June 18, 2023

The Return of Pagan Worship

The Return of Pagan Worship

Saat ini kita sedang menantikan kedatangan Tuhan yang ke dua dan Tuhan akan mengutus nabi Elia. Karena di zamannya, dia menghadapi krisis besar, yaitu menghadapi penyembahan berhala yang serius. Akhir zaman ini, setan juga berusaha untuk menghalangi orang-orang untuk berbalik kepada Tuhan. “The God’s” (roh-roh jahat, shedim) akan membawa kehancuran (band. Ul. 32:17; Maz. 106:36-37). Trinitas kegelapan (enchantress, possessor, dan destroyer) sedang kembali dan berusaha mewujudkan kemurtadan umat manusia.

Siapa yang seharusnya kita sembah?

  1. The Possesor (penguasa)

Raja para dewa, pemimpin roh-roh jahat, dan musuh utama Elohim Israel. Dikenal sebagai “baal” (nama dewa sesembahan Kanaan dan Fenesia). Baal berarti lord/ master (Yes. 16:8), possessor/ owner (Kel. 21:8), atau husband (Ams. 12:4). Disebut juga dewa kesuburan, dewa matahari, digambarkan dalam wujud banteng atau domba jantan, serta sering dihubungkan dengan nama tempat, contohnya Baal Peor, Baal Hermon, Baal Zaphon, dan sebagainya. Baal terus berkembang dan berganti sebutan di berbagai belahan dunia (contoh: di Fenesia berkembang menjadi Olympian Zeus dan di Romawi menjadi Jupiter Belus).

Mengapa bangsa Israel bisa jatuh dalam penyembahan baal? Karena penyembahan ini menjanjikan kesuburan, keuntungan, kenaikan, dan kemakmuran.

  1. The Enchantress

Dikenal sebagai Ashtoreth/ Asherah), Dewi utama bangsa Sidon dijuluki ‘Ratu Surga’, dewi penguasa lautan, dewi bulan, dewi sensualitas digambarkan sebagai planet Venus, dewi perang, dewi pelacuran, dan sebagainya. Lambangnya pohon rindang (1 Raja2 14:23-24), tiang, kapak ganda, hiasan kepala, dan sebagainya. Sifat Asherah, antara lain: pelanggar aturan, suka marah, romantis, pendendam, penuh gairah yang tak terkendali, kebanggaan tak terbatas, dan sebagainya. Asherah juga terus berkembang dan berganti sebutan, contohnya: di Yunani disebut Aphrodite, di Assyria dan Babilonia disebut Ishtar, di Romawi disebut Venus, dan lain-lain.

Mengapa bangsa Israel jatuh dalam penyembahan Asherah? Karena generasi baru tidak mengenal Elohim Israel secara pribadi (Hakim2 2:10, 3:1), tidak sepenuhnya taat kepada Elohim (Ul. 16:21), berkompromi dengan budaya bangsa-bangsa lain (Im. 20:3; Yeh. 11:2), melakukan kawin campur (Ul. 7:3), memiliki daya pikat seksual, serta tekanan dari bangsa sekitarnya.

  1. The Destroyer

Disebut Molokh digambarkan dengan patung logam raksasa pria dengan kepala banteng, memiliki lubang di bagian perut, dan dipercaya memberikan kemakmuran finansial kepada keluarga yang mengorbankan anak sulungnya. Di Yunani disebut Titan atau Kronos, di Romawi disebut Saturnus.

Sebelum masuk Tanah Perjanjian, Tuhan memperingatkan tentang penyem-bahan pada Baal dan Ashera (Kel. 20:1-4, 32:7-8; Bil. 25:1-3, Hak. 2:11-13, 3:7; 1 Raja2 16:30-33). Juga peringatan dari Tuhan tentang penyembahan pada Molokh (Im. 8:21; 2 Raja2 23:10; Yer. 7:31, 32:35). Pola kejatuhan Israel berpaling kepada ilah-ilah dan melupakan Elohim.

Apakah yang dimaksud high places (bukit pengorbanan)?

Penyembahan berhala ini menjadi pergumulan yang terus-menerus dihadapi bangsa Israel karena mereka melakukan toleransi pada bukit-bukit pengorbanan (high places). Tuhan memiliki syarat khusus terhadap raja atau pemerintahan Israel, yaitu harus tetap setia pada Elohim Israel seumur hidupnya dan tidak berkompromi dengan bukit pengorbanan (high places). Contohnya Daud, Asa, Hizkia, dan Yosia.

Tuhan punya catatan khusus terhadap 4 raja-raja yang toleransi (kompromi) dengan bukit pengorbanan (high places), mereka adalah: Yoas (2 Raja2 12:1-3, band. 2 Taw. 24:17-18), Amazia (2 Raja2 14:1-4; 2 Taw. 25:2, 14), Uzia/Azaria (2 Raja2 15:1-5; 2 Taw. 26:2-6), dan Yotam (2 Raja2 15:32-35; 2 Taw. 27:2, 6).

Bukit pengorbanan (high places) dalam bahasa Ibrani bamah/ ramah, yaitu suatu tempat di ketinggian secara alami ataupun buatan yang berisi altar, patung pahatan, dan pemujaan (1 Raja2 13:1-5, 14:23; 2 Raja2 17:29, 18:4, 23:13-14). Tuhan memperingatkan tentang Bukit pengorbanan (Ul. 12:1-3; Imamat 26:30). Karena seharusnya umat Israel hanya menyembah Bapa YHWH (1 Raja2 3:2, 4; 1 Raja2 9:3). Salomo yang ditunjuk untuk membangun tempat bagi Nama Bapa YHWH, ironisnya juga membangun tempat pemujaan bagi ilah lain (1 Raja2 11:4-8).

Penyembahan modern kepada ‘’The Dark of Trinity” perlu kita waspadai karena makin halus dan subversif dalam memikat manusia tanpa disadari (band. 1 Korintus 10:11). Baal membawa generasi untuk berpaling dari Tuhan kepada penyembahan fisik, materi, duniawi, dan sensual. Contohnya nilai-nilai yang disusupkan dalam film-film Hollywood, K-Pop, dan sebagainya. Asherah membawa nilai ‘sexual revolution’ contohnya: free seks, LGBT, pornografi, dan sebagainya sebagai nilai moralitas baru. Molokh dalam bentuk penyembahan modern, contohnya aborsi (dengan berbagai alasan).

Waspadai tanda-tanda kita sedang kompromi dengan ‘’bukit pengorbanan”, yaitu segala sesuatu yang kita pegang erat lebih daripada iman kepada Tuhan, segala sesuatu yang kita taruh lebih tinggi (prioritas) daripada Tuhan, serta dosa yang kita pendam atau tolerir.

Kesimpulan

 

Karena itu, jangan sampai kita menukarkan janji Tuhan yang kita terima, seperti Esau yang menukar hak kesulungan hanya karena kenikmatan sementara supaya kita dapat mengakhiri pertandingan iman dengan baik di hadapan Tuhan. Firman Tuhan menasihatkan dalam 1 Yoh. 2:15 dan Matius 6:24.