December 16, 2022

The Journey Of Ark Of The Covenant

The Journey Of Ark Of The Covenant

Kebanyakan orang berpendapat dan menilai bahwa Tabut Perjanjian dan hal-hal yang ada di Kitab Suci hanyalah cerita belaka (mitos). Sebab, di luar pemikiran untuk dipahami. Keberadaan Tabut Perjanjian sampai sekarang tidak ada. Mari kita renungkan dan pelajari tentang hal tersebut.

Ark of covenant (Tabut Perjanjian)

Tabut Perjanjian secara fisik adalah kotak/peti kayu berukuran 131x79x79 cm yang berisi loh batu dari batu safir murni yang atasnya terukir sepuluh perintah Tuhan, tongkat Harun yang bertunas dan periuk emas berisi manna. Tabut Perjanjian sangat unik, sebab ada perintah atau instruksi untuk pembuatannya. Pembuatan Tabut Perjanjian sangat detail.

Musa diinstruksikan bagaimana menyimpan loh-loh itu di dalam tabut yang dapat dibawa, dipikul dengan tangan. Tabut dibuat dari kayu penaga (Sittim Wood) dilapisi dengan emas murni. Agar dapat dipikul/diangkat maka dipasang empat gelang emas pada keempat penjurunya dan dibuat kayu pengusung dari kayu Penaga yang dilapisi emas juga, dan kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang tersebut (tidak boleh dicabut). Tutupnya disebut tutup pendamaian dan terbuat dari sekeping emas padat dan di atasnya melambangkan hadirat Tuhan, pada bagian penutup, terdapat dua kerub emas, dengan sayap terbentang, kepala mengarah ke tutup pendamaian yang melambangkan penjaga kekudusan dan kebenaran Tuhan. Dan, hanya setahun sekali imam besar memasuki Ruang Maha Kudus dan memercikkan darah di tutup pendamaian. Tabut Perjanjian adalah gambaran Tuhan Yeshua. Terbuat dari “kayu Shitim” yang tidak binasa, yang menggambarkan kemanusiaan Tuhan Yeshua dan “emas” menggambarkan kehidupan kekal-Nya. Menggambarkan pengorbanan darah Tuhan Yeshua untuk menyelamatkan kita semua. Tabut Perjanjian dibuat sangat detail, sebab semua ada arti/maknanya. Isi Tabut Perjanjian merepresentasikan Tuhan Yeshua. Tuhan Yeshua adalah firman (Torah) yang hidup, Tuhan Yeshua juga Gembala, dan Tuhan Yeshua juga roti yang hidup. Tabut Perjanjian digambarkan sebagai “rumah kemuliaan Tuhan”, sebagai tanda secara fisik bahwa Elohim ada di Israel. Tabut Perjanjian Tuhan adalah bagian yang paling suci di Tabernakel.

Kita belajar perjalanan dari Tabut Perjanjian, supaya bisa mengerti dan melihat kehendak dan rencana-Nya. Tabut Perjanjian menjadi saksi untuk mendampingi perjalanan bangsa Israel dari Mesir sampai masuk ke Tanah Perjanjian (Kanaan). Perjuangan bangsa Israel juga bisa kita ketahui tentang perjalanan Tabut Perjanjian. Ada makna masing-masing di setiap tempat Tabut Perjanjian berada.

  1. Mt. Sinai

Musa menerima dua loh batu yang berisikan 10 perintah dari Tuhan di Gunung Sinai (Kel. 24:18). Selama bangsa Israel melakukan perjalanan selama 40 tahun di padang gurun menuju Tanah Perjanjian, Tabut Perjanjian yang dibawa terlebih dahulu oleh para imam dari suku Lewi untuk memimpin jalan (Bil. 10:33) Penyertaan Tuhan atas bangsa Israel dengan tiang awan memimpin mereka (bangsa Israel) di siang hari dan menjadi tiang api di malam hari. Di setiap perhentian, Tabut Perjanjian ditempatkan di tenda suci – Tabernakel (Kel. 40:21). Mereka mengalami banyak mujizat dan berkat, selama perjalanan menuju Tanah Perjanjian. Hal tersebut tidak membuat bangsa Israel percaya dan setia kepada Tuhan, melainkan seringkali bersungut-sungut dan berpaling dari Tuhan. Tabut Perjanjian juga menemani Yosua yang menggantikan Musa untuk masuk Tanah Perjanjian. Tuhan mau memberikan bukti kepada Yosua bahwa, dahulu Tuhan mendampingi Musa untuk membelah Laut Teberau maka Tuhan juga menemaninya (Yosua) dengan cara yang mirip (sama). Ketika mereka (bangsa Israel) tiba di sungai Yordan untuk masuk Tanah Perjanjian, Tabut Perjanjian memimpin di depan dan air terbelah di depannya (Yos. 3:13, 16-17). Ini membuktikan bahwa ketika Tuhan sudah berjanji kepada umat-Nya maka Tuhan akan membuktikan dan melakukan.

