April 17, 2022

7 KEBENARAN DI BALIK 7 PILAR KEHIDUPAN (BAGIAN 2)

7 KEBENARAN DI BALIK 7 PILAR KEHIDUPAN (BAGIAN 2)

Perumpamaan tentang membangun rumah artinya membangun kehidupan (Mat. 7: 24-27). Jika kita membangun kehidupan kita dengan benar, kita akan bertahan di masa sulit. Kita akan mengalami damai sejahtera dari kebenaran firman Tuhan, kelimpahan, dan sebagainya. Sebaliknya, jika hanya mendengar, tetapi tidak melakukannya; kita akan mengalami hal-hal yang sebaliknya.

Kita dibentuk oleh Bapa serupa dan segambar dengan-Nya, tetapi karena dosa, rupa dan gambar-Nya menjadi rusak. Namun, di dalam Tuhan Yeshua gambaran-Nya dipulihkan, sehingga kita yang sungguh-sungguh lahir baru di dalam Tuhan Yeshua akan mengalami pemulihan dengan memberikan kita identitas sebagai orang yang telah ditebus. Bagian manusia yang sama dengan gambar-Nya adalah tubuh roh. Kita perlu menyadari bahwa di dalam diri kita ada tubuh roh. Tubuh roh atau dapat kita sebut tubuh energi.

Pilar pertama (all is one)     

Ada tujuh pilar kebenaran dari tujuh pusat energi yang ada di dalam diri manusia (dapat mendengarkan kembali di khotbah Sabat Jumat, “Tujuh Pilar Kehidupan,” di kanal Youtube Bukit Zion). Sekarang kita akan belajar tiga kebenaran dari tiga pilar kehidupan, yang ditinjau dari tiga segi, yaitu dari segi medis (energi), tradisi kristen (sakramen,) dan tradisi Yudaisme (kabbalah) yang menunjuk kepada satu kebenaran.

Pilar pertama terletak di ujung tulang ekor disebut all is one. Ditinjau dari segi medis (energi) disebut energi tribal (identitas kelompok). Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berarti membutuhkan orang lain, baik keberadaan di tengah-tengah keluarga, suku, jemaat, maupun bangsa. Kita adalah bagian dari keluarga, tubuh Kristus, dan manusia sedunia.

All is one dari segi sakramen digambarkan sebagai baptisan. Kita dibaptis untuk menjadi satu tubuh berarti bagian dari anggota lain. Karena itu, kita perlu berbuat baik dan benar terhadap keluarga/ masyarakat. Jadilah anggota keluarga yang terhormat, jangan jadi sampah atau benalu dalam masyarakat. Antara satu dengan yang lain seharusnya tidak saling menyakiti, dendam, lashon hara (perkataan yang jahat), dll. Sebaliknya ucapkan berkat dan firman kebenaran supaya mereka justru semakin kuat di dalam tubuh rohani.

All is one dari tradisi Yudaisme (kabbalah) disebut sefirot shekinah/ malkhut yang berarti hadirat kemuliaan Tuhan Pencipta dan Pelindung. Tuhan yang membentuk dan melindungi mystical community of Israel (simbolik semua suku). Tuhan mempunyai sikap dan tugas yang khusus untuk bangsa pilihan. Kemuliaan-Nya yang menciptakan bangsa Israel untuk tujuan tertentu (mendatangkan kerajaan surga di bumi). Pintu pertama untuk dekat dengan Tuhan, adalah harus menghargai keluarga. Tidak menyakiti orang tua dan saudara yang ada di dalam keluarga kita. Seperti yang Paulus katakan bahwa pelayan gereja haruslah orang yang dapat mengatur rumah tangganya dengan baik (1 Timotius 3: 12).

