November 12, 2021

Behind The Story of Machanayim

Behind The Story of Machanayim

Memang dalam menjalani hidup supaya sesuai dengan firman Tuhan tidaklah mudah, sehingga cukup banyak orang yang akhirnya menyerah untuk melakukan firman Tuhan. Bila kita membaca kitab suci dengan teliti, Musa mengatakan bahwa firman itu dekat dengan mulut kita. Itu artinya, firman Tuhan dapat dilakukan. Sebab tidaklah masuk akal Tuhan yang menciptakan segala sesuatu memberikan petunjuk atau perintah yang tidak bisa dilakukan oleh anak-anak-Nya. Saat Tuhan memberikan Torah (firman Tuhan), Tuhan tahu bahwa manusia dapat melakukannya.

Di tengah keputusasaan itu, banyak pengajaran yang muncul, yang tampaknya membawa “angin segar.” Contohnya, pengajaran tentang tidak apa-apa berbuat dosa karena semua dosa sudah diampuni, sehingga tetap selamat. Inilah yang dinamakan kasih karunia yang palsu (hasil buatan manusia). Mereka memakai firman Tuhan, padahal bukan itu yang Tuhan kehendaki. Fenomena “tidak apa-apa berbuat zinah, asal tetap ke gereja,” hal ini sungguh tidak masuk akal. Kita sedang melanggar firman Tuhan, tetapi merasa bahwa Tuhan tetap akan menyelamatkan kita karena kasih-Nya.

Banyak orang Kristen memisahkan kehidupan jasmani dan rohani, contohnya setelah saat teduh di pagi hari, kita menjalani aktivitas sesudahnya sekehendak hati kita. Sebab kita merasa bahwa urusan kita dengan Tuhan sudah selesai, sehingga aktivitas selanjutnya yang harus kita jalani sepanjang hari itu, kita jalani dengan sebarangan dan sesuai dengan keinginan kita sendiri. Inilah yang disebut memisahkan kehidupan jasmani dan rohani.

Peristiwa penting di kehidupan Yakub

Torah Parshah orang Yahudi sampai di kisah perseteruan Yakub dan Esau. Ribkah menyuruh Yakub untuk melarikan diri ke rumah Laban di Haran. Sebelum Yakub berangkat ke Haran. Dia mengalami suatu peristiwa yang luar biasa (baca Kejadian 28: 10-12). Terjemahan pada ayat 12 kurang pas, seharusnya, “… Angels of God were ascending (naik) and descending (turun) upon it” (literal version).

Mari kita pelajari lebih akurat tentang perbedaan terjemahan, peristiwa apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Sebelumnya, Yakub tinggal di kemah (artinya, dia sedang belajar Torah Tuhan). Dapat kita bayangkan perasaan Yakub ketika dia harus keluar dari kemah, artinya keluar dari Tanah Perjanjian. Sebagai wawasan, tempat saat Yakub bermimpi adalah di Gunung Moria (yang nantinya di tempat itu juga dibangun bait suci karena disebut gerbang surga).

Kembali ke terjemahan bahasa asli ayat 12, komentar Rashi tentang ‘naik dan turun,’ “malaikat-malaikat yang menjaga Yakub di wilayah Tanah Perjanjian tidak keluar dari batasan Tanah itu dan malaikat itu naik ke surga. Lalu, malaikat-malaikat yang bertugas di luar wilayah Tanah Perjanjian turun untuk menjaga dia.” Jadi, mimpi Yakub ketika dia melihat malaikat naik dan turun adalah peristiwa luar biasa tentang pergantian tugas para malaikat Tuhan untuk menjaga hidup Yakub.

Sebab Tuhan memberikan tugas yang berbeda pada tiap kelompok malaikat. Ketika Yakub berada di Tanah Perjanjian, malaikat Tuhan yang bertugas di sana akan menjaga hidup Yakub supaya terus belajar Torah Tuhan. Sehingga, ketika Yakub harus pergi ke Haran, Tuhan mengutus malaikat lain yang bertugas untuk menjaga Yakub supaya tetap melakukan Torah Tuhan di tempat yang asing. Kita bisa melihat sikap dan keputusan yang diambil oleh Yakub saat berada di rumah Laban untuk menghadapi tindakan licik Laban. Itulah sebabnya Tuhan memberikan malaikat yang lain untuk menjaga hidup Yakub.

