March 26, 2023

Dua Peser

Dua Peser

Kehidupan yang kita jalani setiap hari tidak selalu berjalan baik sesuai dengan keinginan kita. Bersyukur kita memiliki Torah Tuhan yang akan menuntun kita dalam menjalani hidup di dunia ini. Karena itu, kita harus tinggal di dalam firman-Nya. Sebab firman Tuhan itu berkuasa.

Dua peser (Markus 12: 41-43)        

Kisah ini berlatar di Bait Suci dan banyak orang kaya yang datang memberikan persembahan dalam jumlah besar, tetapi seorang janda miskin memberikan dua peser. Tuhan Yeshua mengatakan bahwa janda ini memberi lebih banyak dari yang lain (termasuk lebih banyak dari orang miskin lainnya). Ini tidak hanya berbicara tentang uang dan persembahan atau konsep yang memisahkan orang kaya dan miskin.

Dalam terjemahan Amplified, “Dan seorang janda yang dilanda kemiskinan datang dan menaruh dua peser …” Seperti kehidupan yang kadang berada di atas, kadang di bawah. Saat itu, janda ini berada di posisi kekurangan (miskin), tetapi dia tetap memberi persembahan.

Imamat 1: 1-2

Supaya kita dapat memahami makna kisah janda yang memberikan dua peser, kita akan membandingkannya dengan bagian Torah Parshah, Vayikra, “Dan DIA memanggil Musa dan berbicara kepadanya dari Kemah Pertemuan, ‘’Berbicaralah kepada anak-anak Israel, dan katakan kepada mereka: Ketika seseorang dari antara kamu membawa korban persembahan kepada Tuhan

Jadi, kaitan dengan kisah janda miskin adalah tentang korban. Kata “Vayikra” memiliki huruf ‘alef’ yang ditulis dengan ukuran kecil daripada huruf lainnya. Mengapa? Ternyata ketika Tuhan memanggil tokoh-tokoh Alkitab, mereka tidak sedang dalam keadaan yang baik. Contohnya, saat Tuhan memanggil Abraham, dia sedang diburu oleh Nimrod. Saat Tuhan memanggil Yakub, dia sedang bermasalah dengan Esau. Saat Tuhan memanggil Daud, dia adalah orang yang tidak dianggap oleh keluarganya.

Begitu pun dengan hidup kita, saat Tuhan memanggil, apa respons kita? Sebab membawa korban artinya tidak hanya membawa sesuatu untuk dipersembahkan, tetapi juga hidup kita harus mendekat kepada Tuhan. Saat kita dekat dengan Tuhan, kita akan mengalami anugerah (perkenanan Tuhan).

Saat ini mungkin kita sedang menghadapi hal yang kurang baik, seperti janda miskin itu. Mungkin kita sedang mengalami miskin secara finansial atau kurang waktu bersekutu karena terlalu sibuk, tetapi saat kita berani berkorban untuk potong waktu kita dengan tetap mendekat kepada Tuhan (beribadah, berdoa, merenungkan firman-Nya), itu artinya kita sedang memberikan “dua peser” sebagai korban persembahan. Di hadapan Tuhan, inilah yang dimaksud “persembahan dua peser lebih banyak dari yang lain.” Janda miskin itu mendapat perkenanan Tuhan.

Seperti ‘alef’ yang ditulis kecil, mungkin hidup kita dalam keadaan tidak baik atau dianggap ‘kecil’ oleh manusia, tetapi kita berani membawa korban itu kepada Tuhan, artinya kita beroleh perkenanan Tuhan.

Kesimpulan

Kisah janda miskin itu adalah kisah tentang hidup kita. Seperti apa respons kita saat berada di posisi bawah? Menyerah? Menggerutu ke Tuhan? Kecewa pada Tuhan? Atau kita tetap mau membawa yang terbaik kepada Tuhan. Itulah ‘dua peser’. Sebuah korban kecil di situasi yang tidak mengenakkan, akan membawa perkenanan Tuhan yang besar dalam hidup kita. Sekarang tergantung respons kita menghadapi momen-momen terendah dalam hidup kita.