August 27, 2021

Get the Fire Back in Your Prayer

Get the Fire Back in Your Prayer

Hari-hari ini kita disibukkan dengan berita-berita tentang pandemi. Hal ini menimbulkan pola hidup yang baru, WFH, sekolah daring, telemedicine, dan industri-industri yang berkaitan dengan pariwisata berguguran. Namun, juga industri kesehatan dan makanan secara daring mengalami kenaikan. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak Tuhan dalam kondisi seperti ini? Apa yang menjadi senjata kita? Doa merupakan salah satu senjata kita. Namun, apakah kita sungguh-sungguh percaya bahwa doa dapat menjadi jawaban/ senjata dalam menghadapi kondisi zaman?

Bila kita tahu bahwa Tuhan yang memegang kendali, mengapa kita perlu berdoa? Kita lupa bahwa ada tatanan yang mengatur alam spiritual yang berbeda dengan yang di dunia nyata. Contohnya, hukum gravitasi di dunia, sedangkan di alam spiritual ada hukum-hukum yang tidak dapat kita pahami, sehingga saat kita masuk dimensi doa (spiritual), kita tidak punya pengetahuan yang cukup tentang hal itu.

Belajar dari Tuhan Yeshua tentang doa

Tuhan Yeshua menempatkan doa sebagai prioritas yang penting dalam kehidupan-Nya, yang semuanya ditulis dalam Injil. Saat pertama kali Tuhan Yeshua masuk dalam pelayanan adalah saat DIA dibaptis (Lukas 3: 21). Tuhan Yeshua berdoa setiap hari (Lukas 5: 15-16). Kekuatan doa membuat kabar tentang Tuhan Yeshua makin tersebar, sehingga banyak orang datang untuk mendengar dan disembuhkan. Kekuatan Tuhan Yeshua selama pelayanan-Nya di bumi adalah doa yang sungguh-sungguh dan tekun (Markus 1:35, Matius 4: 23-25, Lukas 4: 42-44). Tuhan Yeshua tidak sedang mencari popularitas karena kerumunan orang banyak, tetapi DIA mengutamakan untuk melakukan kehendak Bapa dan mengajar kebenaran. 

Tuhan Yeshua juga berdoa saat memanggil murid-murid-Nya pertama kali (Lukas 6: 12-13). Namun, Tuhan Yeshua tidak menyanjung diri di hadapan orang banyak itu, tetapi Tuhan Yeshua pergi menyendiri untuk berdoa (Matius 14: 23, Markus 6: 45-46). Saat Tuhan Yeshua berdoa, DIA juga diubahrupakan (Lukas 9: 28-29). Yang paling penting adalah saat Tuhan Yeshua berada dalam tekanan yang sangat dalam menjelang kematian-Nya, Tuhan Yeshua berdoa dengan ketaatan penuh kepada kehendak Bapa (Lukas 11: 41-42; Matius 26: 39, 42, 44). 

Tuhan Yeshua memiliki waktu dan tempat tertentu untuk berdoa. Tuhan Yeshua selalu berdoa saat DIA menghadapi masalah yang kritis di dalam pelayanan-Nya. Juga, saat pencobaan yang begitu kuat, Tuhan Yeshua berdoa supaya tetap melakukan kehendak Bapa. Tuhan Yeshua adalah seorang pendoa, Dia menghidupi dan bernafas dalam doa. Tuhan Yeshua terus-menerus membangun komunikasi dengan Bapa, mencari kehendak Bapa dan mendengar petunjuk-Nya.

