Berada di padang gurun sangat tidak menyenangkan, karena keadaannya sangat panas, kering, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Abraham diperintahkan Tuhan untuk berangkat dari Ur-Kasdim menuju Tanah Kanaan. Abraham dari Haran menuju ke tanah Negeb (padang gurun). Abraham memiliki iman kepada Tuhan, sehingga dia mau menaati perintah Tuhan untuk berjalan sampai ke tanah Negeb.
Keadaan tanah Negeb di masa sekarang, justru menjadi lahan yang subur dengan teknologi modern, mereka bisa mempunyai perkebunan anggur, peternakan sapi, buah-buahan, bahkan penghasil madu. Ternyata di tanah Negeb terdapat cadangan sumber air bawah tanah yang besar, sehingga dapat menghasilkan air yang murni dan tidak dipengaruhi oleh penguapan dan polusi udara.
Abraham dan Ishak berjalan dengan iman tanpa melihat (Kej. 12:1-9, 15:6-7, 18-21)
Belajar dari kisah Abraham yang mendapatkan perkenanan Tuhan karena iman yang dimilikinya. Tanah yang diberikan Tuhan kepada Abraham adalah panggilan Tuhan untuk ditempati (dikuasai) oleh keturunan Abraham. Ini merupakan perjanjian pertama dari Tuhan kepada Abraham.
Kita belajar dari Abraham dan Ishak tentang panggilan. Mereka memiliki iman dan ketaatan kepada perintah Tuhan, sehingga mereka mendapatkan hikmat Tuhan dalam memenuhi panggilan. Tuhan memperlengkapi mereka, contohnya dengan keahlian dalam menggali sumur, beternak, dan menggembalakan. Bahkan, Abraham ahli dalam berperang.
Kita harus berdoa senantiasa dalam memenuhi panggilan Tuhan, supaya kita tetap berjalan, bertahan, dan setia. Tiap kita akan menemui padang gurun, ketika berjalan memenuhi panggilan Tuhan. Namun, Tuhan akan memberikan kekuatan dan hikmat untuk memperlengkapi kita.
Memang hal yang tidak mudah dan berat untuk bertahan dan berada di dalam panggilan Tuhan. Namun, ingatlah bahwa berkat Tuhan akan dicurahkan di tempat kita dipanggil. Ketika kita berada di tempat Tuhan memanggil kita, maka berkat-Nya akan kita alami. Saat kita menabur di tempat panggilan Tuhan, kita akan belajar hal-hal yang baru. Bahkan, hal-hal yang tidak pernah atau belum ada sebelumnya, seperti Bezaleel dan Aholiab (Kel. 36: 1-2) serta Akhsa dan Otniel (Hak. 1: 15).
Abraham beriman tanpa melihat, sedangkan 10 pengintai melihat, tetapi tetap tidak percaya (Bilangan 13: 26-29). Sehingga, seluruh bangsa Israel gagal untuk masuk ke tanah perjanjian. Mereka gagal untuk masuk ke tanah perjanjian, oleh karena menyepelekan panggilan.
Jangan sepelekan panggilan
Jangan kita menganggap remeh atau menyepelekan panggilan Tuhan dalam hidup kita. Juga jangan sembarangan atau ge-er dalam memenuhi panggilan Tuhan. Sebab dalam panggilan ada berkat khusus. Ketika kita meremehkan atau menyepelekan panggilan Tuhan, maka berkat khusus yang telah Tuhan sediakan bisa dialihkan kepada orang lain. Sebab rencana Tuhan harus terselesaikan.
Panggilan Tuhan harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, sama seperti perumpamaan talenta (bila tidak dilakukan, diberikan kepada yang lain dan menerima hukuman); kisah Barak yang tidak tercatat menjadi hakim Israel karena tidak berani maju berperang; Ruben tidak mendapatkan haknya (hak kesulungan hilang dan diberikan kepada Yehuda); dan perumpamaan tentang perjamuan kawin. Jangan kita menyepelekan panggilan Tuhan, supaya kita bisa mengalami berkat khusus yang telah Tuhan sediakan.
Karena itu, kita perlu kembali kepada panggilan Tuhan, melalui: teshuvah (bertobat dan berbalik kepada kebenaran), tefillah (berdoa), dan tzedakah (berbuat baik/memberkati sekitar).
Kesimpulan
Ketika kita tetap berjalan dan berdoa dalam memenuhi panggilan Tuhan untuk menuju tanah Negeb (padang gurun), Tuhan akan memulihkan batang air kering di tanah Negeb (Maz. 126: 1-6). Sampai dicurahkan kepada kita, Roh yang dari atas. Maka, padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan (Yes. 32: 15).