Keluaran 6: 2; Bilangan 6: 27
Bagian ayat dalam Kel. 6:2b kebanyakan orang beranggapan bahwa, Bapa di surga menunjukkan nama-Nya pertama kepada Musa. Dan, kepada Abraham dan keturunannya tidak tahu nama sesembahannya adalah YHWH. Hal tersebut tidak benar, oleh karena mereka tahu bahwa nama sesembahan adalah YHWH (Yud-He-Vav-Heh). Abraham sudah memanggil nama Bapa YHWH bahkan Ishak dan Yakub pun juga tahu sesembahannya Bapa YHWH (Kej. 12:8, Kej. 13:4). Sebenarnya, manusia sudah mengetahui nama pencipta-Nya (Kej. 4:26).
Percaya
Anugerah keselamatan dengan kita percaya bukan hanya sekadar diucapkan di mulut saja melainkan ada tindakan untuk melakukan hal-hal yang Tuhan perintahkan, supaya kita menjadi ahli waris sesuai dengan yang Bapa rencanakan bagi anak-anak-Nya yang mengasihi Dia.
Anugerah keselamatan kita terima secara cuma-cuma melalui iman. Kristus di salib bagi kita dan darah-Nya menghapus dosa kita. Tanpa pencurahan darah tidak ada penghapusan dosa. Setelah Tuhan Yeshua mengorbankan nyawa-Nya disalib, maka bagian kita disalib bersama Dia yaitu hidup yang dipersembahkan untuk Dia (Gal. 2:20).
Menderita demi Dia
Menderita demi Dia merupakan hak istimewa yang Tuhan berikan kepada kita, sebab mengarah kepada rencana Bapa. Anugerah menderita bagi Dia berarti anugerah melayani Tuhan dengan berkorban (waktu, tenaga, pikiran, uang dll). Ada sukacita, kekuatan menderita demi Dia, meskipun mengalami hal-hal yang sulit (dihina, dicaci karena kebenaran firman-Nya).
Proses menggenapi rencana Bapa
Kita tidak bisa melayani Tuhan dengan baik, apabila tidak mengalami proses pembenaran (Ef. 2:8-9) melalui darah Tuhan Yeshua (menghapus dosa) dan proses pengudusan (Ef. 2:10, Fil. 2:12b). Proses pembenaran merupakan karya Kristus bagi kita yang telah kita terima dan proses pengudusan merupakan karya Roh Kudus di dalam kita dan melalui kita. Oleh karena itu kita harus kudus supaya kita bisa melayani dan diperkenan, sehingga menerima semua janji-janji Tuhan. Ke dua hal tersebut terus kita jalani dalam kehidupan orang-orang yang mengasihi Dia. Proses pembenaran dan proses pengudusan terus kita alami supaya menggenapi rencana Bapa.
Proses pembenaran dan pengudusan selaras dengan Kitab Perjanjian Lama
Proses pembenaran di Kitab Perjanjian Lama merupakan Pesach dan korban (Im. 1-7), sedangkan proses pengudusan (Im. 8-27). Proses pengudusan akan menyucikan diri kita terhadap pencemaran jasmani dan rohani untuk menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Tuhan (2 Kor. 7:1). Proses pengudusan menjadikan kita kudus di dalam seluruh kehidupan kita (1 Pet. 1:15-16). Petrus dan Paulus menulis surat tersebut dari torah (Im. 20:25-26), sehingga proses pengudusan selaras dengan Kitab Perjanjian Lama.
Empat bagian ayat dalam Imamat yang dikutip Rasul Paulus dan Petrus sebagai contoh cara kita menguduskan diri dalam praktek hidup. Im. 19:2, 20:7 (mempraktikkan torah dengan mengasihi Bapa dan mengasihi sesama), Im. 20:26-27, 11:44-45.
Kudus mempunyai arti Kadosh/holy/suci. Menjadi kudus berarti dipisahkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan perintah-Nya, supaya bisa mempraktikkan ketetapan-ketetapan-Nya. Lawan arti kudus berarti biasa. Oleh karena itu, apakah kita mau menjadi orang-orang yang biasa saja atau kudus? Kita tahu bahwa, Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang kudus dan luar biasa. Bapa merindukan supaya kita kudus sebab Dia kudus.
Contoh dua hamba Tuhan hidup kudus
Petrus (Kis. 10:14) dan Yehezkiel (Yeh. 4:14). Ke dua hamba Tuhan ini menjadi contoh untuk bertindak hidup kudus. Berani berkata tidak terhadap hal-hal yang berlawanan dengan kebenaran firman Tuhan.
Kesimpulan
Proses pengudusan dimulai dengan penyangkalan diri dengan mengasihi Tuhan yang dipraktikkan dengan mentaati firman-Nya bukan dengan kekuatan sendiri melainkan Roh Kudus yang akan memampukan kita untuk mentaati firman-Nya. Proses pengudusan berarti proses pemisahan untuk tujuan tertentu yaitu menggenapi rencana Bapa. Kita perlu menyadari bahwa hal tersebut merupakan anugerah Tuhan setelah menerima anugerah keselamatan, sehingga kita bisa menghidupi tujuan Tuhan bagi kita sebagai the covenant keeper.