November 26, 2021

The Summer is Near, Have We Been Fruitful?

The Summer is Near, Have We Been Fruitful?

Pohon sering dipakai sebagai simbol untuk menggambarkan bangsa atau manusia di dalam firman Tuhan (Yes. 55: 12, Maz. 96: 12-13). Bapa memakai pohon untuk menyampaikan pesan kepada umat-Nya melalui para nabi dan Tuhan Yeshua. Contohnya, Bileam yang dihinggapi Roh Elohim untuk memberkati bangsa Israel dan menubuatkan mereka seperti pohon yang tumbuh subur di tepi sungai (Bilangan 24: 2, 5-6). Kitab suci mencatat tiga pohon yang mempunyai arti rohani dan sering digunakan sebagai simbol tentang bangsa Israel, yaitu pohon anggur, pohon ara, dan pohon zaitun. Ketiganya selalu menghasilkan buah.

Pohon Anggur (Yes. 5: 7, Maz. 80: 8-11)

Merupakan simbol Israel sebagai umat pilihan Elohim. Tidak ada bangsa lain yang pernah diberkati lebih daripada bangsa Israel. Sebab bangsa Israel adalah bangsa pilihan Elohim sendiri. Kita juga tahu bahwa bangsa Israel berpaling dari Elohim dengan menyembah ilah lain dan menjadi jahat (Yes. 5: 2, 4). Elohim melakukan apa pun supaya kebun anggur-Nya berbuah. Elohim memasang pagar pelindung untuk menjaganya dari binatang buas (Maz. 80:12, Yes. 5:5-6). Namun, karena kejahatan mereka, pagar pelindung diangkat oleh Elohim, sehingga tahun 722 SM, kerajaan Israel Utara (Samaria) jatuh ke tangan bangsa Assyria dan penduduknya diceraiberaikan ke penjuru dunia (The ten lost tribes of Israel).

Bangsa Assyria merupakan bangsa yang sangat besar dan jahat. Mereka membawa masuk budaya dan ilah-ilahnya untuk menetap dan berbaur dengan penduduk yang tertinggal di daerah Samaria. Lalu, di tahun 586 SM, Kerajaan Yehuda yang berpusat di Yerusalem jatuh ke tangan Babylon. Bait suci dihancurkan dan sebagian penduduk dibuang ke Babel sebagai tawanan. Setelah 70 tahun, Elohim mengembalikan pagar pelindung di tengah pergantian kekuasaan. Dalam konsep Yahudi, peristiwa-peristiwa di atas, seperti siklus, artinya dapat terjadi kembali.

Setelah Israel gagal menjadi saksi bagi Elohim, Bapa mengirim putera-Nya sendiri (Tuhan Yeshua) menjadi pokok anggur-Nya (Yoh. 15:1-6). Namun, bangsa Israel tetap tidak taat bahkan membunuh-Nya (Mat. 21:33-41). Karena itu, Elohim mengangkat kembali pagar pelindung atas bangsa Israel sebab pemukanya jatuh dalam legalistik, kemunafikan, dan menyalibkan Sang Mesias. Maka di tahun 70 AD tentara Romawi menghancurkan bait suci yang ke dua dan menyerakkan bangsa Israel. Mereka secara pemanen diceraiberaikan oleh bangsa Romawi dari Yudea setelah pemberontakan yang ke dua (132-135 AD) dan lenyap keberadaannya sebagai suatu bangsa.

Pohon Zaitun (Maz. 52: 8, Yer. 11:16-17; Rom. 11: 11, 17-21)

Merupakan simbol Israel secara spiritual sebagai pewaris janji Abraham. Pohon zaitun menurut Zak. 4: 3, 11-14; dan Wah. 11: 3-4, tertulis dua pohon zaitun, yang satu di kanan melambangkan Israel spiritual yang terdiri dari bangsa Yahudi keturunan Abraham secara natural dan yang satu di kiri melambangkan bukan Yahudi (Gentile, wild), melainkan keturunan Abraham secara spiritual melalui iman. Karena itu, kita sebagai gentiles, hendaklah tidak menyia-nyiakan keselamatan yang telah dibuka oleh Elohim kepada kita. Akar pohon zaitun terdiri atas tiga bagian. Akar utama adalah Abraham, sedangkan akar yang lain adalah Ishak dan Yakub. Minyak zaitun yang dihasilkan dari buah zaitun merupakan tanda pengurapan dari Roh Kudus yang membuat kaki dian terus bercahaya.

