Kita sangat bersyukur apabila Tuhan hendak mengerjakan pemulihan dalam kehidupan kita. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak ada pemulihan yang terjadi, apabila tidak ada rekonsiliasi. Pemulihan dan rekonsiliasi tidak bisa dipisahkan. Saat ada rekonsiliasi, yaitu pendamaian dengan Tuhan, pemulihan-pemulihan juga akan terjadi.
Hari ini kita mau bicarakan tentang pemulihan secara jasmani. Tuhan Yeshua datang ke dunia untuk mengadakan rekonsiliasi dan restorasi. Pendamaian dan pemulihan. Kalau kita perhatikan, ada empat hal yang selalu Tuhan kerjakan (Matius 9: 35; Markus 1: 34), yaitu:
- Mengajarkan Torah
- Memberitakan injil kerajaan
- Menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan tubuh
- Mengusir roh jahat dari kehidupan manusia.
Dengan mengajarkan Torah dan memberitakan Injil kerajaan, Tuhan mengadakan rekonsiliasi. Sehingga, membawa orang kembali ke jalan Tuhan dan rencana Bapa. Dengan mengusir setan dan menyembuhkan sakit penyakit dan kelemahan tubuh, Tuhan memberikan restorasi dalam kehidupan manusia.
Kali ini kita akan membahas khusus tentang kesembuhan. Jika kita membaca Kitab Injil, kita akan tahu hati Tuhan yang penuh dengan belas kasihan dan kerinduan-Nya untuk memberikan kesembuhan bagi umat-Nya. Tuhan Yeshua tidak pernah menolak ketika seseorang membutuhkan pertolongan, contohnya:
- Ketika seorang kusta menanyakan kesediaan Tuhan untuk menyembuhkan dia, Tuhan Yeshua langsung menjawabnya (Matius 8: 2-3).
- Bartimeus berseru dan Tuhan menyembuhkan matanya (Markus 10: 46-52)
- Yairus, perempuan Kanani, sepuluh penderita kusta, orang lumpuh yang diturunkan dari atap, dan sebagainya.
Bagaimana kita dapat menerima kesembuhan dari Tuhan?
Kita harus mengerti CARA TUHAN. Dan untuk mengerti, kita harus belajar dari bangsa pilihan. Ada suatu konsep dalam kehidupan orang Yahudi tentang kesembuhan. Hal ini tampak ketika seorang perempuan yang menderita pendarahan selama 12 tahun, menerima kesembuhan dari Tuhan (Mat. 9: 20-22).
Mengapa perempuan itu mengatakan, “Asal kujamah jubah-Nya, aku akan sembuh” (Lukas menuliskan jumbai). Mengapa perempuan itu begitu yakin?
Bukan hanya perempuan itu saja, tetapi semua orang Yahudi memercayai hal itu (Matius 14: 36; Markus 6: 56). Ada satu keyakinan di bangsa Yahudi berdasarkan Maleakhi 4:2. Mereka yakin bahwa suatu saat Mesias akan datang sebagai surya kebenaran dan kesembuhan pada sayap-sayapnya. Apa hubungan-Nya dengan jumbai pada jubah doa? Dalam versi CJB, yang dimaksud dengan jumbai, adalah tzitzit.
Tzitzit adalah jumbai yang terdapat di keempat ujung tallit (jubah doa) seorang pria Yahudi, agar mereka mengingat akan perintah-perintah Tuhan (Bil. 15: 37-41).
Dalam Bil. 15: 38, kata ‘ujung’ dalam bahasa Ibrani, ‘kanaph,’ yang dapat berarti ‘sayap.’ Kata ‘kanaph’ ini juga yang digunakan dalam Maleakhi 4: 2, yang diterjemahkan dengan sayap. Karena itulah, ujung-ujung dari selendang doa (tallit) sering disebut ‘sayap.’ Dan pada ‘sayap-sayap’ itu tzitzit (jumbai) tergantung.
Berdasarkan Maleakhi 4: 2 ini, orang Yahudi di abad pertama percaya bahwa tzitzit atau jumbai ini mempunyai kuasa untuk meyembuhkan. Hal inilah yang melatar belakangi orang-orang berusaha memegang jumbai jubah Tuhan.
Apakah memang tzitzit itu mengandung kuasa seperti yang dipercaya oleh orang-orang Yahudi di abad pertama itu, ataukah ada pesan khusus yang Tuhan hendak sampaikan melalui Maleakhi 4: 2, berkaitan dengan jumbai dan sayap?
Tzitzit adalah pengingat untuk melakukan perintah-perintah Tuhan. Tzitzit tergantung pada ujung-ujung jubah atau sayap-sayap jubah, yang dalam Maleakhi 4: 2 mengandung kesembuhan. Artinya, kesembuhan itu erat sekali dengan ketaatan akan Firman Tuhan. Ketidaktaatan akan perintah-perintah Tuhan bisa membawa sakit penyakit.
Kalau kita baca dalam Ulangan 28: 15-68, banyak penyakit yang diakibatkan karena pelanggaran akan perintah dan ketetapan Tuhan. Juga, dalam Keluaran 15: 26 mengatakan bahwa jika kita melakukan perintah-perintah-Nya, Tuhan akan menghindarkan dari tulah dan memberi kesembuhan.
Karena itu dalam banyak kasus kesembuhan, Tuhan Yeshua selalu membereskan dosa saat menyembuhkan orang-orang itu. Karena ternyata banyak penyakit adalah akibat dosa. Jadi, jika kita mau menerima pemulihan dalam hal kesehatan atau disembuhkan dari sakit penyakit, harus ada pemberesan dosa.
Jadi, bukan berarti bahwa tzitzit itu mengandung kuasa dan dipakai seperti jimat, melainkan untuk menyampaikan bahwa ada hubungan antara kesehatan dan dosa. Hal ini ditegaskan juga oleh Tuhan Yeshua ketika menyembuhkan wanita yang sakit pendarahan itu dengan mengatakan bahwa imannyalah yang membawa kesembuhan terjadi.
Jadi, yang penting bukanlah jumbai pada ujung jubah, melainkan pribadi Tuhan Yeshua sebagai surya kebenaran yang akan membenarkan kehidupan kita dengan menebus tiap dosa dan kesalahan kita. Iman kepada Tuhan Yeshua yang membawa keselamatan bagi kita. Bukan berarti bahwa kita dapat sembarangan berdosa, karena Tuhan Yeshua selalu mengingatkan supaya tidak berbuat dosa lagi, agar tidak terjadi hal yang lebih buruk (Yoh. 5:14).
Karena itu jika mau mendapatkan pemulihan dalam sakit penyakit, bereskan masalah dosa! (Yakobus 5: 14-16).