April 10, 2022

Meeting with The Priest

Meeting with The Priest

Ada hal dalam firman Tuhan yang tidak tampak langsung maknanya, tetapi dalam konsep Yahudi, mereka mempelajari hal ini, contohnya tentang sefirot, bahwa ada kaitan antara dunia roh dan jasmani. Apa yang terjadi di dunia roh akan berdampak di dunia jasmani, juga sebaliknya. Termasuk tentang sakit-penyakit, kita perlu cek kondisi rohani kita (spiritual).

Penyakit kusta

Torah Parsha sabat ini membahas tentang Metzorah (penyakit kusta), yang dalam dunia kedokteran modern dikenal dengan istilah, lepra. Apakah penyakit kusta di zaman alkitab sama dengan penyakit lepra di masa kini?

      Dr. David Stern (penulis CJB) dalam Jewish New Testament Commentary berpendapat tentang Matius 8: 2, “make me clean” (tahirkan aku), artinya tidak hanya membebaskan dari penyakit kulit yang disebut kusta (di banyak terjemahan penyakit ini bukanlah penyakit Morbus Hansen, yang dikenal dengan lepra di zaman sekarang), tetapi suatu ritual pembersihan (penahiran secara Yahudi), sehingga harus dipisahkan dari komunitasnya.” Penyakit kusta ini kemungkinan tidak berkaitan secara fisik (tidak menular jika bersentuhan), tetapi secara spiritual.

Alkitab mencatat salah satu penyebab utama penyakit kusta, adalah lashon hara (perkataan jahat), contohnya dalam kisah Miryam yang mengkritik Musa (Bilangan 12: 1, catatan dalam Tanchuma Tzav 13, “for he had married a Cushite woman: And now divorced her”).

Sekilas tentang lashon hara

Rabbi Barry Rubin (CJSB) mengatakan, “Penyakit kusta (tzara’at) dianggap najis dan harus diasingkan. Hal ini sama dengan yang dibicarakan oleh Paulus dalam 2 Korintus 12: 20, bahwa GOSSIP adalah hal yang dibenci.”

Rashi dalam Midrash Rabbah: “Penyakit tzara’at muncul sebagai hukuman atas lashon hara (perkataan jahat).”

Erachin 15b: “Kata metzorah (penderita kusta) diambil dari dua kata, motzi dan rah (seseorang yang menyebarkan perkataan jahat).”

Erachin 16b: “Mengapa perlakuan atas penderita kusta berbeda dengan pelanggar yang lain, Torah mengatakan bahwa “dia harus tinggal sendirian, berada di luar perkemahan.” Karena dengan perkataannya yang jahat (gossip dan fitnah), dia sedang memisahkan suami dengan istrinya, seseorang dengan sesamanya, dan sebagainya; itulah sebabnya Torah mengatakan bahwa “dia harus tinggal sendiri.”

Daat Zkenim: “Kesalahan dalam bergosip jahat lebih besar daripada penumpahan darah (band. Matius 5: 21-22). Sebab gosip dapat ‘membunuh’ setidaknya 3 orang, yaitu yang bergosip, yang mendengar, dan orang yang digosipkan. Karena itu, dosa lashon hara lebih besar daripada membunuh, incest, dan penyembahan berhala.

Meeting with the priest

  1. 10 penderita kusta (Lukas 17: 11-14). Mereka tidak langsung sembuh/ tahir.
  2. Seorang kusta (Lukas 5: 12-15). Dia langsung disembuhkan, tetapi Tuhan Yeshua berpesan supaya tidak mengatakan kepada siapa pun. Kita coba bandingkan dengan Matius 8: 4 (KJV), “And Yeshua said to him, “See that you tell no one: but go your way, show your self to the priest…”” dapat diterjemahkan seperti ini, “sekarang engkau jangan banyak bicara, pergi dan tunjukkan dirimu kepada imam …” sebab kita tahu penyakit kusta muncul karena seseorang ‘banyak bicara hal yang jahat.’ Setelah mengalami pertemuan dengan Tuhan Yeshua, yang dia bicarakan bukan lagi hal yang jahat, melainkan dia memberitakan tentang hal-hal tentang kerajaan surga.

Dua peristiwa yang berbeda, tetapi nasihat Tuhan Yeshua sama, yaitu supaya mereka menemui imam (band. Imamat 14: 2-3). Ayat dalam Imamat tadi menunjukkan harus ada tindakan aktif yang dilakukan oleh kedua pihak, si penderita kusta dan imam. Ini adalah rekonsiliasi. Sebuah tindakan yang harus kita lakukan terlebih dahulu, sebelum mengalami restorasi (pemulihan).

Imam adalah gambaran perwakilan Tuhan di dunia (berkaitan dengan hal spiritual). Seseorang yang terkena kusta secara jasmani harus membereskan diri juga secara spiritual, sehingga menemui imam (sambil membawa persembahan) menjadi pertanda rekonsiliasi (bertobat) dari kesalahannya. Imam juga bergerak menuju kepada si penderita kusta, adalah gambaran Tuhan Yeshua sebagai Imam Besar bergerak turun ke dunia untuk menjangkau kita. Karena itu, kita perlu menanggapi dengan mendekat kepada Tuhan, sehingga terjadi rekonsiliasi dalam hidup kita. Waspadai juga pengajaran di dunia kekristenan yang membuat kita menjadi pasif (contohnya, Tuhan sudah mengampuni semua dosa baik di masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang). Memang Tuhan mengampuni dosa kita, tetapi dari pihak kita tetap ada hal yang harus dilakukan (bertobat dan memperbaiki diri).

Kesimpulan

Lubavitcher Rebbe: “Ketika penderita kusta berjalan menuju kepada imam, dia mengambil kepemilikan dari kesempatan untuk dibersihkan (tahir) dan menjadikan kesembuhan itu miliknya…” Karena itu, kita harus aktif bertindak supaya kita mengalami kesembuhan dan pemulihan yang Tuhan janjikan. Bila ada kesalahan atau pelanggaran yang kita lakukan, bertobat. Lalu, terus maju memperbaiki diri makin mendekat kepada Tuhan. Your healing starts when you are willing to take the first step owning your repentance (Kesembuhan dimulai ketika kita bersedia dengan mengambil langkah pertama, mengambil bagian dalam pertobatan).