October 21, 2022

Sendiri, Tetapi Tak Sendirian

Sendiri, Tetapi Tak Sendirian

1 Samuel 14: 6

 

Firman Tuhan menuliskan bahwa tidaklah sukar bagi Tuhan untuk menolong meskipun dengan sedikit orang. Salah satu contohnya adalah Samgar, yang hidup di zaman Hakim Ehud dan Debora (Hakim 4: 1). Ehud adalah hakim yang berhasil menundukkan bangsa Moab sehingga Israel mengalami keamanan selama 80 tahun (Hakim 3: 30). Siapakah Samgar? Namanya hanya disebut dua kali, yaitu dalam Hakim 3: 31 dan 5: 6. Samgar adalah seorang petani yang dipilih Tuhan untuk membawa kebebasan bagi orang Israel.

Latar belakang yang terjadi di zaman Samgar

  1. Ketakutan (Hakim 5: 6)

Para kafilah dan orang yang dalam perjalanan tidak berani melewati jalan-jalan utama, karena mereka takut dirampok dan memilih jalan berputar untuk menghindari para perampok Filistin.

Saat itu, bangsa Israel tidak memiliki senjata untuk mempertahankan diri. Sebab orang Filistin telah memaksa bangsa Israel untuk menyerahkan semua senjata dan Filistin melarang bangsa Israel untuk memiliki pandai besi supaya tidak dapat membuat senjata untuk berperang (Hakim 5: 8).

Samgar hidup pada masa Israel menyembah ilah-ilah lain. Akibatnya terjadi perang padahal tentara Israel yang jumlahnya 40.000 orang dan tidak satu pun dilengkapi senjata dan perisai.

  1. Tanpa penunjang (Hakim 3: 31)

Para petani (orang Israel) memakai tongkat untuk menuntun lembunya berjalan lebih cepat ketika membajak atau menarik kereta.

Beberapa hal mengenai Samgar

Kemungkinan dia bukanlah orang Israel asli (Hakim 1: 33). Dia juga bukan dari keturunan orang terhormat, melainkan seorang pekerja rodi. Dia berani berperang melawan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu yang menewaskan 600 orang Filistin (meskipun tidak ada catatan apakah dalam peperangan beberapa kali atau sekali waktu).

Belajar dari tindakan Samgar

  1. Mulailah dari SEKARANG

Samgar hidup di bawah ancaman perampok Filistin. Seharusnya dia merasa tidak berdaya dan putus asa, tetapi Samgar tidak meratapi keadaan, tidak dikendalikan situasi, tidak menunggu perlengkapan/ pasukan. Dia berani mengambil risiko. Seperti, kisah seorang jenderal Israel dalam “Perang 6 hari tahun 1967,” Moshe Dayan. Dia mengatakan bahwa rahasia untuk maju adalah memulai!

  1. Mulailah dari yang ADA

Samgar hanya punya tongkat penghalau lembu! Secara rohani, tongkat dapat dimaknai dengan firman Tuhan/ Torah. Tongkat menjadi senjata untuk melawan orang Filistin atau pencuri, secara rohani juga dapat mencuri berkat, kesehatan, damai, bahkan iman. Ini dapat kita lawan dengan tongkat (firman Tuhan/ Torah). Tongkat juga dapat diartikan dengan didikan/ pengajaran supaya kita menjadi orang-orang yang dewasa secara rohani dalam pengenalan akan Tuhan.

Tongkat juga bermakna otoritas/ kuasa. Tahun Ibrani 5783 memiliki makna perkataan yang harus kita lakukan, contohnya bermazmur, memuji Tuhan, dan memperkatakan firman-Nya dengan iman.

  1. Mulailah dari yang BISA

Banyak orang menjalani hidup dengan berkhayal. Mereka hanya duduk-duduk diam dan tidak melakukan apa-apa. Jadi, kerjakan saja bagian kita, selanjutnya biar Tuhan yang menuntaskan. Ketika orang Filistin menekan bangsa Israel, mereka tidak bertindak sehingga Tuhan membangkitkan Samgar yang punya hati untuk melakukan sesuatu.

Kesimpulan

Tiga langkah Samgar ternyata diaplikasikan oleh Presiden USA, Theodore Roosevelt, dalam peperangan antara Amerika dengan Spanyol pada 1 Juli 1898. Mereka berperang untuk memperebutkan “San Juan Hill” di Kuba. Pasukan di bawah Roosevelt ragu-ragu untuk maju berperang. Mereka meminta tambahan prajurit, tambahan senjata, dan tambahan pasokan makanan. Namun, Roosevelt tidak memberikan apa yang diminta, justru ia menjawab, “Lakukan apa yang kau bisa, dengan apa yang kau punya, di mana pun berada.” Pesan bagi kita: mulailah dari keadaanmu saat ini, gunakan yang kamu punya, dan lakukan yang kamu bisa.