Haran sering dikaitkan dengan tempat yang membangkitkan amarah Tuhan. Namun, bila kita perhatikan dengan teliti, Yakub mulai membentuk keluarganya (menikah dan punya anak) dan menjadi kaya di rumah Laban, bukan di Tanah Perjanjian (band. Kejadian 30: 43).

The Story of Machanayim (Kejadian 32: 1-2)

Inilah yang sedang kita pelajari bahwa kehidupan rohani tidak bisa dipisahkan dari kehidupan jasmani. Apa yang kita lakukan di kehidupan jasmani akan berdampak pada kehidupan rohani. Juga, sebaliknya. Dua dimensi ini saling berkaitan karena kita tidak bisa pisahkan aspek jasmani dan rohani.

Teks bahasa Ibrani untuk ayat di atas, “… angels of God met him. Anda Jacob said when he saw them, “this is the camp of God,” …” Yakub masih disertai malaikat Tuhan yang bertugas di Haran, lalu saat dia hendak kembali ke Tanah Perjanjian, dia bertemu dengan malaikat Tuhan yang bertugas di Tanah Perjanjian. Itulah sebabnya Machanayim disebut perkemahan bala tentara Tuhan.

Dalam Strong bible, kata ‘machanayim,’ artinya dua perkemahan. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa tempat itu (Machanayim) adalah tempat berkemahnya dua kelompok malaikat (yang bertugas di Tanah Perjanjian dan yang di Haran) dan tidak ada pergantian penjagaan. Kita perhatikan bahwa peristiwa ini terjadi sebelum Yakub mengalami panggilan Tuhan dalam hidupnya (diubah menjadi Israel) (band. Kejadian 32: 27-28).

Tiap kita yang rindu mengalami panggilan Tuhan yang sejati, kita harus berjalan bersama-sama dengan ke dua kelompok malaikat itu. Artinya, kita tidak memisahkan kehidupan jasmani dengan rohani. Namun, hidup kita harus benar secara rohani dan jasmani, sehingga panggilan Tuhan di dalam hidup kita tergenapi. Sebab Tuhan ingin memurnikan hidup kita. Bahwa kehidupan jasmani kita di dunia harus menjadi kesempatan untuk mengubah sesuatu yang jasmani (fana) menjadikannya sesuatu yang memuliakan Tuhan dan menggenapi rencana-Nya (berdampak secara rohani).

Contohnya, saat bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka mendapatkan banyak harta (emas, perak, perhiasan, ternak, dan sebagainya). Segala hal yang mereka peroleh diubah menjadi persembahan untuk membangun tabernakel Tuhan (kemah suci). Sesuatu yang fana (jasmani) diubah menjadi sesuatu yang berdampak secara rohani (membangun tempat untuk hadirat Tuhan). Seperti, nasihat Tuhan Yeshua dalam Matius 6: 19-20; Lukas 12: 33; Matius 16: 19. Apa yang terjadi di dunia spiritual akan berdampak di dunia jasmani, juga sebaliknya (contohnya, Yakub yang mendapat ternak dengan corak tertentu).

Kesimpulan

Berapa besar hal yang kita lakukan untuk berdampak bagi kerajaan Surga dan memuliakan Tuhan, percayalah sebesar itu juga dampak yang akan Tuhan berikan bagi kita di dunia (upah secara jasmani). Kejarlah hidup yang bermakna dengan cara menemukan apa yang menjadi tujuan Tuhan menciptakan kita secara khusus. Torah Tuhan harus menjadi bagian dari diri kita, sehingga kita tidak akan memisahkan hal-hal jasmani dan rohani. Ini bukan sekadar menjadi rohani, melainkan tentang menjadi bejana Tuhan secara jasmani dan rohani.