March 19, 2023

Artificial Intelligence

Artificial Intelligence

Tidak ada yang baru di dunia ini (Pengkhotbah 1: 9). Segala sesuatu yang terjadi, pernah terjadi sebelumnya dan akan terulang lagi. Kali ini, kita akan belajar tentang Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, yaitu suatu teknologi komputer yang memiliki kemampuan untuk belajar, menganalisis, dan melakukan berbagai hal dalam segi kehidupan. Secara umum, AI membantu manusia dalam proses kehidupan sehari-hari, contohnya self driving cars, password handphone, Siri (program AI di iPhone), bidang pendidikan, bidang kesehatan, bisnis, media sosial, dan sebagainya. Perkembangan terkini AI, munculnya chatGPT, yaitu chatbot AI yang dapat bercakap-cakap, membantu dalam penerjemahan berbagai bahasa, dan sebagainya.

Artificial Intelligence: A phenomenon from Babel to Babel?

  1. AI sebagai perlindungan terhadap hukuman (absolute power) dari Tuhan (band. Kejadian 11: 4). Contohnya, keterbatasan pengetahuan, sakit-penyakit, bahkan kematian.
  2. AI ingin menyaingi Tuhan tujuannya membangun dunia yang ideal (utopia). AI menjanjikan untuk merestorasi kenyamanan dunia dengan serba otomatis, aman, terintegrasi, dan praktis.
  3. AI berpotensi menyatukan kekuatan untuk melawan perintah Elohim terhadap identitas alami manusia (band. Kejadian 11: 6). AI berpotensi menciptakan satu komunitas yang bertujuan mencapai kemakmuran bersama dalam satu visi (keseragaman).

AI (termasuk chatGPT) merevolusi cara hidup, pekerjaan, dan nilai-nilai kehidupan manusia. Namun, kita harus ingat bahwa yang terpenting dan yang tidak bisa digantikan adalah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.

Pencobaan Tuhan Yeshua

Pencobaan yang Tuhan Yeshua alami di padang gurun memiliki struktur yang sama dengan yang dialami oleh bangsa Israel.

  1. Pencobaan di padang gurun (Matius 4: 3-4; Lukas 4: 3-4; Markus 1: 12-13) = keinginan daging (lust of flesh, 1 Yoh. 2: 16). Sama dengan yang dialami oleh bangsa Israel, yaitu kelaparan (Kel. 16: 2-8). AI juga akan menawarkan segala macam kemudahan untuk keperluan kita. Tantangannya adalah apakah kita masih tetap memercayai firman-Nya? (Lukas 18: 8b).
  2. Pencobaan di atas Bait Suci (Matius 4: 5-7; Lukas 4: 9-12; Markus 1: 12-13) = keinginan mata (desire of eyes, 1 Yoh. 2: 16). Sama dengan yang dilakukan bangsa Israel, yaitu memberontak pada Tuhan (Kel. 17: 1-7). AI menempatkan kita pada kondisi untuk mempertanyakan keberadaan Tuhan. Tantangannya adalah apakah kita tetap percaya walaupun Tuhan tidak menolong? (Daniel 3: 17-18).
  3. Pencobaan di atas gunung (Matius 4: 8-10; Lukas 4: 5-8; Markus 1: 12-13) = keangkuhan hidup (the pride of life, 1 Yoh. 2: 16). Sama dengan yang dialami bangsa Israel yang jatuh dalam penyembahan berhala (Kel. 32: 1-35). AI dapat memberikan semua yang kita perlukan: pekerjaan, fasilitas keuangan, akses kesehatan, dan sebagainya. Tantangannya adalah apakah kita tetap berpegang pada iman kita bahwa tidak ada yang lain, selain YHWH sesembahan kita? (Matius 22: 36-39).

Shema sebagai kunci (Ul. 6: 4-5; Imamat 19: 8)   

613 perintah (mitzvot) dalam Torah tidak ada yang menggunakan kata Ibrani yang, artinya “to obey” (menaati). Shema dalam Kitab Ulangan disebut 92 kali merupakan apa yang diinginkan Elohim dari kita sebagai tanggapan atas perintah-perintah-Nya. Shema dapat diartikan: to hear (Kej. 14: 14), to listen/ pay attention (Kej. 3: 17), to understand (Kej. 11: 17), to willing to obey (Kej. 22: 18), to respond indeed (Kej. 21: 12). Shema bukan ketaatan mengikuti perintah tanpa pertimbangan, melainkan mendengarkan dan memahami apa yang dipercayakan oleh Elohim kepada kita sebagai bagian dari hubungan yang erat dengan Elohim dan bentuk tanggung jawab terhadap perintah-perintah-Nya. Jadi, mengapa shema itu penting?

  1. Ketaatan sebagai bentuk penyembahan. Suatu aliran yang keluar dari hati yang bersyukur atas anugerah, yang sebenarnya kita tidak layak menerimanya.
  2. Ketaatan adalah bukti kasih kita kepada Tuhan (1 Yoh. 5: 2-3)
  3. Ketaatan adalah wujud (1 Yoh. 2: 3-6)
  4. Ketaatan lebih baik daripada persembahan (1 Samuel 15: 22)
  5. Tuhan Yeshua memanggil kita untuk taat (shema) (Yoh. 14: 15)

Kesimpulan

Firman Tuhan dalam Daniel 12: 4, artinya pengetahuan akan makin bertambah dan cepat. Babel yang terakhir jauh lebih besar daripada yang bisa kita bayangkan terlebih mereka yang hidup di zaman dahulum. Namun, tujuannya masih sama, yaitu melawan Tuhan dan mengakhiri rencana Tuhan atas manusia. Bagaimana supaya kita bertahan menghadapi tantangan ini: miliki pengalaman pribadi dengan Tuhan dan shema (taat perintah-perintah-Nya).