Flexing dalam bahasa sehari-hari disebut pamer. Beberapa orang bahkan melakukan berbagai kebohongan supaya dirinya terlihat hebat dan berkesan di depan orang lain. Juga, menggunakan sosial media supaya makin banyak orang yang melihatnya menjadi tertarik dan mengikutinya.
Sukses menurut pandangan dunia
Apabila kita setiap hari membaca, melihat, dan mendengar informasi-informasi tentang gaya hidup (lifestyle) orang lain, akhirnya kita akan menilai orang tersebut berdasarkan kekayaan, kepandaian, dan harta yang dimilikinya. Beberapa contoh orang-orang yang kaya di dunia, mereka memiliki usaha yang dikenal dan dipakai oleh banyak orang di seluruh dunia, sehingga membuat segala aspek kehidupan mereka juga dilihat oleh banyak orang, akibatnya ukuran atau nilai kesuksesan seseorang berdasarkan hal-hal yang tampak oleh mata saja.
Sukses menurut dunia adalah segala sesuatu yang terlihat dan tampak hebat. Seseorang akan tampak hebat bila memiliki harta kekayaan berlimpah, popularitas (dikagumi, dipuji penggemar), jabatan/ kedudukan yang tinggi, dan punya kuasa (kekuasaan politik, organisasi, usaha dll). Kebanyakan orang menginginkan dan memimpikan semuanya itu.
Kebanyakan orang mendefinisikan sukses sebagai suatu pencapaian target atau sekadar memperoleh kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran. Sukses juga didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan jumlah pencapaian (berapa banyak deposito, rumah, perusahaan, atau berapa banyak jemaat dan cabangnya). Sukses menurut pandangan dunia juga berarti seseorang mendapat segala kemudahan-kemudahan di dalam hidupnya (mempunyai status dan pengaruh di dalam komunitasnya). Orang yang sukses biasanya menikmati kehidupan yang baik dan menyenangkan (mapan secara keuangan dan aman secara emosional). Hal-hal tersebut yang menjadi indikator seseorang dinyatakan sukses secara pandangan dunia.
Tentang orang kaya sukar masuk ke dalam Kerajaan Surga
Tuhan Yeshua mengingatkan kepada kita untuk tidak berfokus kepada harta yang ada di dunia (Mat. 6:19-21). Apakah kita sebagai anak-anak Tuhan tidak boleh menjadi kaya, terkenal dan berpengaruh? Mari baca Mat. 19:23-24. Tuhan Yeshua bertemu dengan seorang yang sangat kaya dan hatinya melekat kepada hartanya. Tuhan Yeshua memberikan pandangan-Nya bahwa orang kaya sukar masuk ke dalam Kerajaan Surga, seperti unta yang masuk dalam lubang jarum.
Ada berbagai macam interpretasi bahwa lubang jarum yang ada di Mat. 19:24 adalah sebuah pintu gerbang yang ada di Yerusalem, saat malam hari ditutup dan hanya pintu ukuran kecil yang dibuka (seekor unta sulit masuk kecuali jika ia membungkuk dan bagasinya dilepas, dan ia berlutut dan merangkak masuk). Namun, dalam Matius 19:24 dan Markus 10:25, ditulis rhaphidos (jarum jahit pakaian), sedangkan dalam Lukas 18:25 ditulis belones (jarum jahit digunakan dokter bedah). Ada juga yang menginterpretasikan: saat seseorang bisa mengerti Kerajaan Surga, dia harus menanggalkan sebagian kekayaan atau harta yang dimilikinya untuk bisa berbagi.
Interpretasi lubang jarum dalam bahasa Aram, menggambarkan orang kaya sebagai atira. Artinya, bukan hanya orang yang mempunyai sumber daya kekayaan, melainkan mempunyai pengaruh (network) untuk mengatasi permasalahan orang lain.
Intinya, semua interpretasi itu adalah sebuah idiom. Jadi, baik menggunakan gambaran unta maupun gajah yang melewati lubang jarum itu hanya sebuah gaya bahasa hiperbola untuk menyatakan kemustahilan. Tuhan Yeshua mengatakan secara literal bahwa seperti halnya seekor unta mustahil masuk ke lubang jarum, demikian juga sukar bagi seorang yang mengandalkan kekayaannya (sumber kehidupan) untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kebanyakan orang yang sudah memiliki kelebihan (kaya) di dalam aspek kehidupannya akan sulit untuk menundukkan diri di bawah Kerajaan Surga karena merasa dirinya mampu. Dia merasa bisa berbuat sesuka hatinya karena telah memiliki semua yang diperlukan. Berbeda dengan orang-orang yang tidak mempunyai pilihan untuk memilih karena kondisi/ keadaan yang kurang. Saat seseorang tidak memiliki apa-apa dan tidak mampu, sikap yang dipilih biasanya pasrah/ berserah, sehingga mudah baginya untuk menundukkan diri di bawah otoritas Kerajaan Surga.
