Tidak ada yang kebetulan di dalam hidup kita. Beberapa waktu yang lalu, bangsa Israel merayakan Purim. Tuhan memerintahkan mereka untuk bersukacita. Tidaklah mudah untuk bersukacita saat keadaan sedang tidak baik. Namun, bila keadaan kita baru naik gaji, dapat undian berhadiah, dan sebagainya; kita pasti gampang untuk bersukacita. Padahal Tuhan juga memerintahkan kepada kita, orang-orang percaya, untuk bersukacita selalu! (1 Tesalonika 5: 16). Perintah Tuhan ini harus dilakukan tanpa melihat situasi, meskipun di situasi yang sulit. Tuhan ingin menunjukkan sesuatu melalui perintah ini.
Penghalang sukacita
Masalah, kesusahan, kekhawatiran, dan hal-hal tidak baik lainnya sering menjadi penghalang kita untuk bersukacita. Sakit-penyakit dan kehilangan uang dapat menghalangi kita bersukacita. Secara fakta, uang bisa membuat bahagia, kita tidak bisa memungkirinya. Namun, ada maksud Tuhan saat DIA memerintahkan kepada kita untuk bersukacita senantiasa!
Pertanyaannya adalah apakah sukacita kita tergantung dari hal-hal yang baik yang kita alami (bisa jalan-jalan, punya banyak uang, dan lain-lain). Bila hidup kita tergantung pada semuanya itu, justru inilah masalahnya! Sebab firman Tuhan memerintahkan untuk bersukacita senantiasa. Apa pun yang terjadi, di mana pun, dan dalam keadaan apa pun, bersukacitalah, kata firman Tuhan. Sehingga, sukacita yang sejati dapat meluap dari dalam kita. Tuhan sudah memberikan kunci untuk hidup kita bahagia. Meskipun tidak mudah untuk selalu bersukacita.
Jebakan ragi
Bila hidup kita hanya dibatasi oleh hal-hal yang tampak (deposito banyak, rumah mewah, mobil mewah, dan lain-lain), berarti kita belum mengalami hidup yang sepenuhnya. Orang-orang yang dibatas oleh hal-hal seperti itu artinya sedang terjebak dalam jebakan ragi (Imamat 6: 15-16).
Firman Tuhan menjelaskan bahwa apa yang dimakan oleh Harun adalah sisa dari persembahan yang diberikan kepada Tuhan. Artinya, hal itu adalah kudus. Artinya, hidup kita secara rohani (saat beribadah) harus kudus. Hidup yang kudus tidak hanya kita pelihara saat kita beribadah (melakukan hal rohani), tetapi termasuk saat kita bekerja, bersama keluarga, sekolah, dan aktivitas sehari-hari, kita pun harus memelihara hidup yang kudus. Sebab saat kita memisahkan kehidupan rohani dan jasmani (kehidupan sehari-hari), artinya kita sudah masuk dalam jebakan ragi.
Kita pernah belajar bahwa ragi menggambarkan ego manusia. Artinya, seorang yang hanya bersukacita bila dia mendapat hal-hal yang kelihatan dan yang menyenangkan dirinya sendiri. Maka, jebakan yang dialami adalah keadaan sebaliknya. Sehingga, dia akan merasa bahwa semua yang diterima karena kekuatannya, kepintarannya, koneksinya, dan sebagainya. Dia merasa bahwa pusat dari semua adalah dirinya sendiri. Inilah jebakan ragi. Karena itu, kita perlu melihat nilai hidup kita yang sebenarnya.
Full Measure Life
Tuhan menaruh kita di dunia yang fana, tujuan utamanya bukan supaya kita punya uang banyak. Tuhan punya tujuan yang lebih tinggi bagi hidup kita, bukan sekadar menjadi kaya atau miskin. Namun, untuk menemukan tujuan Tuhan ini tidaklah mudah. Tuhan punya tujuan yang melampaui hal-hal yang ada di dunia (band. Matius 6: 24-25). Tuhan Yeshua ingin menunjukkan perbandingan nilai hidup seseorang jauh lebih penting daripada makan dan minum. Apa yang datang dari Tuhan lebih penting daripada apa yang ada di dunia. Dan, kita tahu bahwa dunia punya konsep lain tentang hal yang penting. Jadi, bisakah kita melihat sesuatu yang lebih penting daripada apa yang terlihat. Hal-hal ini yang sering dipakai setan untuk mengguncang kita. Namun, kita harus bisa melihat hal-hal yang melampaui target-target yang dikondisikan oleh dunia. Sebab yang lebih penting adalah kita menggenapi tujuan Tuhan dalam hidup kita. Supaya kita tidak masuk dalam jebakan ragi (merasa bisa, merasa usahanya sendiri) (band. Ulangan 9: 4-6).
Kesimpulan
Karena itu, kita harus dapat melihat Pribadi di balik berkat yang kita terima. Kita harus dapat melihat sesuatu yang lebih penting dari hal-hal yang ada di dunia, sehingga sukacita kita tidak tergantung dari hal-hal yang ada di dunia ini. Kita perlu mewaspadai benih-benih ragi, jangan sampai membesar dalam hidup kita.
Terkadang Tuhan perlu menaruh kita di dalam situasi tertentu untuk melatih iman percaya dan setia kita. Sebab Tuhan Yeshua datang supaya kita memiliki hidup dalam segala kelimpahan (Yohanes 10: 10). Artinya, kita memiliki dan memahami hidup sepenuhnya (dengan ukuran yang penuh, CJB). Fokus dan hidup kita adalah Tuhan (Matius 6: 33).