 

Pilar ke dua (honor one another)

Pilar kedua terletak di bawah pusar disebut honor one another. Yang ditinjau dari segi energi (partnership), artinya ada kuasa di dalam hubungan dengan sesama. Hubungan bisnis, keluarga, atau teman. Hubungan yang baik dapat terjalin bila ada tindakan menghormati dan integritas. Demikian hal nya dengan keluarga (suami dan istri) harus tahu posisi masing-masing, sehingga saling jujur dan tulus antara satu dengan yang lain.

Honor one another dalam sakramen (kekristenan) digambarkan sebagai perjamuan kudus. Tuhan menempatkan orang lain sebagai bagian dari kita dan bermanfaat untuk memperkaya kita, sehingga menjadi seperti Kristus. Karena itu, kita harus menghindari dan memusuhi hal-hal yang buruk. Contohnya seperti bergosip, berkata-kata negatif terhadap orang lain, dan lain-lain.

Honor one another dalam tradisi Yudaisme (kabbalah) berada di sefirah yesod. Pilar ini berhubungan dengan seksualitas, pekerjaan, dan keinginan fisik. Yang digambarkan dalam hubungan suami dan isteri yang menghasilkan bayi. Ada pasangan yang sesuai (laki-laki dan perempuan), sehingga menghasilkan seorang anak. Kuasa dari hubungan suami isteri akan menghasilkan kehidupan manusia yang berkelanjutan (dari bayi sampai dewasa untuk menggenapi rencana Tuhan).

Pilar ke tiga (honor oneself)

Pilar ke tiga terletak di perut, yang berhubungan dengan ego, personality dan harga diri. Jika energinya engatif akan menimbulkan rasa minder, malu.

Honor oneself menurut segi medis (energi) adalah menghargai diri sendiri (self respect). Sebagai contoh, batasi berkata “jangan” terhadap anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan (balita), bertindaklah bijaksana dengan memberitahu, dan memberikan contoh. Hindari menyalahkan apalagi merendahkan anak di masa pertumbuhan. Hal-hal tersebut akan membuat anak tidak berani untuk mengungkapkan yang ada di dalam dirinya. Sehingga, membuat hubungan dengan sesama rapuh/labil. Ketika anak-anak sudah melakukan bagiannya (menjadi anak yang patuh dan taat dengan aturan) sebaiknya berikan reward. Oleh karena itu, kita perlu menyadari untuk menghargai diri sendiri (berdamai dengan diri sendiri). Kita perlu terus membangun harga diri dan hormat diri di dalam kebenaran Tuhan. Saat kita menaati setiap perintah-perintah Tuhan, energi ini akan bertambah kuat, sehingga akan muncul perasaan kita berharga di mata Tuhan.

Honor oneself dalam sakramen diwujudkan dengan deklarasi iman. Saat kita memuji Tuhan, itu juga menjadi deklarasi iman kita kepada Tuhan. Makin kita menghidupi deklarasi iman (contohnya, shema), maka makin kokoh kepercayaan kita kepada Tuhan, sehingga tidak mudah goyah dan terombang-ambing dengan pengajaran dunia.

Honor oneself dalam tingkatan sefirot terletak di hod dan netzach (kaki kanan dan kaki kiri). Hod, artinya majesty/ integrity dan netzach, artinya endurance (daya tahan). Kita perlu menguatkan diri untuk bertahan di atas kaki sendiri. Karena itu, jangan berfokus dengan hal yang dimiliki orang lain. Sebab hal itu akan melemahkan dan hidup menjadi kosong tanpa tujuan karena sudah membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Oleh karena itu, perkuat diri dengan selalu bersyukur atas segala sesuatu. Khususnya, untuk anugerah kehidupan yang sudah Tuhan berikan.

Kesimpulan

Belajar tiga pilar kehidupan perlu untuk terus kita hidupi (lakukan) seumur hidup, sehingga akan membuat kita sehat, kuat, kokoh, berlimpah dan berbuah lebat. Dan yang terpenting akan menjadikan kita semakin menyerupai Kristus.