May 29, 2022

Aftermath

Aftermath

Iman percaya kita berakar pada Tuhan Pencipta semesta, yaitu Elohim yang disembah oleh Abraham, Ishak, dan Yakub. Karena itu, dalam menggali makna perintah Tuhan dari Kejadian sampai Wahyu, kita perlu mempelajari dengan konteks Ibrani. Hal ini akan membawa kita untuk menemukan hari raya-hari raya (moedim) yang Tuhan tetapkan untuk kita peringati selama-lamanya, yaitu Pesach (Paskah), Shavuot (Pentakosta), dan Sukkot (Pondok Daun).

Pengenalan akan Tuhan dengan konteks Ibrani dapat memberi pemahaman yang tepat, misalnya kekristenan sering membedakan antara Tuhan di Perjanjian Lama dan Tuhan di Perjanjian Baru. Tuhan yang Maha Kasih ada di Perjanjian Baru, sedangkan Tuhan yang penuh kekerasan ada di Perjanjian Lama. Padahal kita tahu bahwa Tuhan hanya satu dan Tuhan yang ada di dalam Perjanjian Lama dan Baru adalah Tuhan yang sama, yang tidak berubah.

Torah Parsha yang dibaca pada minggu ini adalah Bechukotai. Kita akan baca beberapa ayatnya, Imamat 26: 14-21. Kita lihat ayat-ayat di atas tampak Tuhan begitu kejam memberikan hukuman, tetapi kita perlu memerhatikan dengan teliti bahwa hukuman itu diberikan, bila mereka tetap menentang Tuhan. Perhatikan ayat sebelumnya (1-13) justru dituliskan kasih setia Tuhan yang begitu besar diberikan kepada mereka, “Jika kamu (berjalan) mengikuti ketetapan-Ku dan memelihara perintah-Ku serta melakukannya” (Imamat 26: 3, Lit).

Ohr HaChayim menjelaskan tentang ayat di atas, “Salah satu alasan Torah menggunakan istilah ‘berjalan’ dalam ketetapan Tuhan, adalah berdasarkan dari interpretasi Mazmur 119: 59: “Aku telah mempertimbangkan jalan-jalanku dan kembali kepada perintah-Mu.” Dalam Midrash, Daud selalu memikirkan untuk melakukan “kehendaknya,” tetapi semua arah jalannya selalu membawanya kepada Rumah Doa atau Sekolah Torah. Ketika seseorang menyatukan dirinya dengan firman Tuhan dan melakukannya dengan sungguh-sungguh, maka tiap anggota tubuhnya secara OTOMATIS akan menolong orang ini untuk berjalan menuju arah yang tepat secara spiritual. Ayat ini bisa diterjemahkan: “Apabila sesuai dengan ketetapan-Ku, engkau akan berjalan ke arah yang benar”.

Sebenarnya ada mekanisme atau sistem yang berjalan secara otomatis ketika manusia tidak melakukan perintah Tuhan yang berdampak di dalam hidupnya. Ketika kita berjalan menentang atau melawan Tuhan, sistem/ mekanisme akan berjalan, sehingga berdampak dalam hidup kita. Ketika Tuhan menciptakan alam semesta ini, ada Law System yang dibuat di dalamnya. Sehingga, tentu saja kita tidak menyembunyikan apa pun di hadapan Tuhan. Namun, saat kita menaati perintah-perintah Tuhan, kita pun akan mengalami janji-janji Tuhan. Ada sistem/ mekanisme yang langsung berjalan (band. Galatia 6: 4-8). Jadi, lebih baik kita tahu petunjuk Tuhan supaya kita mengalami hal-hal yang baik dari Tuhan.

Ketika kita berjalan melawan arah dari yang Tuhan tetapkan, law system itu akan langsung berlaku. Sebab tujuan Tuhan adalah supaya kita berjalan di dalam jalan-jalan-Nya dan bertemu dengan-Nya, sehingga memiliki hidup yang kekal. Saat kita sungguh-sungguh melakukan ketetapan Tuhan, otomatis janji-janji berkat yang Tuhan sediakan akan kita alami. Mungkin saat ini semua masih tampak “kurang baik,” masalah masih ada, tantangan masih ada, tetapi tetaplah percaya dan setia melakukan perintah-perintah-Nya dan berjalan di jalan yang Tuhan tunjukkan. Jangan berjalan melawan arah untuk menentang Tuhan. Sebab Tuhan tahu yang terbaik. Karena itu, tetaplah percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Saat kita tetap menaati perintah-perintah Tuhan, itu adalah perbuatan yang baik di hadapan Tuhan, sehingga ada konsekuensi yang baik juga akan kita terima (aftermath).

Firman Tuhan dalam Imamat pasal 26 di atas berisi banyak sebab-akibat (aftermath). Kalau kita berjalan menentang Tuhan, ada akibat yang kita alami. Juga, kalau kita berjalan di dalam ketetapan Tuhan, ada konsekuensi yang terjadi. Mari baca Amsal 22: 4, dalam terjemahan STRONG ditulis, עקב (eqev), artinya konsekuensi, pahala. Versi literatur ayat di atas, “KONSEKUENSI dari kerendahan hati adalah takut akan Tuhan, yang diikuti kekayaan, kehormatan, dan kehidupan.  Mana konsekuensi yang akan kita pilih?

Karena itu, bagi kita yang berjalan di dalam kebenaran Tuhan, percayalah bahwa Tuhan juga sedang menyediakan konsekuensi yang menyenangkan dan baik untuk hidup kita. Mungkin hari ini kita belum melihatnya, tetapi percayalah bahwa Tuhan akan mendatangkan kebaikan bagi mereka yang setia berjalan di jalan-jalan Tuhan.