Minggu ini orang-orang Yahudi memeringati hari raya Purim. Kita akan belajar hari raya ini dari sudut pandang yang lain. Selama ini kita hanya tahu tentang Purim berkaitan dengan tokoh-tokoh, seperti Haman, Mordekhai, dan Ester. Kisah ini menjadi seperti sebuah kisah sejarah. Orang-orang Yahudi merayakan Purim dengan melakukan mitzvot “be happy” (bergembira).
Empat Mitzvot dalam perayaan Purim
- Membaca Megillah (kitab Ester) atau disebut Mikra Megillah sebanyak dua kali (malam sebelum Purim dan malam pada saat Purim. Saat perayaan Purim, anak-anak diperbolehkan gaduh, khususnya saat kata ‘Mordekhai’, mereka akan bersukacita, sedangkan saat kata ‘Haman’, anak-anak akan menghentakkan kaki dan memutar sebuah alat.
- Mengirimkan keranjang hadiah kepada saudara atau sahabat (Mishloach Manot)
- Memberi kepada yang membutuhkan atau tzedakah (Matanot La’evyonim)
- Jamuan pesta (S’udat Purim) terdapat beberapa sajian yang khas, seperti masquerade, hamantaschen, Haman Finger.
Bangsa Amalek dalam kisah Ester
Tokoh Haman adalah keturunan Agag, yang merupakan keturunan dari bangsa Amalek. Mengapa mereka memusuhi bangsa Israel? Bahkan Tuhan memerintah bangsa Israel untuk melenyapkan semua orang Amalek dan jangan melupakan perbuatan bangsa Amalek. Mengapa Tuhan memerintahkan hal ini?
Kitab Suci mencatat bahwa bangsa Amalek adalah salah satu bangsa yang menghadang bangsa Israel setelah mereka keluar dari Mesir. Saat ini bangsa Amalek tidak diketahui lagi keberadaannya, tetapi ada spirit of Amalek yang harus kita waspadai. Spirit of Amalek dapat memadamkan semangat kita untuk menggenapi visi dari Tuhan, juga memadamkan semangat kita untuk mengasihi Tuhan.
Latar belakang Amalek adalah keturunan dari Esau, dari Elifas dan Timna. Ada sebuah cerita yang mengatakan bahwa Timna ditolak untuk masuk dalam bangsa Israel sehingga inilah yang membuat mereka sakit hati sampai kepada keturunannya, Amalek.
Persembahan setengah syikal
Sebelum pembacaan Megillah ada tradisi Machatzit Hashekel (setengah koin), yaitu tradisi untuk memberikan setengah shekel sebanyak 3 koin (bnd. Keluaran 30: 13, CJB). Mengapa setengah syikal? Mengapa tidak 10 gerahs?
Saat bangsa Israel mempersembahkan setengah shekel sebagai persembahan penebusan pendamaian, hasil persembahan digunakan untuk operasional Bait Suci. Jadi, seluruh bangsa Israel yang berusia 20 tahun baik orang kaya maupun miskin, memberikan setengah syikal.
Rabbi Menachem Mendel Schneerson menjelaskan tentang arti setengah shekel di masa lalu, sekarang, dan masa depan. Arti di masa lalu, sebagai pendamaian dosa, penebusan kesalahan tidak hanya generasi lembu emas, tetapi semua generasi yang akan datang. Arti setengah shekel di masa yang akan datang, yaitu rencana penghancuran bangsa Israel oleh Haman (dalam kisah Ester). Namun, saat ini tidak bisa dilakukan karena tidak adanya Bait Suci. Pemberian setengah syikal diganti dengan pemberian tzedakah.
Setengah syikal yang setara dengan 10 gerah?
- Inter (pribadi), kasihilah sesamamu manusia!
Bila seorang Yahudi sendiri, dia bernilai setengah dan akan menjadi utuh ketika bersatu dengan orang Yahudi lainnya. Kurban dipersembahkan oleh seluruh bangsa sebagai satu kesatuan, bukan sebagai kelompok individu (persembahan yang sama).
- Inner, dengan dirinya!
Setiap orang memiliki dua jiwa: jiwa yang ‘saleh’ dan ‘daging’. Jiwa saleh bagian dari Tuhan yang mengarahkan orang Yahudi ke hal-hal spiritual, sedangkan jiwa ‘daging’ hanya tertarik pada materi (Yetzer Ha Ra dan Yetzer Ha Tov).
- Dengan Tuhan!
Kesadaran bahwa dia hanya setengah dari entitas dan akan benar-benar utuh hanya ketika dia bersatu dengan Tuhan, dedikasi penuh, dan melayani Tuhan (menjadi 1 syikal).
Apakah Tuhan Yeshua merayakan Purim? (Matius 17: 24-27)
Dalam terjemahan Complete Jews Bible, kata ‘empat dirham di mulut ikan’ ditulis ‘a shekel’ (sesuai dengan Keluaran 30: 13, yaitu pajak Bait Suci). Saat itu, di Bait Suci banyak meja penukar uang, yaitu mereka harus menukar uang menjadi syikal perak murni Tirus dan dikenai bunga pajak. Ini memberatkan orang-orang Yahudi untuk beribadah. Tuhan Yeshua membayar pajak itu dengan memerintahkan Petrus memancing ikan.
Ikan menjadi simbol bulan Adar, jemaat mula-mula (identifikasi sesama Messianik), simbol orang Yahudi, rabbi Shlomo Yitzchaki (Rashi) (bnd. Kejadian 48: 16, berlipat ganda seperti ikan), dan rabbi Akiva bin Yosef yang menggambarkan orang Yahudi sebagai ikan dan Torah simbol air. Artinya, orang Yahudi tidak dapat hidup tanpa Torah. Kita seharusnya seperti ‘ikan’, yang tidak bisa hidup tanpa Torah Tuhan.
Kesimpulan
Pada kisah Purim di bulan Adar seakan Tuhan tidak hadir, seperti ikan yang tidak terlihat. Juga halnya dengan Kerajaan Surga yang sudah dekat, tetapi tersembunyi bagi kebanyakan orang. Namun, Mesias dan Kerajaan-Nya tidak tersembunyi bagi kita sebagai para pengikut-Nya.
Ikan dan koin, seperti kisah Purim. Sebuah penyelamatan yang tersembunyi dan kisah penebusan besar yang akan datang. Purim bagi kita adalah pengingat untuk mengobarkan kembali kerinduan kita melihat kedatangan Mesias yang akan membawa penebusan besar bagi Israel dan semua bangsa di bumi.