Aspek dalam doa yang Tuhan Yeshua ajarkan

  • Sikap dalam memanjatkan doa
  1. Berdoa secara pribadi baik memilih tempat dan waktu (Matius 6: 5-6). Berdoa kepada Tuhan harus menjadi prioritas untuk membangun dan memelihara hubungan pribadi dengan Tuhan. Karena itu, saat kita ingin mengalami hadirat Tuhan, kita membutuhkan tempat dan waktu yang kudus. Belajar menyembah Tuhan sampai hadirat Tuhan turun (Mazmur 100: 4-5; Yesaya 55: 6; Mazmur 22: 3).
  2. Berdoa dengan sungguh-sungguh bukan tanpa arti (Matius 6: 7-8). Berdoa harus berasal dari hati yang terdalam (Amsal 4: 23). Bila kita tidak menjadikan doa sebagai hal yang penting di dalam hidup, doa kita tidak bisa sungguh-sungguh berasal dari hati dan kita bisa segera lupa apa yang kita doakan. Ada beberapa sikap doa yang kurang tepat menurut Director of International Prayer Amerika, yaitu: doa yang penuh negosiasi, doa yang mengancam, doa yang sok suci, dan doa yang mengasihani diri sendiri.
  3. Berdoa dengan kerendahan hati (Lukas 18: 9-14). Kerendahan hati adalah hal yang penting saat kita menghampiri Tuhan, ini menunjukkan bahwa kita ini lemah. Jika kita merasa bahwa Tuhan punya kewajiban mengabulkan doa berdasarkan waktu/ cara yang kita mau, artinya kita tidak punya kerendahan hati di hadapan Tuhan. Doa merupakan suatu sistem untuk manusia dapat berhubungan dengan Tuhan yang kudus. Karena itu, kita harus menundukkan diri kepada kehendak-Nya. Kerendahan hati artinya, kita menundukkan keinginan/ hasrat kita kepada kehendak Tuhan. Kerendahan hati yang terutama adalah bentuk pertobatan. Sebab arti pertobatan adalah kita mengundang Tuhan untuk ikut campur dalam hidup kita dan membuka hati kita supaya kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidup kita. Kerendahan hati menjadi bentuk penyerahan diri kepada Tuhan. 
  4. Berdoa dengan meminta ampun dan mengampuni (Matius 6: 14-15; Markus 11: 25; Matius 18: 21-35). Aspek yang penting dalam doa, adalah pengampunan (mengampuni dan meminta ampun). Dosa tidak mengampuni akan menjadi beban pada saat kita berdoa. Saat kita belum mengampuni, kita pun tidak akan diampuni (Mazmur 24: 3-4; Mazmur 66: 18; Matius 5: 8). 
  • Sikap dalam menunggu jawaban doa
  1. Bertekun (Matius 7: 7-11; Lukas 11: 5-11, 18: 1-8). Jika hakim yang jahat saja mau membela seorang janda yang terus-menerus/ bertekun mengajukan perkaranya, apalagi Elohim sebagai Hakim yang Adil.
  2. Sikap chutzpah (Matius 15: 21-28; Markus 7: 25-40). Sikap doa yang berani, yang menjadi budaya di daerah Timur Tengah, seperti yang dilakukan oleh perempuan Siro-Fenesia. 
  1. Pola dalam berdoa (Matius 6: 9-13; Lukas 11: 2-4). Contohnya, Doa Bapa Kami diajarkan oleh Tuhan Yeshua supaya kita tahu cara untuk menyampaikan doa kita kepada Bapa. 

“Bapa kami yang di Surga,” menunjukkan adanya kedekatan kita sebagai anak dengan Bapa di Surga yang punya otoritas. 

“Dikuduskanlah Nama-Mu,” memuliakan Nama Tuhan (band. Matius 5: 16; Roma 12: 1).

“Datanglah Kerajaan-Mu,” kita harus belajar mewujudkan hal-hal Kerajaan Surga dalam kehidupan kita.

“Kehendak-Mu jadi,” bentuk penundukan diri kepada kehendak Tuhan (Yesaya 55: 8-9). 

“Berikanlah makanan kami yang secukupnya,” ini simbol bahwa semua kebutuhan sanggup Tuhan sediakan (Yohanes 6: 35). Artinya, Tuhan-lah yang kita perlukan setiap hari. 

“Ampunilah kami, seperti kami juga mengampuni,” kita akan diampuni saat kita juga mengampuni.

“Janganlah membawa kami dalam pencobaan dan lepaskan kami dari yang jahat,” kita sebagai umat-Nya meminta supaya Tuhan-lah yang memimpin jalan-jalan hidup kita. 

“Bagi-Mu, segala kerajaan, kuasa, dan kemuliaan selama-lamanya,” segala pujian hanya bagi Tuhan saja (1 Tawarikh 29: 11-13). 

  1. Tuhan Yeshua berdoa sebagai Imam yang tertinggi (Yohanes 17: 1-26)

Defini doa

Doa bukan sebuah perjudian (kadang didengar, kadang tidak). Doa bukan sebuah jimat. Doa bukan sebuah komunikasi seperti menelepon dengan seseorang. Namun, doa adalah komunikasi sepanjang kehidupan kita. Doa adalah sebuah percakapan kita dengan Tuhan dalam persekutuan yang intim dan kita menyetujui kehendak-Nya (Kejadian 1: 26). Berdoa membuat kita menyatu dengan pribadi Bapa YHWH (Roh Kudus menolong kita berdoa, Roma 8: 26). Tuhan yeshua menjadi perantara kita bersekutu dengan Bapa. 

Kesimpulan

Kehidupan doa kita merefleksikan nyala api roh kita. Doa itu bukan tentang kita, tetapi bentuk penundukan diri kepada kehendak Tuhan yang jauh lebih penting daripada keinginan kita. Sebab doa membawa kita masuk dalam persekutuan yang kudus dengan Tuhan. Karena itu, lepaskan setiap dosa dan pengampunan, maka kehendak Bapa dapat kita pahami. Saat itulah, kehidupan doa kita akan ada api yang menyala. Sebab kehidupan doa kita bukan sekadar ritual.