December 4, 2022

Rumah Rahab

Rumah Rahab

Banyak berita di tahun mendatang 2023 merupakan masa-masa yang makin sulit. Sudah banyak bencana yang terjadi bahkan ada yang mengatakan bahwa di tahun mendatang (2023) bencana makin banyak terjadi. Karena itu, harus benar-benar mempersiapkan iman yang lebih lagi untuk menghadapi masa-masa sulit di tahun mendatang. Semua tergantung respon kita dalam menyikapinya.

Kisah Rahab (Yos. 2:1-24)  

Rahab adalah seorang wanita sundal/ pelacur yang hidup di tembok kota Yerikho. Rahab mendengar cerita tentang siapa Tuhan yang disembah orang Israel bahwa perkara-perkara ajaib telah dilakukan oleh Tuhan yang disembah orang Israel (membelah laut, mengeringkan laut Teberau, memenangkan peperangan dan sebagainya). Rahab juga mendengar bahwa betapa dahsyatnya Elohim yang disembah oleh orang Israel (Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir).

Respon Rahab

Rahab merespon setelah mendengar tentang kedahsyatan Elohim yang disembah oleh bangsa Israel.

  1. Memiliki iman terhadap Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel (Bapa YHWH).

Rahab percaya meskipun belum mengalami secara pribadi tentang kedahsyatan dan kebesaran Elohim Israel. Namun, Rahab diperhitungkan imannya (Ibr. 11: 31). Mendengar cerita tentang perbuatan-perbuatan dahsyat dan ajaib yang dilakukan oleh Elohim Israel, akhirnya Rahab memercayai Elohim Israel sebagai Tuhan yang hidup dan benar.

Di zaman itu untuk percaya kepada Elohim Israel tidak mudah sebab semua bangsa Kanaan memiliki ilah atau sesembahan yang berwujud patung, sedangkan Elohim Israel tidak terlihat. Di kalangan orang-orang Kanaan tentang Tuhan yang tidak berwujud merupakan hal yang tidak wajar, sebab orang-orang Kanaan menyembah patung. Meskipun Rahab ada di tengah-tengah orang-orang Kanaan yang menyembah patung, Rahab percaya bahwa Elohim Israel adalah Tuhan yang benar dan berkuasa.

Rahab mendengar cerita tentang perbuatan-perbuatan dahsyat dan ajaib yang dilakukan oleh Elohim Israel, dia bisa saja memilih untuk tidak percaya. Namun, respon Rahab justru sebaliknya, dia memilih untuk percaya kepada Elohim Israel.

  1. Mengambil sikap untuk berpihak kepada Elohim Israel.

Rahab tidak hanya berhenti di fase percaya, tetapi Rahab melakukan sesuatu (Yak. 2: 25). Rahab menyiapkan rumahnya. Bahkan membuat rumahnya menjadi tempat persembunyian bagi keluarganya, keluarga ayahnya, dan seisi rumahnya yang percaya kepada Elohim Israel. Akhirnya, hanya orang-orang yang berada di dalam rumahnya yang selamat. Rumah Rahab menjadi rumah perlindungan (pendamaian) untuk setiap orang yang ada di dalamnya. Kita juga sebagai utusan Kristus punya sikap seperti Rahab untuk memasukkan orang-orang yang kita kenal (keluarga, teman, saudara, dll) ke dalam di rumah kita (2 Kor. 5:19-20) supaya mereka direkonsiliasi (diperdamaikan) dengan Tuhan.

  1. Mengikat perjanjian (Yos. 2:19).

Tanda perjanjian yang mengikat antara Rahab dengan Elohim bangsa Israel adalah rumahnya harus diikat dengan tali kirmizi (melambangkan Tuhan Yeshua). Rumah yang dahulu sebagai rumah sundal menjadi tempat persembunyian. Kita membutuhkan tempat perlindungan dan persembunyian sebagai gunung batu dan pengharapan supaya kita bisa selamat (Maz. 31: 2-4; 2 Sam. 22:2-3). Kondisi dan keadaan yang makin sulit di masa mendatang jangan membuat kita justru bersungut-sungut, tetapi ucapkanlah syukur kepada Tuhan sebab segala yang terjadi bukanlah suatu kebetulan.

Kesimpulan

Kita bisa belajar dari kisah Rahab bahwa dengan iman, perbuatan, dan mengikat janji untuk membuat rumah kita menjadi tempat perlindungan. Perjanjian bukan hanya secara spiritual, tetapi juga secara fisik karena kita percaya kepada Elohim Israel. Kita sebagai utusan Kristus memastikan bahwa rumah kita termasuk gereja Bukit Zion menjadi rumah Tuhan sehingga orang-orang datang dan dapat merasakan Kerajaan Surga ada di bumi.