September 26, 2021

Hamba dan Tuan

Hamba dan Tuan

Selama seminggu ini kita belajar tema perayaan Sukkot, yaitu Lukas 12: 47-48. Tema ini berbicara tentang persiapan seorang hamba untuk menanti kedatangan tuannya. Firman Tuhan selalu memberikan petunjuk untuk perjalanan hidup kita. Kitab Suci menggambarkan seperti bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah Perjanjian, inilah perjalanan yang sedang kita jalani. Hari raya Sukkot, adalah salah satu perintah Tuhan untuk mengingat penyertaan dan kedahsyatan Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir dan menyertai mereka selama 40 tahun (bahkan baju dan sepatu mereka tidak rusak). Hal ini sebagai pengingat bagi generasi-generasi berikutnya. Perjalanan bangsa Israel ini menjadi gambaran kita yang sedang menjalani kehidupan di dunia menuju “Tanah Perjanjian” (yaitu, Kerajaan 1000 Tahun Damai). Orang-orang yang ikut dalam kebangkitan pertama, yang mengalami pengangkatan, dan yang menolak “tanda binatang” di tangan dan di dahi akan memerintah di dalam Kerajaan 1000

Tahun Damai. Itulah Tanah Perjanjian yang sedang kita tuju.

Tentang perayaan Sukkot

Kita sebagai goyim (bangsa-bangsa lain) yang menantikan kedatangan Tuhan Yeshua untuk ke dua kalinya harus memahami firman Tuhan supaya tepat berada di dalam waktu- waktu  Tuhan.  Kedatangan  Tuhan  yang pertama  (lahir  di  bumi)  berada  di  sekitar  waktu perayaan Sukkot, sehingga jelas bila kedatangan Tuhan Yeshua yang ke dua juga akan berada di sekitar perayaan Sukkot. Jadi, hari raya Sukkot sangat penting dan harus kita perhatikan sebab perayaan ini menjadi penanda akhir dari dunia. Beralih ke pemerintahan Tuhan Yeshua yang berkuasa sebagai Raja, sehingga semua orang dari bangsa-bangsa lain akan ke Yerusalem untuk merayakan Sukkot.

Hamba dan Tuan (Lukas 12: 47-48)

Saat kita mengerti rencana Tuhan bagi kita secara pribadi, akan lebih memudahkan kita untuk melakukan kehendak Tuhan. Bila kita menjadi seorang hamba di dunia, jadilah hamba yang taat dan setia. Bila menjadi seorang tuan di dunia, jadilah tuan yang bijaksana. Konteks di dalam firman Tuhan di Lukas 12, tuan yang dimaksud adalah Tuhan, sehingga kriteria tuan di dalam ayat tersebut pastilah bijaksana, adil, dan kasih.

Seorang hamba yang baik adalah hamba yang siap sedia, tahu dan menaati kehendak tuannya (Lukas 12: 47-48). Orang yang tahu panggilan dan rencana Bapa dalam dirinya, jauh lebih mudah untuk menaati kehendak Bapa. Orang yang hanya melakukan perbuatan baik, tetapi tidak tahu rencana Bapa secara pribadi akan sulit mengikuti rencana besar Bapa.

Karena itu, penting untuk tahu rencana Tuhan bagi kita pribadi. Bila kita tidak tahu rencana Tuhan dalam hidup kita secara pribadi, kita akan mudah terombang-ambing dengan tawaran dari dunia ini atau berbelok ke ilah-ilah zaman ini (II Korintus 4: 3-4). Kehendak Tuhan ada di dalam firman-Nya, sehingga setiap firman yang keluar tidak akan kembali dengan sia-sia. Artinya, firman Tuhan yang tertulis di dalam kitab Kejadian sampai Wahyu tetap berlaku. Roh Kudus menuliskan Torah (firman Tuhan) di dalam hati kita supaya dalam tingkah laku hidup kita harus terbaca sebagai surat Kristus yang hidup. Inilah pentingnya kita mengetahui rencana Tuhan bagi kita.

Bagaimana supaya tidak gagal fokus menggenapi rencana Tuhan?

  1. Belajar dari Tuhan Yeshua (Yohanes 6: 15)

Tuhan Yeshua menyingkir saat hendak dipaksa menjadi raja sebab saat itu belum waktunya. Nanti pada saat Kerajaan 1000 Tahun Damai, Tuhan Yeshua akan datang dan bertahta sebagai Raja di atas segala raja. Karena itu, penting bagi kita mengetahui rencana Bapa secara pribadi, sehingga kita tidak gampang tertarik dengan tawaran-tawaran dunia dan tetap fokus menggenapi rencana Tuhan.

  1. Belajar dari Yohanes Pembaptis (Yohanes 10: 40-42)

Yohanes tidak melakukan perbuatan ajaib, seperti Tuhan Yeshua. Sebab panggilan Bapa terhadap Yohanes berbeda dengan Tuhan Yeshua. Panggilan Yohanes, adalah sebagai suara nafiri (Yesaya 40: 3, band. Matius 3: 3). Yohanes tahu bahwa panggilannya buka melakukan perbuatan ajaib. Karena itu, kita pun jangan terlalu fokus pada perbuatan ajaib saja (band. Matius 7: 21-22). Supaya kita tidak gampang terbuai dengan motivasi-motivasi manusia saat mendemonstrasikan kuasa Tuhan. Itulah sebabnya kita perlu mengetahui rencana-rencana Bapa secara pribadi.

Kesimpulan

Jadi, apa yang harus kita persiapkan, terlebih di saat perayaan Sukkot ini? Biarlah kita menyiapkan diri menjadi hamba yang setia dalam melakukan kehendak Tuan kita, yaitu Tuhan

Yeshua sebagai Torah yang hidup. ❑