Firman Tuhan dalam Rom. 11: 11, 17-21 menggambarkan pohon zaitun yang kokoh dan pohon zaitun yang liar (tidak berakar) disambungkan ke pohon zaitun yang benar, sehingga beberapa cabang pohon zaitun yang asli dipatahkan (hanya beberapa cabang) karena ketidakpercayaan mereka (Yahudi). Ini merupakan kesempatan bagi kita (Gentile) untuk ditusuksambungkan kepada pohon zaitun yang asli. Sehingga, kita bisa hidup dan memperoleh kekuatan dari akar pohon zaitun beserta berkat-berkat-Nya melalui Tuhan Yeshua Hamasiakh dari benih Abraham.

Pohon Ara (Hos. 9:10a)

Merupakan simbol Israel sebagai suatu bangsa. Elohim sendiri yang menanam, menyirami, memangkas, dan membersihkannya. Mereka ditanam melalui akar Abraham, Ishak, dan Yakub. Lalu, disirami dan bertumbuh melalui Daud. Mereka dipangkas dalam pengasingan dan dibersihkan melalui penganiayaan serta diceraiberaikan. Buah ara (penuh dengan biji/benih) melambangkan firman Tuhan yang semula diberikan kepada bangsa Isarel melalui benih Abraham. Oleh karena itu, Abraham adalah bapa dari bangsa Israel alamiah dan secara spiritual yang dilambangkan dengan pohon zaitun.

Gambaran pohon ara dalam 1 Raja-raja 4:25, Mikha 4:4; Zakh. 3:10 berwujud pohon yang besar dan rindang, yang menggambarkan perasaan tentram, aman, dan damai. Pohon ara yang rindang merupakan simbol berkat dan kemakmuran. Tuhan Yeshua juga menggunakan pohon ara sebagai simbol tentang tidak berbuah (Luk. 13: 6-9). Tuhan mencari umat-Nya yang berbuah-buah bagi Dia. Pohon ara adalah pohon kesukaan-Nya. Jika tidak berbuah, artinya tidak berguna. Tuhan Yeshua juga menggunakan pohon ara sebagai ilustrasi bila tidak berbuah (Mat. 21:18-19, Mark. 11:12-20).

Mengapa Tuhan Yeshua mengutuk pohon ara yang tidak berbuah? Tindakan mengutuk pohon ara yang tidak berbuah merupakan suatu kiasan atau simbol terhadap orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka tahu kebenaran, tetapi melakukan secara legalistik dan Israel sebagai bangsa pilihan mengalami masa sukar dapat bertahan, tetapi tidak menghasilkan buah. Tuhan Yeshua mengutuk kemunafikan yang tampak luar sama, seperti pohon ara yang berdaun lebat, tetapi tidak menghasilkan buah. Padahal secara alami, pohon yang berdaun lebat menghasilkan buah yang banyak. Kemandulan spiritual bangsa Israel yang merefleksikan kematian spiritual pemimpinnya.

Perumpamaan tentang kuncup pohon ara (Mark. 13:28-32, Mat. 24:32-35; Luk. 21:29-33). Bertunasnya pohon ara dilambangkan dengan berdirinya kembali Israel sebagai suatu bangsa/negara di Tanah Perjanjian setelah hampir 2000 tahun terserak ke seluruh permukaan bumi yang dipenuhi dengan air mata dan darah. Apakah hal tersebut sebagai penanda suatu musim atau era waktu yang akan segera tiba? Kita tahu bahwa setelah 2000 tahun berlalu akan terjadi sesuatu yang dahsyat.

Kesimpulan

Hanya tinggal di dalam Tuhan Yeshua sebagai pokok anggur yang benar, kita bisa menghasilkan buah sesuai dengan kehendak-Nya (Yoh. 15:5). Supaya kita berbuah-buah harus tinggal di dalam Tuhan, dan Dia di dalam kita. Tinggal di dalam Tuhan membutuhkan ketaatan (Yoh. 15:10) dan berdoa, sehingga mengerti kehendak Bapa. Kita bisa melakukan apa pun hanya di dalam Tuhan (Fil. 4:13, 2 Kor. 12:9). Supaya terus menghasilkan buah yang makin banyak, perlu dipangkas hal-hal yang tidak baik di dalam kehidupan kita (Yoh. 15:2). Pemangkasan bukan berarti hukuman, melainkan sebuah reward. Ketika Tuhan memangkas segala hal-hal yang tidak baik dalam diri kita (hobby, ego, harta, dan dosa yang menguasai), sehingga perlu disertai kerendahan hati maka pada saat yang sama memberikan kita kekuatan untuk menjadi lebih baik.