June 5, 2022

Craving for a Pure Word

Craving for a Pure Word

Ketika perayaan Shavuot, bangsa Yahudi biasanya membacakan 10 perintah Tuhan yang diberikan di gunung Sinai. Kita tahu bahwa firman Tuhan tidak untuk menghancurkan sesuatu, tetapi punya kuasa untuk mencipta sesuatu. Karena itu, jika firman Tuhan yang berkuasa itu sudah Tuhan berikan pada kita, seharusnya tidak ada yang mustahil bagi kita. Namun, tekanan dan tantangan hidup sering mengalihkan fokus kita. Karena itu, kita harus selalu ingat untuk mencari kerajaan Tuhan lebih dahulu.

Craving for a pure word (1 Petrus 2: 2)

Terjemahan dari Complete Jews Bible, “Dan jadilah seperti bayi yang baru lahir, haus akan SUSU YANG MURNI dari FIRMAN TUHAN; supaya dengan itu, engkau akan BERTUMBUH kepada keselamatan.” Berdasarkan ayat di atas artinya, ada “susu yang tidak murni.”

Seperti sayap (kanaph), firman Tuhan yang murni dan Roh Kudus akan menjadi kekuatan dalam hidup kita. Susu yang murni dapat kita peroleh, jika akar kita juga murni. Inilah yang akan memberikan pertumbuhan bagi manusia roh kita. Tidaklah cukup, bila hanya belajar firman Tuhan seminggu sekali atau hanya saat datang ibadah hari-hari raya. Namun, kita harus membangun manusia rohani kita setiap hari dengan nutrisi dari firman yang murni, sehingga kita akan punya selera rohani (suka dengan hal-hal rohani). Roh Tuhan-lah yang akan memimpin kita dalam memahami firman yang murni. Seperti Ruth, yang tidak kendor mencari kebenaran, sehingga membawanya masuk dalam rencana Tuhan.

Firman Tuhan = susu yang murni

Firman Tuhan sering digambarkan seperti pedang yang bermata dua, madu, dan susu.  Torah Tuhan (firman Tuhan) ternyata juga digambarkan sebagai susu, yang dalam bahasa Ibrani, chalav. Artinya, susu, kelimpahan (secara metaphor), putih (seperti susu). Secara Gematria, chalav, berjumlah 8 + 30 + 2 = 40. Angka 40 mengingatkan kita pada: peristiwa 40 hari Musa naik ke gunung Sinai, 40 hari Tuhan berpuasa di padang gurun, air bah surut dalam 40 hari.

Susu juga berbicara sesuatu yang murni dan penuh nutrisi. Secara medis, susu diperoleh dari produksi hormon PROLACTIN, alveolus mengambil zat protein, gula, dan lemak dari suplai (persediaan) darah dan menjadikannya air susu (sumber: Lactation Consultant, babycenter.com). Salah satu literatur Ibrani (Bechorot 6b) juga menulis bahwa susu didapatkan dari darah yang diubahkan/ diproses. Sebuah peristiwa yang ajaib, dari darah (sesuatu yang tidak tahir) menjadi susu (hal yang tahir).

Darah juga menggambarkan kedagingan (seperti Esau berkulit merah), yang selalu menarik ke dunia yang gelap. Tujuan kita seharusnya dari darah (kedagingan) diubah menjadi susu (sesuatu yang murni). Seperti pada perayaan Pesach (tanda darah dioleskan di ambang pintu orang Israel), kita pun seperti bayi yang baru lahir (penuh darah) saat Tuhan Yeshua menebus hidup kita, “Dan AKU MELEWATI engkau (PASSED OVER) dan melihat engkau berkubang dalam darahmu; dan Aku berkata kepadamu, “Dalam DARAHMU engkau akan hidup!” (Yehezkiel 16: 6, Literal version).”

Kitab suci menulis tentang gambaran firman Tuhan, seperti “madu dan SUSU (rahasia Firman Tuhan) ada (terjaga) di bawah lidahmu” (Kidung Agung 4: 11, Literal version).

Kesimpulan

Kita merayakan Shavuot dengan mengonsumsi produk susu, supaya kita ingat bahwa kita perlu firman Tuhan yang murni untuk membangun manusia roh dalam diri kita. Jangan mau minum susu yang tidak murni.

Kita perlu dimurnikan untuk menjadi manusia roh yang terus bertumbuh ke arah surga. Dengan kekuatan dari Roh Kudus, kita akan dimampukan untuk memahami dan menaati firman Tuhan yang murni.

Hati yang murni, pikiran yang murni, hidup yang murni, bahkan dunia yang murni; hanya dapat lahir dari FIRMAN TUHAN YANG MURNI.