March 3, 2023

Keharmonisan Surga Dengan Bumi

Keharmonisan Surga Dengan Bumi

Tujuan Tuhan melakukan penciptaan supaya ada kehormanisan antara sang Pencipta (Bapa di Surga) dengan umat-Nya. Harmonis artinya ada keterikatan (keserasian) sehingga menghasilkan kesatuan yang kuat. Contoh, suami dan isteri yang harmonis, maka rumah tangga akan kokoh. Kita sebagai ciptaan-Nya harus punya keterikatan dengan Bapa yang harmonis ssupaya iman kita tidak mudah untuk digoyahkan dengan keadaan apa pun di dunia.

Jejak-jejak Surga di bumi

  1. Awal penciptaan langit dan bumi (Kejadian 1: 32)

Elohim menciptakan ciptaan-Nya di hari terakhir dan selalu diakhiri perkataan, “… sungguh amat baik.” Saat penciptaan manusia artinya “bersatunya unsur bumi dengan kehidupan dari Kerajaan Surga”. Sebab manusia diberikan kehidupan dari Surga.

Hal sangat baik datang dari Surga. Tuhan menciptakan semuanya dengan standar sangat baik dari Elohim sebagai bukti karya tangan Elohim di bumi (Ay. 38:7, Yes. 66:1; Maz. 19:2; 104:24).

  1. Penciptaan manusia

Menyatunya kehidupan Surga dengan materi di bumi yang menjadi makhluk hidup (Kej. 2:7). Tuhan menghembuskan nafas kehidupan kepada manusia sehingga dapat melakukan aktivitas/ kegiatan. Artinya, ada bagian dari Elohim yang telah diberikan kepada manusia, yang akhirnya harus kembali kepada Tuhan. Oleh karena itu, jangan sombong, atau merasa diri lebih. Tuhan menghendaki supaya ciptaan-Nya mengikuti petunjuk dan perintah-Nya. Kita harus menyadari sebagai umat-Nya harus mengembalikan secara utuh free will kepada Tuhan.

Kita harus menyadari bahwa sumber kehidupan bukan berasal dari dunia (Maz. 100:3, 129:14-15; Ay. 33:4, Yes. 64:8). Kita yang sudah dipulihkan secara rohani dan mengenal Pencipta kita, seharusnya hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Setiap aktivitas sehari-hari harus membawa keberadaan Tuhan sehingga kehidupan yang kita jalani sesuai dengan perintah-perintah-Nya. Kesadaran hal-hal tersebut harus perlu ditingkatkan supaya kita makin hari makin dipimpin oleh Roh Kudus.

  1. Saat pembangunan Tabernakel (Kel. 25: 40; Ibr. 9: 23-24, 8: 5)

Ketika Musa diperintahkan membangun Tabernakel sesuai dengan pola/rancangan dari Tuhan. Musa naik ke Gunung Sinai selama 40 hari dan 40 malam untuk bertemu dengan Elohim. Tuhan menunjukkan pola pembangunan Tabernakel kepada Musa. Kita harus menyadari bahwa kita adalah ciptaan-Nya dan di dalam kehidupan kita, mengalir kehidupan Surga sehingga kita harus berjalan sesuai dengan pola dari Tuhan.

  1. Saat inkarnasi Tuhan Yeshua ke bumi (Luk. 1: 30-31, 35)

Roh Kudus menyatakan bahwa Kerajaan Surga turun ke bumi. Kerajaan Surga harus terus diberitakan di bumi supaya kedatangan-Nya yang ke dua segera tergenapi.

Ada hal yang kita kerjakan untuk memulihkan adanya keharmonisan kehidupan di bumi dengan kehidupan Kerajaan Surga, setelah manusia jatuh dalam dosa, yaitu:

  • Pertobatan dari dosa dan kelahiran kembali akan memulihkan kehidupan Kerajaan Surga ( 4: 17, Yoh. 3: 5). Pertobatan harus dilakukan secara terus-menerus dengan disertai peningkatan. Sifat-sifat kehidupan lama harus dibuang dan diganti dengan kehidupan yang mendatangkan Kerajaan Surga sesuai standar kekudusan.
  • Mematikan kehidupan manusia lama (1 Kor. 15: 50). Kematian dan kebangkitan Tuhan Yeshua di kayu salib sebagai wujud nyata dimensi duniawi yang dimatikan untuk masuk ke dimensi Kerajaan Surga. Kebangkitan Tuhan Yeshua mengubah dimensi manusia jasmaniah/ duniawi, yaitu darah dan daging, ke manusia jasmaniah surgawi yang bebas dari dosa, yaitu tubuh kemuliaan ( 24: 39). Kenaikan Tuhan Yeshua ke Surga mewariskan kekayaan dan nilai-nilai surgawi di bumi (Yoh. 1: 27, Roma 14: 17).

Kesimpulan

Gangguan keharmonisan Kerajaan Surga di bumi menyebabkan kekacauan meskipun sudah dipulihkan oleh Tuhan Yeshua (1 Kor. 6: 9-10; Gal. 5: 21; Ef. 5: 6). Oleh karena itu, kita sebagai ciptaan-Nya harus mendatangkan Kerajaan Surga di bumi sesuai dengan ketetapan-Nya (1 Pet. 3:15-16, Mat. 6:9-10) supaya Kerajaan Surga bermanifestasi dalam perilaku kehidupan kita sehari-hari (Mat. 5:16) sehingga semuanya menjadi satu kesatuan yang harmonis (Yoh. 17:21).