  1. Gilgal

Setelah menyeberang sungai Yordan, mereka tiba di suatu tempat (Gilgal). Mereka mendirikan batu peringatan di Gilgal. Gilgal berarti roda atau lingkaran/suatu yang menggelinding. Secara khusus, tampaknya mengacu pada lingkaran, batu atau altar melingkar. Yosua kemudian mengucap syukur (sebagai pintu masuk ke tanah Kanaan). Selama penaklukkan Tanah Perjanjian (periode 7 tahun), Tabut Perjanjian tinggal di Gilgal (Yos. 4:19-24). Ketika Tabut Perjanjian tinggal dan berada di Gilgal, Yosua menggunakan Gilgal sebagai markas besarnya, untuk menduduki tanah Kanaan. Mereka melakukan banyak hal ketika berada di Gilgal. Dalam penaklukan Yerikho, orang Israel berbaris mengelilingi tembok kota dengan Tabut Perjanjian memimpin mereka, dan setelah 7 kali tembok tersebut runtuh (Yos. 6:6). Kemenangan demi kemenangan terjadi, ketika mereka (bangsa Israel) taat atas perintah Tuhan (Ul. 28:1-2). Sementara mereka menaklukkan tanah itu, Tabut Perjanjian dipindahkan ke lokasi yang lebih sentral di Silo (Shiloh).

  1. Shiloh

Merupakan kota di wilayah Efraim atau termasuk wilayah Samaria, yang terletak 16 km sebelah utara Bethel atau 31 km sebelah utara Yerusalem. Shiloh, sekarang didentifikasikan dengan Khirbet Seilun. Sebelum bait suci (Mishkan) dibangun di Yerusalem, rumah Tuhan/Tabernakel ada di Shiloh pertama kali, menjadi suatu bangunan yang semi permanen. Shiloh adalah ibukota agama dan militer Israel pada masa Hakim-hakim dan Tabernakel tinggal disini selama 369 tahun. Shiloh diartikan secara harafiah adalah tenang, pembawa damai. Mereka mengharapkan hal-hal tersebut terjadi di Shiloh akan tetapi tidak terjadi. Shiloh merupakan lambang kehancuran, ketika nabi Yeremia memperingatkan Yerusalem tentang keberdosaannya (Yer. 7:12).

Di Shiloh, undi dilakukan untuk membagi tanah di antara 7 suku yang belum menerima milik pusaka mereka, di sisi barat sungai Yordan. Ruben, Gad dan setengah suku Manasye telah menerima bagian mereka di sisi timur sungai Yordan, dan Yehuda serta Yusuf telah menerima bagian mereka di sisi barat. Di Shilo, Hana berdoa meminta putra. Tuhan mendengar doanya (diberikan anak yang bernama Samuel). Ke Shilo, Hana membawa Samuel dan menguduskannya untuk melayani Tuhan. Tabernakel di Shilo dipimpin oleh imam Eli dan putra-putranya (Hofni dan Pinehas) yang jahat (mengambil korban persembahan Tuhan), kemudian melalui nabi Samuel, azab rumah tangga mereka diumumkan. Hal tersebut diulang dan sering terjadi sehingga membuat Tuhan murka.

  1. Eben Haezer

Bangsa Filistin menghimpun kekuatan untuk berperang dengan Israel di Aphek sedangkan Israel berkemah di Ebenhaezer. Israel dikalahkan oleh orang Filistin, yang membunuh sekitar empat ribu orang di medang perang (1 Sam. 4:2-3). Para imam dan umat sepertinya sudah tidak peduli dengan kekudusan. Mereka memperlakukan Tabut Perjanjian sebagai “jimat” untuk tujuan dan kehendak mereka sendiri dan bukan untuk tujuan Tuhan YHWH sebagai sumber kehidupan mereka. Mereka kembali berperang dengan bangsa Filistin dan bangsa Israel mengalami kekalahan (1 Sam. 4:10) dan lebih mengerikan Tabut Perjanjian dirampas oleh bangsa Filistin (1 Sam. 4:11). Dan imam Eli mengalami kematian, mendengar kabar bahwa Tabut Perjanjian dirampas oleh bangsa Filistin dan kedua anaknya mati (1 Sam. 4:18). Pada masa-masa tersebut, firman Tuhan sangat jarang, tidak ada penglihatan yang disingkapkan (1 Sam. 3:1). Eben Haezer menjadi kota yang menyaksikan kekalahan tragis yang dialami Israel.

  1. Ashdod

Setelah bangsa Filistin merampas Tabut Perjanjian Elohim, mereka membawanya dari medan pertempuran di kota Eben Haezer ke kota Asdod (1 Sam. 5:1). Bangsa Filistin mengambil Tabut Perjanjian, serta membawanya ke kuil Dagon, dan meletakkannya di dekat patung Dagon (1 Sam. 5:2). Tuhan tidak mau berada dan disamakan dengan patung Dagon (1 Sam. 5:3-6).

