July 2, 2023

BUCIN

BUCIN

Kita pasti pernah merasakan jatuh cinta, apalagi saat cinta pertama. Cinta pertama akan membuat seseorang selalu merasa semua indah, hati yang menggelora, jantung berdetak kencang, keinginan untuk selalu bertemu dan berbicara, serta hati dan pikiran yang selalu tertuju pada orang tersebut.

Ada sebuah fenomena di zaman era sekarang, yang menggambarkan seseorang yang sangat mencintai kekasihnya dan selalu menuruti apa kata kekasihnya, yaitu “BUCIN” (budak cinta). Orang tersebut akan dengan rela melakukan apa pun demi orang yang dicintainya.

Sikap dan kondisi jemaat di Efesus (Wahyu 2:1-5)         

Tuhan mengawali pesan-Nya dengan memuji jemaat di Efesus, karena masih ada hal baik yang mereka lakukan. Jemaat di Efesus merupakan jemaat yang rajin dan tekun dalam melakukan pekerjaan Tuhan (ay. 2). Hal-hal yang telah Tuhan percayakan kepada mereka dilakukan dengan tekun. Mereka juga memiliki pemahaman tentang firman Tuhan. Mereka selalu belajar firman Tuhan dan punya karunia membedakan roh sehingga dapat mengenali rasul palsu. Mereka juga sabar dan rela menderita demi Tuhan Yeshua (ay. 3). Mereka juga tidak mengenal lelah. Mereka menanggung penderitaan tanpa penyesalan.

Kondisi jemaat di Efesus merupakan jemaat yang luar biasa. Semua yang baik telah dilakukan oleh jemaat di Efesus, tetapi mereka tanpa sadar telah meninggalkan kasih mula-mula kepada Tuhan sehingga Tuhan mencela mereka (ay. 4). Meskipun mereka melayani dan yang dilakukan baik, tetapi sebenarnya mereka sedang mengalami kejatuhan (ay. 5). Beberapa hal yang bisa membuat seseorang kehilangan kasih mula-mula:

  1. Rutinitas keagamaan atau tugas-tugas gerejawi.
  2. Rasa nyaman (berada di comfort zone).
  3. Mulai malas melakukan hal-hal rohani (malas berdoa dan belajar firman Tuhan).

Tuhan mengingatkan kepada jemaat di Efesus bahwa mereka telah dalam terjatuh (ay. 5). Terjemahan KJV, ‘’darimana engkau jatuh.’’ Coba kita ingat di mana, kapan, atau hal-hal apa yang membuat kita meninggalkan kasih mula-mula kepada Tuhan. Lalu, kita dapat membandingkan keadaan saat masih dipenuhi dengan kasih mula-mula kepada Tuhan, dengan keadaan setelah meninggalkan kasih mula-mula kepada Tuhan. Pasti akan berbeda, sebab tidak ada lagi kegairahan. Semua hanya dilakukan sekadar sebagai rutinitas.

Jalan keluar untuk kembali kepada kasih mula-mula (Wahyu 2:5b)

  1. Bertobat.

Bertobat adalah perintah yang menuntut tindakan untuk segera dilakukan (tidak menunda). Jangan bangga dengan pertobatan masa lalu, tetapi setiap saat kita harus bertobat. Ingatlah, bertobat bukan hanya menyesal dan mengakui kesalahan, melainkan harus mengubah arah hidup menuju kepada kebenaran dan selalu mencari Tuhan melalui doa dan firman-Nya.

  1. Lakukan kembali yang semula dilakukan.

Lakukan perbuatan-perbuatan saat pertama kali mengalami kasih mula-mula, yaitu antusias/ bergairah untuk mengenal Kristus (berdoa, belajar firman Tuhan, datang/ hadir dalam ibadah), kerinduan untuk melayani, dan sehati dengan Kristus (mencintai yang dicintai Tuhan dan membenci yang dibenci Tuhan), serta rela berkorban melakukan apa saja tanpa merasa berkorban baik waktu, tenaga, maupun dana.

Seperti peringatan Tuhan kepada jemaat di Efesus, bila tidak bertobat, Tuhan akan mengambil kaki dian dari tempatnya. Kaki dian menggambarkan sumber terang dan terang tersebut adalah Tuhan sendiri. Kaki dian juga melambangkan kehadiran Tuhan. Tanpa kaki dian, maka tidak ada terang dan kehadiran Tuhan. Semua hal yang dilakukan akan menjadi sia-sia (tidak ada perkenanan Tuhan).

Kesimpulan

Sebagai jemaat Tuhan, jangan kita mengalami kejatuhan yang paling dalam (kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan) sehingga kita ‘BUCIN’ kepada Tuhan. Oleh karena itu mari periksa keadaan diri kita. Apakah kita masih memiliki kasih mula-mula kepada Tuhan? Apakah kita masih terus memelihara kasih mula-mula kepada Tuhan atau sebaliknya? Tuhan mengingatkan untuk segera bertobat dan kembali kepada kasih mula-mula kepada Tuhan.