January 6, 2023

Ketaatan Menghadirkan Kerajaan Surga

Ketaatan Menghadirkan Kerajaan Surga

Kej. 22:1-19

Ketaatan merupakan pertumbuhan perilaku seseorang, saat memahami beberapa hal dan melakukannya. Sama halnya dengan kehidupan anak-anak Tuhan yang masih tidak mau taat, padahal seharusnya sudah mengerti tentang aturan, perintah, dan ketetapan dalam kebenaran firman Tuhan.

Abraham menjadi bapa orang percaya karena ketaatannya kepada perintah-perintah Tuhan. Abraham mau belajar melakukan kehendak Tuhan di dalam hidupnya sehingga dia taat melakukan kebenaran firman Tuhan. Perilaku kehidupan Abraham sesuai dengan perintah Tuhan.

Proses Ketaatan Abraham

Abraham mendengar dan menanggapi panggilan dari Elohim untuk meninggalkan tempat tinggalnya. Padahal kehidupan Abraham sudah nyaman (mapan), tetapi Abraham taat kepada perintah Tuhan. Sarah sebagai istri (tunduk, setia) juga mengikuti keputusan Abraham dalam menaati perintah Tuhan.

Abraham melakukan ketaatan yang menguji dirinya. Abraham merespons dan menanggapi perintah Tuhan sehingga jawaban Abraham menunjukkan sebuah eksistensi dari pribadi Abraham yang telah sekian lama teruji karena memiliki iman dan hubungan pribadi dengan Tuhan,“Dan setelah peristiwa-peristiwa itu, terjadilah bahwa Elohim menguji Abraham dan berfirman kepadanya, …” (Kejadian 22:1, KSILT). Terjemahan KJV, that God did tempt, sedangkan terjemahan Ibrani, nasah (naw-saw), artinya menguji, membuktikan. Ujian dari Tuhan sering berlawanan dengan yang kita pikirkan atau inginkan (contohnya, Abraham mempersembahkan Ishak).

Ujian ketaatan merupakan perintah Tuhan. Ketaatan yang Tuhan inginkan untuk dilakukan Abraham, permintaan yang sangat mendesak (permintaan yang serius). Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kehendak bebas, tetapi Tuhan menginginkan Abraham mempersembahkan Ishak. Abraham memiliki kehendak bebas untuk menolak permintaan Tuhan, tetapi Abraham tetap melakukan ketaatan kepada Tuhan yang berlawanan dengan keinginannya.

Respons Abraham

Sikap Abraham selalu merespons dengan menaati firman Tuhan melalui penundukan diri dan mengabaikan ego (kehendak bebasnya) yang didasari iman dan pengenalannya yang teguh kepada Elohim. Bapa Abraham sebagai bapa orang percaya dan beriman memiliki prinsip iman yang teguh (2 Pet. 1:3-10). Karena itu, kita perlu menambahkan ke dalam iman: kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, dan kasih.

Kehidupan Abraham yang kita teladani

Ketaatan Abraham menjadi teladan sebab ketaatan seperti sebuah bangunan yang dibangun di atas fondasi keteladanan, sepeti Abraham yang dimulai dalam sebuah keluarga (Maz. 128). Pola kehidupan keluarga, seorang laki-laki menjadi imam dan sebagai pusat berkat bagi keluarga. Dan seorang isteri adalah penolong dan penopang keluarga (Ams. 12:4) sehingga menghasilkan tunas yang mengeluarkan buah yang lebat (anak-anak). Sebagai seorang anak harus selalu belajar dan meneladani praktik hidup orang tuanya (Ams. 1:8). Setiap keluarga berada tepat di tempatnya dan melakukan bagiannya, maka akan menghadirkan Kerajaan Surga di tengah-tengah keluarga sehingga orang-orang di sekitar kita, merasakan Kerajaan Surga di bumi.

Kesimpulan

Dasar utama dalam ketaatan adalah takut akan Tuhan. Hidup takut akan Tuhan merupakan sikap hidup yang totalitas dalam membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Ketaatan adalah gaya hidup warga Kerajaan Surga. Kita yang sudah percaya kepada Tuhan Yeshua dan melakukan perintah-perintah-Nya merupakan calon warga Kerajaan Surga yang sesuai dengan kehendak-Nya. Tuhan sudah melakukan bagian-Nya kepada kita (Mat. 26:39, Fil. 2:8).