Contoh orang-orang kaya di Kitab Suci
- Abraham
Kitab suci mencatat Abraham adalah orang yang sangat kaya, banyak ternak, memiliki perak dan emas (Kej. 13:2), bahkan dalam keadaan yang tidak menyenangkan di Mesir, Abraham tetap berlimpah dengan berkat (Kej. 12:16, 20:14; 24:35).
- Salomo
Orang yang sangat kaya (2 Taw. 9:13-29). Kekayaan raja Salomo diperkirakan USD 2,1 trilyun. Kekayaan raja Salomo lebih besar dibandingkan orang-orang kaya di masa sekarang. Raja Salomo menikmati kekayaan yang berlimpah, tetapi pada suatu titik dia melihat bahwa semua kekayaan yang dimilikinya sia-sia (Pengkhotbah 5:10-13).
- Ayub
Selain dikenal sebagai orang yang saleh, jujur, dan takut akan Tuhan, Ayub juga orang terkaya di antara orang-orang yang berada di sebelah timur (Ayub 1:1-3). Kekayaan Ayub lenyap dengan seizin Tuhan (Ayub 1:21). Ayub dalam kegundahan hatinya juga meratapi tentang kelahirannya (Ayub 10:18-19). Namun, Ayub masih tetap bisa menjaga imannya dan Tuhan memulihkan keadaannya, sehingga Ayub melihat keajaiban Tuhan (Ayub 42:5). Ayub menyadari bahwa pengenalan akan Tuhan lebih dari segalanya. Ayub mengalami pemulihan dua kali lipat.
Berdasarkan tiga contoh orang kaya di Kitab Suci, artinya Tuhan tidak anti terhadap kekayaan, tetapi jangan kita menjadi serupa dengan dunia ini (Roma 12:2). Jangan menggunakan ukuran dunia (Kol. 3:9-10). Bahwa yang penting adalah memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Bapa di Surga. Tuhan mengizinkan manusia untuk berada di dunia dengan sebuah misi.
Yang dicari kebanyakan orang di dunia bukan uang, melainkan ketamakan atau cinta uang. Orang yang cinta uang akan menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai dusta (1 Tim. 6: 10). Dan, orang-orang yang lebih mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, kasih Bapa tidak ada di dalam orang tersebut (1 Yoh. 2:15-17). Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Tuhan tetap hidup selama-lamanya. Ayat-ayat di atas sering terdengar oleh kita, tetapi masalahnya adalah cara untuk mempraktikkannya harus sesuai dengan cara Tuhan dan bukan cara dunia.
Menjadi kaya tidaklah salah sebab kitab suci juga mencatat tentang orang-orang kaya. Artinya, Tuhan akan memberkati anak-anak yang mengasihi-Nya. Karena itu, pastikan bahwa kita tidak mendefinisikan sukses berdasarkan penilaian dunia. Kita tidak mengejar sukses dari pandangan dunia, tetapi kita harus memiliki sikap hati dan nilai-nilai yang sesuai dengan pandangan Tuhan dalam menilai kesuksesan.
Definisi sukses di mata Tuhan
Sebagai orang yang mengasihi Tuhan, tidak penting sukses di mata dunia akan tetapi lebih penting sukses di mata Tuhan. Seperti sebuah nasihat, “jangan memainkan aturan bertanding basket, saat bertanding sepakbola. Ukuran sukses dan gagal di hadapan Tuhan dapat kita lihat dalam perumpamaan tentang talenta (Mat. 25:14-17, 22-30). Hamba yang pertama dan ke dua melakukan bagiannya, sedangkan hamba yang ke tiga tidaklah demikian. Ada tiga hal yang menjadi masalah dengan hamba yang ke tiga, yaitu
- Tidak mengenal Tuannya (Hos. 4:6, Yer. 9:6, Ef. 1:17).
- Takut (Yes. 41:10 & 13, Yos. 1:9, Yer. 1:8, Maz. 56:3-4, 1 Yoh. 4:18)
- Malas (Ams. 18:9, 20:4, 26:13).
Tuhan menghendaki supaya kita bisa memenuhi panggilan yang telah Tuhan berikan apa pun keberadaan kita saat ini. Caranya kenali Tuhan kita, jangan takut dan jangan malas.
Kesimpulan
Sukses di hadapan Tuhan diukur dan didefinisikan berdasarkan obedience/ketaatan, faithfulness/percaya-setia, dan fruitfulness/berbuah. Ketaatan dimulai dengan menyadari bahwa keberadaan diri kita adalah hamba yang punya tugas untuk menyenangkan Tuan, dan kita membutuhkan Sang Tuan. Ketika seseorang bisa taat, langkah selanjutnya adalah percaya dan menghasilkan buah yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.