September 24, 2021

Four Kinds Mysteries

Four Kinds Mysteries

Kedatangan Tuhan Yeshua yang pertama ke dunia di waktu sekitar perayaan Sukkot, sehingga kemungkinan besar kedatangan-Nya yang ke dua juga di seputar perayaan ini. Tema Sukkot tahun ini terambil dari Lukas 12: 47-48. Kalau kita ingin memahami apa yang Tuhan bicarakan dalam firman-Nya, kita juga harus paham konteksnya (bangsa Israel). Kita harus menggambarkan Tuhan Yeshua (karakter, cara berpikirnya, latar belakang) dengan benar dan tepat. 

Contohnya, saat Tuhan Yeshua menyebut “anjing” kepada seorang wanita Siro Fenesia, Tuhan Yeshua bukan sedang memaki dia. Namun, ada konteks dan latar belakang makna kata tersebut yang ditujukan kepada wanita Siro Fenesia. Contoh lain, ketika Tuhan Yeshua berdoa di taman Gethsemani ditulis Dia takut. Konteks sebenarnya, bukan Tuhan Yeshua takut menghadapi kematian (Paulus saja tidak takut pada kematian, apalagi Kristus), melainkan DIA tahu bahwa saat saudara sebangsanya (Yahudi) menolak Dia sebagai Mesias, artinya mereka akan menerima penghukuman dan pintu keselamatan akan dibuka bagi bangsa-bangsa lain. Inilah latar belakang yang membuat Tuhan Yeshua takut dan gentar di taman Gethsemani. 

Lukas 12 bisa digambarkan dengan hari-hari raya, contohnya Pesach (ay. 1), Shavuot (ay. 10), dan Sukkot (Kedatangan Tuhan Yeshua, ay. 40). Selanjutnya dalam ayat 47 bisa disimpulkan bahwa ada jenis hamba yang tahu keinginan tuannya, tetapi dia tidak melakukan sesuai keinginan tuannya. Selain itu, ada hamba yang tidak tahu dan tidak memahami apa yang tidak disukai tuannya, dan dia melakukan hal itu. Namun, kedua hamba ini sama-sama mendapat pukulan.

Four kinds mysteries (Imamat 23: 40)

Beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang dibawa oleh orang-orang Yahudi saat mereka merayakan hari raya Sukkot, yaitu:

  1. Buah pohon hadar (ertog) 
  2. Pelepah pohon kurma (lulav)
  3. Ranting hadas (myrtle)
  4. Daun pohon gandarusa (willow)

Biasa mereka akan menggoyangkan keempatnya ke arah empat mata angin sambil mengucapkan doa berkat. Bahkan raja Salamo merasa misteri tentang makna yang terkandung dalam empat hal ini (band. Amsal 30: 18). 

Tafsiran dari Rabbeinu Bachya, “Alasan ertog disebut hadar, karena buah ini menggambarkan suatu keindahan. Buah ini memiliki rasa yang enak dan bau yang harum. Lulav (pelepah pohon kurma), tidak berbau, tetapi mengeluarkan buah yang enak. Myrtle, baunya harum, tetapi tidak mengeluarkan buah apa pun. Willow, tidak memiliki bau dan rasa. 

Makna empat tumbuhan ini (masih menurut Rabbeinu Bachya), “Ertog menggambarkan orang yang hidup benar (belajar Torah) dan melakukan perintah Tuhan/ Torah sesuai kehendak Tuhan (band. Amsal 6: 23, CJB). Lulav menggambarkan orang yang banyak belajar firman Tuhan, tetapi porsi tindakan melakukan firman lebih sedikit. Myrtle, orang yang melakukan perbuatan baik sesuai firman, tetapi kurang memelajari firman Tuhan/ Torah (contohnya kisah Maria dan Marta). Willow, orang yang kurang memelajari firman Tuhan dan kurang melakukan/ menerapkan perintah-perintah Tuhan (Torah).”

Saat perayaan Sukkot, ketiga tumbuhan diikat jadi satu, sedangkan buah dipegang tangan. Artinya, keempat tipe manusia ini juga ada di dalam perayaan Sukkot (kedatangan Tuhan), inilah yang membuat Salamo bingung. Empat tipe orang ini, bila dipersatukan di dalam satu komunitas akan menguatkan dan mendorong orang-orang tipe Myrtle dan Willow supaya belajar Torah dengan benar, sehingga keempatnya mendapat bagian dalam “olam haba” (a world to come). 

Upah yang diterima masing-masing jenis (menurut Rabbeinu Bachya)

  1. Etrog memiliki buah yang unik. Karena menghasilkan buah di sepanjang musim. Ketika seseorang belajar sungguh-sungguh perintah Tuhan (Torah) dan melakukannya sesuai dengan kehendak Tuhan, dia akan menghasilkan buah selama hidup, termasuk menerima upah di bumi dan di surga. 
  2. Lulav memiliki karakteristik yang menarik. Karena menghasilkan buah setelah 70 tahun. Ketika seseorang lebih banyak porsi belajar Torah daripada porsi melakukan perintah Tuhan, upah yang dia dapat adalah ketika di “Olam Haba.” 
  3. Myrtle mengandung rasa pahit di samping aroma manis yang dipunyai. Ketika seseorang lebih banyak melakukan perbuatan-perbuatan baik saja dibandingkan porsi belajar Torah. Dia akan menerima upah, setelah melewati “hal-hal pahit” dalam hidupnya.
  4. Willow, karakteristiknya berkaitan dengan rendah diri dan di bawah celaan. Kita tidak akan menemukannya di tempat tinggi (seperti di gunung). Dia hanya bisa tumbuh di dekat air, dataran rendah.

Empat karakter di atas semuanya belajar Torah dan melakukannya dengan porsi yang berbeda-beda. Mereka bukan tidak punya sifat menentang perintah-perintah Tuhan (Torah). Hal ini berbeda dengan tipe orang yang ditulis dalam Lukas 12: 47-48. Mereka tidak menerima upah, tetapi menerima hukuman (pukulan) dengan jumlah pukulan yang berbeda. Kita jangan sampai masuk dalam golongan hamba seperti ini. 

Kesimpulan

Karena itu, kita harus mengenal kehendak Tuhan kita sesuai dengan apa kemauan Tuhan, bukan apa yang menjadi kemauan kita. Pusat dari seluruh kehidupan kita haruslah Tuhan. Segala sesuatu yang kita lakukan haruslah menyenangkan hati Tuhan, bukan menyenangkan hati kita. Saat kehidupan memberikan ‘rasa asam,’ jangan terburu-buru membuatnya menjadi ‘minuman asam.’ Namun, kita harus tahu apa yang Tuhan ingin untuk kita lakukan.