Pikiran kita menjadi salah satu penentu apakah kita dapat mengalami Surga di bumi atau tidak. Sebab pikiran adalah senjata kita. Jadi, tergantung siapa yang menguasai pikiran kita artinya dialah yang menguasai senjata kita. Sebab senjata kita ini dapat menghancurkan musuh sehingga dapat sampai kepada rencana Tuhan. Namun, bila senjata kita dikuasai si jahat, itu akan menghancurkan hidup kita.
Ilmu kedokteran menjelaskan bahwa otak kita terdiri atas milyaran syaraf. Fungsi otak besar manusia adalah untuk mengoordinasi perilaku, kemampuan motorik, menyelesaikan masalah, perencanaan, fokus, serta menimbang baik dan buruk. Lobus frontasli salah satu bagian otak besar memiliki fungsi mengatur emosi, impuls, dan informasi. Karena itu, pastikan kita menjaga dan merawat senjata kita (pikiran).
Sejak dulu misi iblis ingin menghancurkan manusia (Yohanes 8: 44; Matius 16: 23). Kita perlu menjaga pikiran kita sebab pikiran rentan dengan pengaruh dunia dan kegelapan.
- Pikiran kita dapat disesatkan (2 Korintus 11: 3).
Munculnya banyak angin pengajaran di dunia ini dapat membuat kita terombang-ambing bila kita tidak waspada. Kita dapat belajar dari sikap orang-orang di Berea ketika belajar tentang firman Tuhan dengan kerelaan hati sehingga tidak disesatkan oleh angin pengajaran.
- Membutakan pikiran (2 Korintus 4: 4)
Membuat kita tidak dapat melihat kebenaran Tuhan. Orang yang lebih mengasihi dunia dan ilah zaman ini, makin tidak bisa melihat Tuhan sehingga ada selaput yang menyelubungi mata rohani kita.
Overthinking menghasilkan kecemasan
Berpikir yang berlebihan tentang sesuatu di masa depan atau yang akan datang, itu akan mendatangkan kecemasan. Berhati-hatilah sebab kecemasan dapat menghancurkan kita. Kecemasan dapat membuat kita tidak berdaya contohnya yang dialami bangsa Israel (Imamat 26: 36). Namun, kita harus percaya bahwa Tuhan sanggup mengangkat kecemasan itu (Mazmur 107: 4-6). Karena itu, kita perlu selalu memperbaharui pikiran kita (Efesus 4: 23; Roma 12: 2). Caranya memperbarui pikiran kita dengan pikiran Kristus (Efesus 4: 21) melalui merenungkan firman Tuhan. Makin kita isi pikiran dengan firman Tuhan, maka yang keluar juga adalah firman Tuhan. Artinya, pikiran Kristus inilah yang akan menguasai dan memengaruhi pikiran kita sehingga kita dapat memandang sesuai perspektif Kristus (Kolose 3: 2-3).
Selain pikiran Kristus, kita juga harus punya perasaan Kristus (Filipi 2: 5).
Saat Tuhan Yeshua menghadapi tuduhan orang Farisi terhadap perempuan yang berzina, Tuhan memberi kesempatan kasih pengampunan kepadanya. Namun, Tuhan juga tetap tegas dengan memberikan peringatan kepadanya supaya tidak berbuat dosa lagi. Artinya, Tuhan Yeshua punya perasaan, tetapi tetap melaksanakan kehendak Bapa yang kudus (band. Matius 23: 27, 31, 37).
Perhatikan perbedaan perspektif 10 pengintai dengan Kaleb dan Yosua (Bilangan 13: 30-31. Perspektif 10 pengintai membuat Tuhan membinasakan satu generasi Israel mati dan tidak masuk tanah Kanaan, sedangkan hasil perspektif Yosua dan Kaleb (keluarga dan keturunannya) masuk tanah Kanaan.
Kesimpulan
Karena itu, pakailah pikiran kita menjadi senjata Kristus. Isi pikiran kita dengan firman Tuhan, jangan biarkan dikuasai oleh si jahat. Pikiran dan perasaan yang sama seperti Kristus akan menuntun kita membawa Surga turun di tengah-tengah hidup kita.