July 21, 2023

First Thing First

First Thing First

Hal yang lebih berharga dalam hidup, salah satunya waktu. Terkadang manusia menganggap hal-hal yang remeh sebagai sesuatu yang penting, sedangkan hal-hal yang penting di hadapan Tuhan justru dianggap remeh. Akhirnya, hal-hal remeh meluputkan fokus kita pada hal-hal penting. Seharusnya, kita bisa membedakan hal-hal yang penting dan yang remeh. Sebab di dalam diri kita ada, suara hati (bisa suara Roh Kudus atau setan), yang mana yang kita taati. Jadi, di dalam diri setiap kita, ada suara yang akan cenderung menarik kita pada kegelapan atau yang menarik kita mendekat kepada terang Tuhan.

Kitab Ulangan

Dalam bahasa Ibrani disebut Devarim (Perkataan). Bila kita baca kitab ini secara keseluruhan, tiap pasal memiliki struktur, dimulai dari Musa menyebutkan kembali nama-nama tempat mereka pernah mencobai Tuhan hingga murka pada bangsa Israel. Musa menegur dan mengingatkan mereka. Lalu berlanjut, Musa mengulang kisah bangsa Israel melawan raja Sihon dan Og.

Musa menguraikan Torah kembali (Ulangan 1:5). Bukan sekadar menjelaskan, melainkan Musa sedang menerjemahkan (menulis) Torah ke dalam 70 bahasa yang berbeda (mewakili bangsa-bangsa lain). Berlanjut, Musa mengingatkan akibat peristiwa para pengintai yang akhirnya membuat bangsa Israel berputar-putar di padang gurun. Musa juga mengingatkan tentang dipilihnya para pemimpin di tengah-tengah bangsa Israel (Ulangan 1:15-16).

Musa mengangkat hakim. Para hakim ini yang akan menjaga bangsa Israel tetap berada di dalam koridor yang Tuhan tetapkan atau keluar dari jalan Tuhan. Kita tahu bahwa sebelum masuk ke tanah Perjanjian, mereka harus mengalahkan bangsa-bangsa dan menyingkirkan segala berhala. Sebab mereka harus “mengangkat” tanah itu menjadi milik Tuhan. Perjalanan di dunia ini juga sama. Akhir dunia ini juga akan “diangkat” ketika Tuhan Yeshua datang dan memerintah sebagai Raja sehingga menjadi kudus.

Hidup kita juga seperti medan peperangan. Mungkin masih ada tanah-tanah yang masih diduduki oleh “ilah-ilah” yang harus dikalahkan, yaitu suara yetzer hara (perbuatan jahat) yang dapat menarik kegelapan ke dalam hidup kita (contohnya pertengkaran, perselisihan, dan sebagainya).

Mempertajam kepekaan pada suara Roh Kudus

Diperlukan kepekaan pada suara Roh Kudus untuk dapat membedakan suara-suara yetzer hara. Inilah peran ‘judge’ (hakim) untuk menolong kita membedakannya. Karena itu, jangan sampai melemahkan ‘hakim’ dalam hidup kita supaya Tuhan dapat mengatur hidup kita secara sistematis sesuai rencana-Nya. Seperti nasihat rasul Paulus pada jemaat di Efesus (Efesus 4:13-15, 20-21). Pengajaran yang dibawa oleh Tuhan Yeshua adalah Torah yang hidup. Itulah yang menjadi penuntun dalam hidup kita. Torah Tuhan adalah kunci supaya ‘hakim’ di dalam hidup kita makin tajam.

Ketajaman dan keakuratan kita membedakan suara yetzer hara dapat kita peroleh dengan terus belajar menggali firman Tuhan lebih dalam, sesuai dengan nasihat Tuhan Yeshua supaya kita tidak meributkan hal-hal remeh tetapi fokus pada kerajaan Surga dan kebenaran-Nya (Matius 6:25, 31-33).  Sebab ada kepentingan yang lebih besar daripada ego kita. Kita menjadi umat yang mengerti prioritas Tuhan, artinya ‘hakim’ di dalam diri kita makin tajam. Karena itu, kita perlu mengenal dan memahami ketetapan-ketetapan Tuhan.

Kesimpulan

Tuhan juga sedang mengerjakan sesuatu bagi gereja Bukit Zion (Yesaya 1:26-27, dalam teks asli, “… Zion akan Aku tebus melalui mispat. Strong mengartikan mispat: aturan, ketetapan. Karena itu, kita perlu menggali firman Tuhan sebab di situlah tertulis segala ketetapan dan aturan Tuhan. Dan, ‘hakim’ di dalam diri kita makin tajam.