  1. Gath

Semakin banyak kemalangan-kemalangan yang dialami dan terjadi atas bangsa Filistin, karena membawa Tabut Perjanjian di kota Ashdod. Mereka menyadari bahwa ada tabut Tuhan yang berada di Ashdod. Sehingga mereka membuang Tabut Perjanjian dan dipindahkan ke kota Gath (1 Sam. 5:8). Meskipun sudah dipindahkan, tetap terjadi kemalangan demi kemalangan (1 Sam. 5:9). Sehingga mereka berusaha membuangnya ke kota Ekron (1 Sam. 5:10).

  1. Ekron

Mereka memindahkan Tabut Perjanjian supaya mereka selamat sehingga Tabut Perjanjian dibawa dan sampai ke Ekron sampai tujuh bulan (1 Sam. 6:1). Mereka menyadari kemalangan demi kemalangan terjadi sehingga memanggil para ahli-ahli nujum supaya terlepas dari murka Tuhan bangsa Israel (1 Sam. 6:3-4,7-8). Tabut Perjanjian diletakkan di atas kereta yang telah mereka buat (1 Sam. 6:8). Lembu-lembu yang membawa Tabut Perjanjian menarik kereta sampai di perbatasan Bet-Semes (1 Sam. 6:9) berjalan lurus dan menuju Bet-Semes. Lembu-lembu yang membawa Tabut Perjanjian tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri (1 Sam. 6:10).

  1. Beth Shemesh

Tabut Perjanjian tiba dan sampai di Bet-Semes. Orang Bet-Semes melihat lembu yang menarik kereta yang membawa Tabut Perjanjian yang telah lama hilang (1 Sam. 6:14). Mereka bersukacita, kereta itu telah sampai ke ladang Yosua (orang Bet-Semes). Dan orang-orang Lewi membawa turun dan orang-orang Bet-Semes mempersembahkan korban kepada Tuhan (1 Sam. 6:15). Semuanya sepertinya baik akan tetapi, orang Bet-Semes membuka Tabut Perjanjian dan ingin tahu isi Tabut Perjanjian, sehingga Tuhan marah dan menewaskan mereka (1 Sam. 6:19). Orang Bet-Semes menjadi takut karena peristiwa tersebut (1 Sam. 6:20). Mereka menghubungi orang Kiryat supaya membawa keluar Tabut Perjanjian ke luar dari Bet-Semes (1 Sam. 6:21).

  1. Kiryat-Yearim

Tabut Perjanjian di Kiryat-Yearim tinggal di rumah Abinadab selama 20 tahun (1 Sam. 7:1-2). Dan tidak terjadi apapun disana. Setelah pergantian kekuasaan dari Saul yang diganti Daud. Daud yang membawa Tabut Perjanjian ke ibu kota negara di Yerusalem. Daud meniru cara orang Filistin dengan membawa Tabut Tuhan dengan kereta. Hal ini yang menjadi masalah karena melanggar hal yang penting (1 Taw. 13:9-10). Tuhan tidak suka dengan cara Daud yang meniru cara orang Filistin. Daud tidak taat dan tidak mengerti bahwa Tabut Perjanjian dibuat secara detail (Kel. 25:12-15), karena ada arti dan maknanya. Kelalaian Daud menyebabkan tragedi.

Setelah peristiwa tersebut, Tabut Perjanjian ditaruh di rumah Obed Edom. Obed Edom mengalami berkat Tuhan selama Tabut Perjanjian ada bersamanya selama 3 bulan.  Daud bertobat. Daud mempelajari firman Tuhan dan menyadari bahwa Tuhan tidak pernah mengizinkan Tabut Perjanjian dipindahkan oleh lembu. Hanya orang Filistin yang melakukannya. Aturan dari Elohim untuk mengangkut Tabut Perjanjian cukup spesifik dan melibatkan anggota dari suku Lewi yang memikulnya di pundak mereka (1 Taw. 15:2, 12). Daud mengenakan jubah dari kain lenan halus, juga semua orang Lewi yang mengangkut Tabut Perjanjian dan memuji Tuhan (1 Taw. 15:27-28).

Kesimpulan

Perjalanan Tabut Perjanjian mempunyai cerita dan kita bisa merefleksikan tentang kemauan dan keinginan Tuhan terhadap umat-Nya. Sehingga kita bisa belajar bahwa kita harus selalu memiliki hati yang beres di hadapan Tuhan dan sesama (menjaga hubungan dengan Tuhan dan sesama), belajar firman Tuhan untuk kita bisa mendapat rhema dari Tuhan, cepat bangkit saat jatuh dan lupakan hal-hal yang lalu (pertobatan). Pertobatan berarti berbalik dari dosa menuju kepada kebenaran. Di tahun mendatang, biarlah kita tetap memegang tangan Tuhan dan bukan kepada yang lain.