan tidak apa-apa, “yang penting, mengakui Tuhan Yeshua, otomatis selamat.” Karena itu, sering kita berusaha agar orang yang di ambang pintu maut, bisa mengakui dan menerima Tuhan Yeshua. Ini tidak apa-apa, tetapi apakah itu yang terjadi dengan penjahat di sebelah Tuhan Yeshua, sehingga Tuhan menganggap dia layak dibawa ke Firdaus? Kita memang tidak tahu banyak tentang penjahat itu. Tidak ada kisahnya di kitab suci, tetapi dari percakapan singkat yang ditulis dalam Lukas 23: 39-43, kita mendapat gambaran yang cukup jelas tentang dia.
  • Dia seorang yang telah melalui satu proses penghancuran kesombongan dan harga diri, sehingga dengan kerendahan hati dia bisa melihat dan mengakui bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa dan layak menerima hukuman.
  • Dia bukan seseorang yang buta tentang perkara-perkara rohani. Bahkan dia mempunyai pengertian yang melampaui pengetahuan para ahli Taurat dan Farisi. Dia tahu siapa Tuhan Yeshua. Dia tahu bahwa Tuhan Yeshua tanpa dosa dan dia tahu bahwa Tuhan Yeshua adalah Mesias yang dijanjikan, yang akan menjadi Raja.

Ini adalah pengertian-pengerian yang luar biasa yang tidak semua orang bisa memperolehnya. Karena itu, Tuhan Yeshua langsung berkata kepadanya, “Hari ini juga engkau akan berada di Firdaus bersama-Ku.”

Bukan berarti kita tidak boleh berusaha menginjil kepada orang yang sudah tidak sadar dan memaksa dia untuk menerima Tuhan Yeshua, karena kita beranggapan bahwa penjahat di samping Tuhan Yeshua seperti itu. Namun, alangkah baiknya, jika kita memberitakan injil semasa seseorang masih sadar penuh dan bisa menyesali dosa-dosa dan dalam kerendahan hati mengakuinya.

Karena salah mengerti dan menafsirkan, kita mempunyai pengertian-pengertian yang kurang tepat, bahkan mungkin berlawanan dengan maksud Tuhan. Ini sangat berbahaya. Mengakibatkan kita tidak mempunyai kuasa melawan iblis. Karena pedang yang kita gunakan adalah pedang yang tumpul.

Pertahankanlah ketajaman pedang Roh yang Tuhan berikan. Jangan mengubah Firman Tuhan menurut kesenangan kita sendiri, karena nanti akan hilang ketajamannya. Pedang yang tumpul tidak bisa memotong dosa, dan mengalahkan iblis.

Bagaimana mempertahankan pedang kita tetap tajam? (Filipi 2: 12-16)

  1. Miliki rasa takut dan gentar kepada Tuhan. Banyak yang beranggapan tidak boleh menimbulkan rasa takut dalam mengikut Tuhan. Tidak selalu rasa takut itu buruk. Jika manusia tidak mempunyai rasa takut kepada Tuhan, pasti lambat laun dia tidak menaati Tuhan. Sebab Tuhan justru menyukai orang yang takut kepada-Nya, yaitu takut dan gentar (Ul. 10: 12-13).
  2. Kita harus mempunyai tujuan hidup, yang terutama, untuk menyenangkan Tuhan.
  3. Lakukan segala sesuatu tanpa mengeluh dan berdebat. Apa yang Firman Tuhan katakan, lakukan saja tanpa berdalih-dalih.
  4. Jangan mengikuti cara-cara dan jalan-jalan dunia. Supaya kita tidak tercemar, bersinar, berbeda dengan dunia ini.
  5. Memegang teguh Firman kehidupan, yaitu Torah Tuhan. Lakukan dengan tepat dan akurat, tanpa menambah dan mengurangi. Artinya kita harus sungguh-sungguh belajar akan Firman Tuhan.