April 30, 2023

Hidup itu Perlombaan

Hidup itu Perlombaan

Ibrani 12: 1-2; II Timotius 4: 7

Kebenaran Firman tentang hidup adalah perlombaan diteguhkan dengan rangkaian peristiwa yang terjadi di hari-hari ini, yakni beberapa saudara seiman yang dipanggil pulang ke rumah Bapa. Hal ini meneguhkan bahwa firman Tuhan yang akan kita pelajari merupakan pesan Tuhan untuk kita.

Perlombaan berasal dari akar kata battle (pertempuran). Pertempuran dan peperangan memiliki arti yang berbeda. Pertempuran adalah pertarungan antar pasukan dalam waktu dan tempat tertentu, sedangkan peperangan adalah sebuah kondisi konflik yang besar antar beberapa pihak atau negara. Peperangan juga bisa diartikan terdiri atas beberapa pertempuran.

Perlombaan adalah peristiwa besar, yang merujuk kepada suatu tempat yang besar (stadion). Kehidupan yang kita jalani, juga merupakan perlombaan sejak kita lahir sampai Tuhan memanggil kita kembali pulang ke rumah Bapa di Surga. Suatu perlombaan memiliki pertandingan yang harus dijalani. Kehidupan yang kita jalani dari hari demi hari, merupakan suatu pertandingan (pergumulan, persoalan, kesulitan, sakit-penyakit) yang harus kita hadapi. Tugas dan tanggung jawab pelayanan, pekerjaan, maupun tugas-tugas kehidupan lainnya (sebagai suami, isteri, anak) adalah termasuk pertandingan yang harus kita menangkan.

Wajib berlomba (Ibr. 12: 1-2a)      

Ketika kita lahir dan hidup berada di dunia sekarang, kita telah masuk ke dalam perlombaan, yang dialami hanya sekali selama berada di dunia. Dan, kita wajib untuk mengikutinya. Kita harus memiliki pandangan bahwa, hidup kita adalah sebuah perlombaan. Mau atau tidak, kita sudah masuk menjadi peserta/ pemain dan bukan menjadi penonton/ supporter. Sering kita lebih cenderung memilih untuk berperan menjadi penonton. Senang mendengar kesaksian, melihat keberhasilan orang lain, membicarakan keberhasilan orang lain, dan sebagainya. Firman Tuhan dalam Matius 7: 3, menunjukkan perbedaan menjadi peserta/pemain.

Kita merupakan peserta lomba yang dilihat oleh orang banyak dan kita tidak bisa menghindari hal tersebut. Perlombaan yang kita jalani, merupakan legacy (warisan) bagi orang-orang yang ada di sekitar dan generasi kita selanjutnya. Kehidupan yang terlihat dimulai sejak lahir sampai mengakhiri perlombaan.

Bertanding bukan dengan orang lain (2 Tim. 4:7, Yer. 12:5)

Pertandingan kita bukan persaingan dengan orang lain. Paulus tiga kali menekankan, “aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, telah mencapai garis akhir, telah memelihara iman.” Yang berarti pertandingan kita bukan dengan orang lain, melainkan melawan diri sendiri.

Kita seringkali tergoda melihat keadaan orang lain ketika sedang berlari, (melihat orang lain dalam melakukan panggilan/ tugas) sehingga kita terpancing untuk berpacu/berlomba dengan orang lain. Padahal perlombaan yang sedang kita jalani, garis awal dan finis ada di jalur kita sendiri, bukan di jalur orang lain.

Jika kita bersaing dengan orang lain, itu akan membuat kita merasa lelah dalam menjalani pertandingan kehidupan. Mengapa demikian? Kita bisa putus asa, karena tidak bisa sebaik orang lain dan mencapai hasil seperti orang lain.

Cara berlomba yang dikehendaki Tuhan, yaitu:

  1. Menanggalkan beban dan dosa (Ibr. 12: 1).

Beban dan dosa yang merintangi akan menyulitkan kita berlari dan bertanding dengan baik. Beban merupakan sesuatu yang kita pegang dengan erat, yang berhubungan dengan hal-hal yang emosional (tidak bisa move on, intimidasi). Dosa sama halnya dengan membangun tembok pemisah di depan lintasan yang akan kita lalui. Tuhan menghendaki supaya umat-Nya bisa menjadi sempurna untuk menyelesaikan perlombaan hingga garis akhir (ke rumah Bapa). Sebab Bapa di Surga adalah sempurna (Mat. 5: 48).

  1. Berlari dengan tekun (Ibr. 12:1b).

Tekun, artinya tabah/ bertekun/ memiliki daya tahan (tidak mudah menyerah). Orang yang tekun, tidak mudah untuk menyerah (Ams. 24: 16). Meskipun jatuh, tetap akan bangkit dan kembali berlari (Contoh, pelari Derek Redmond, Barcelona 1992). Sabar menunggu, tetap bersukacita, penuh pengharapan meskipun harus mengalami rasa sakit, kesusahan, dan sebagainya.

  1. Mata yang tertuju kepada Tuhan Yeshua (Ibr. 12:2a).

Tuhan Yeshua menunggu di garis finis. Tuhan Yeshua sudah menunggu di akhir pergumulan dan persoalan hidup kita. Hal tersebut merupakan jaminan kemenangan yang kita peroleh dengan tetap menjaga iman supaya kita bisa berlomba dengan pengharapan.

Kesimpulan

Tuhan Yeshua sudah ada di garis finis untuk menunggu umat-Nya yang sudah menyelesaikan perlombaan dengan baik (sesuai dengan ketetapan-Nya). Yang perlu kita lakukan adalah terus berjuang dan berlari untuk menang sampai garis finis (1 Kor. 9: 24). Karena itu, lakukan tugas yang telah Tuhan berikan, meskipun hal tersebut tidak mudah (berat).