Akhan yang Malang (Yosua 7: 20-26)
Kisah Akhan adalah salah satu kisah yang mengenaskan. Mungkin selama ini kita memandang rendah Akhan, karena dia adalah biang kerok pembawa bencana bagi bangsa Israel dan dia sudah selayaknya menerima hukuman dan dibinasakan bersama keluarga dan seluruh miliknya. Namun, bila kita melihat kehidupannya lebih dalam, bukankah itu adalah cerminan kehidupan kebanyakan orang juga? Hanya sekarang kita hidup di zaman kasih karunia, suatu masa Tuhan memberikan kesempatan yang panjang untuk bertobat, tidak seperti di zaman itu. Saya tidak tahu banyak tentang Akhan. Hanya tampaknya istrinya telah tiada, karena saat dikumpulkan tidak disebutkan tentang istrinya (Yos. 7: 24).
Mari kita coba membayangkan kejadian yang menimpa Akhan. Dia tergoda untuk mengambil barang-barang jarahan dari Yerikho, yang merupakan ‘barang-barang terkutuk’ yang harus dimusnahkan. Mungkin setelah bertahun-tahun berada di padang gurun dan tidak berganti pakaian, lalu dia melihat jubah buatan Sinear yang begitu indah, melihat barang-barang yang bagus di sekelilingnya, sebuah kapak yang terbuat dari emas, keping-keping perak yang berserakan di mana-mana, Akhan sangat menginginkan itu semua. Meskipun masih terngiang suara Yosua yang mengatakan supaya tidak mengambil barang-barang apapun, karena itu semua harus dimusnahkan, sedangkan emas dan perak harus masuk ke perbendaharaan Tuhan. Namun, hatinya sangat menginginkan benda-benda itu. Mungkin Akhan berpikir, tidak ada yang tahu, “Hanya beberapa benda yang kuambil. Yosua pasti tidak tahu. Tuhan juga pasti tidak keberatan karena Tuhan pemurah, dan yang kuambil juga tidak seberapa.” Dan Akhan memutuskan untuk menyembunyikan barang-barang itu dalam kemahnya, menyimpannya di dalam tanah. Akhan tidak bisa melawan tarikan dagingnya yang begitu kuat.
Ketika bangsa Israel kalah dalam peperangan melawan Ai, mungkin Akhan masih belum menyadari kesalahannya. Ketika Yosua mengumumkan bahwa kekalahan mereka disebabkan ada barang-barang terkutuk yang disimpan di antara mereka, Akhan mulai bertanya-tanya, apakah dia yang dimaksud? Apakah ada orang lain yang melakukannya juga? Akhan masih berharap bahwa dia masih bisa memiliki barang-barang itu, sampai tiba dia dinyatakan bersalah.
Ketika dia dan anak-anaknya dikumpulkan bersama-sama, Akhan pasti sangat menyesal dan barang-barang yang telah memikat hatinya itu tidak ada artinya lagi [Catatan: harga kapaknya kira-kira 608,190,000 (570 gr), kepingan perak kira-kira 27,512,760 (2280 gr), tidak termasuk jubah sinear. Tidak ada happy ending bagi kehidupan seseorang yang tidak menaati Tuhan.
APA YANG DAPAT KITA PELAJARI DARI KISAH AKHAN INI?
- Bersama Tuhan itu ‘nurut wae’.
Kita tidak tahu akibatnya jika kita tidak menaati Tuhan. Kita tidak tahu apa yang terjadi di alam roh ini. Kita tidak tahu kerusakan apa yang bisa terjadi akibat perbuatan kita (Akhan pasti tidak menyangka bahwa akibat perbuatannya bangsa Israel kalah dalam peperangan dan mengakibatkan 36 nyawa melayang, bahkan Yosua mengatakan (Yos. 7: 25), “Betapa engkau telah menyusahkan kami. Maka YHWH pun akan menyusahkan engkau pada hari ini.” Kemudian seluruh Israel melemparinya dengan batu, lalu mereka membakar semuanya dengan api.
Taatilah firman-Nya, baik mengerti maupun tidak. Karena pengetahuan kita sangat terbatas. Pengertian kita juga sangat terbatas. (CATATAN: Mengapa Tuhan melarang bangsa Israel mengambil jarahan di Yerikho? Karena Yerikho adalah buah sulung, kota pertama yang ditaklukkan setelah mereka masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Karena itu, Yosua telah mengingatkan agar bangsa Israel tidak mengambil barang-barang jarahan (dalam Yos. 6: 18-19). Mungkin saat ini kita belum bisa menaati kehendak Tuhan. Berjuanglah, berusaha, dan jangan menyerah kepada kedagingan. Tuhan pasti bisa menolong kita.
- Keinginan mata, daging, dan keangkuhan hidup bisa menjadi jerat dalam hidup kita, yang mengakibatkan kebinasaan.
Hati-hati dengan peluang yang terbuka. Tidak semua peluang yang terbuka untuk memenuhi keinginan kita adalah dari Tuhan. Kita harus selalu waspada apakah keinginan itu berlawanan dengan firman Tuhan atau tidak. Berpikirlah baik-baik sebelum melakukan sesuatu daripada menyesal kemudian, tidak ada gunanya. Jika kita tahu jelas bahwa itu melawan Firman Tuhan, lebih baik buang jauh-jauh. Hindari dan jangan lakukan, karena pasti ada konsekuensi yang harus kita tanggung ketika kita melanggar perintah-perintah dan peraturan Tuhan.
Jangan melihat kehidupan orang dunia yang mungkin tampak baik-baik saja ketika melanggar perintah Tuhan, karena bagi mereka memang tidak berlaku peraturan kerajaan Elohim. Sebab mereka belum menjadi bagian dari kerajaan Elohim.
- Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk bertobat.
Tuhan tidak langsung memberi tahu Yosua bahwa yang melakukan itu adalah Akhan, tetapi diberi waktu supaya Akhan bisa mengakui kesalahannya. Mungkin jika Akhan mengakui perbuatannya, dia masih diberi kesempatan untuk hidup.
Penutup (Yoh. 8: 31-36)
Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang yang merdeka. Merdeka di dalam Tuhan. Mereka yang telah dimerdekakan, akan melakukan Firman Tuhan bukan sebagai suatu beban, melainkan kesukaan. Sebab Tuhan menyediakan kehidupan yang baik dan menyenangkan. Jika kita hidup dalam ketaatan, kita akan memperolehnya.
KETAATAN AKAN MEMBUAT HIDUP INI LEBIH RINGAN. KETIDAKTAATAN KEPADA TUHAN YANG MEMBUAT BEBAN HIDUP MAKIN BERAT