YESAYA 60: 1-7
Menghadapi dunia yang semakin gelap, Tuhan menghendaki agar kita sebagai umat-Nya, bangkit untuk menyatakan terang Tuhan. Kita menyatakan terang Tuhan ketika kita melakukan kehendak Tuhan. Dan, salah satu kehendak Tuhan adalah ‘KESATUAN’ di antara umat-Nya.
KUASA KESATUAN (Kejadian 11: 1-6)
Ada kuasa yang besar yang bekerja karena adanya kesatuan sehingga membuat Tuhan harus turun ke bumi dan melihat anak-anak manusia yang sedang bersatu untuk membangun menara Babel. Kesatuan mereka adalah untuk melawan Tuhan. Karena itu, Tuhan menghancurkan semua rencana mereka dengan mengacaukan bahasa mereka. Sampai sekarang rencana tentang kesatuan ini terus berlangsung karena dunia sedang menyiapkan ‘ONE WORLD ORDER.’
Tuhan juga menghendaki agar anak-anak-Nya bersatu. Dalam menggalang persatuan, harus ada seorang pemimpin yang akan mempersatukan. Peran seorang pemimpin sangat besar. Firman Tuhan dalam Mazmur 133 dikatakan bahwa ada minyak urapan di atas kepala Harun, turun ke janggut dan jubahnya. Ini adalah gambaran bahwa Tuhan mencurahkan berkat-Nya melalui pemimpin yang ditetapkan. Jadi, penting sekali peran seorang pemimpin.
Selain tunduk pada pimpinan Tuhan, apakah kita perlu tunduk pada pemimpin rohani kita?
Supaya kita dapat menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu kita harus menyesuaikan pola pikir kita dengan pola pikir Tuhan. Sebab pola pikir kita banyak dipengaruhi oleh pola pikir Yunani, yaitu pola pemerintahan demokrasi, seperti yang banyak dianut oleh negara-negara di dunia.
Konsep demokrasi lahir dari Yunani kuno yang mulai dipraktikkan dalam hidup bernegara mulai abad 4 SM. Demokrasi adalah pemerintahan rakyat. Konsep ini muncul karena adanya kekuasaan mutlak yang dipegang oleh satu orang (hal seperti ini seharusnya tidak terjadi dalam Tuhan). Konsep demokrasi ini tidak bisa dipraktikkan sepenuhnya. Bagaimanapun pasti akan diperlukan seorang pemimpin yang akan menentukan dan memutuskan keputusan-keputusan yang harus diambil serta ketetapan yang harus ditetapkan. Betapa kacaunya keadaan suatu negara tanpa seorang pemimpin. Sampai akhirnya muncul konsep ‘Demokrasi Terpimpin.’ Kita bisa belajar dari bangsa Israel pernah mengalami masa-masa tanpa pemimpin, dan keadaan mereka menjadi kacau karena setiap orang bertindak menurut kebenarannya sendiri. (Hakim-hakim 17: 6; 21:25). Pada masa itu tidak ada raja di antara bangsa Israel, tidak ada pemimpin, dan setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Kita bisa membaca mulai Hakim-hakim pasal 17-21 tampak kekacauan yang terjadi di antara bangsa Israel.
Jika kita berbicara tentang KESATUAN, adanya seorang pemimpin mutlak diperlukan. Hanya kita harus mengikuti pola yang Tuhan tentukan. Kita harus melihat apa yang Firman Tuhan katakan tentang semua ini. Kita mulai dengan mengikuti pola yang sesuai dengan rencana Tuhan, dan kita tinggalkan semua konsep dunia. Dwight L. Moody mengatakan, “If I walk with the World, I can’t walk with God.” Jadi, selain tunduk pada pimpinan Tuhan, apakah kita perlu tunduk pada pemimpin rohani kita? Jawabnya adalah YA. Mengapa?
Mengapa kita harus tunduk kepada pemimpin rohani?
- Itu adalah kehendak Tuhan sesuai firman-Nya dalam Ibrani 13:17, “Taatilah dan tunduklah kepada pemimpin-pemimpinmu, karena mereka berjaga-jaga dan bertanggung jawab untuk jiwamu, agar mereka melakukannya dengan sukacita. Jika tidak, mereka akan bersedih hati, dan itu tidak akan menguntungkan kamu.”
Tuhan-lah yang memilih dan menetapkan seorang pemimpin. Tidak ada seorang pun dapat menjadi seorang pemimpin jika tidak diberikan anugerah dari Surga (Yohanes 3: 27; Roma 13: 1-2). Jadi, tidak ada otoritas yang tidak ditetapkan oleh Tuhan.
- Tuhan menghendaki adanya seorang pemimpin. Kita tahu Tuhan memanggil Musa untuk memimpin bangsa Israel. Kemudian Yosua, disusul oleh para hakim. Ketika Tuhan Yeshua hendak naik ke Surga, Tuhan memanggil Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Dalam kitab Wahyu, kita menemukan bagaimana Tuhan menyampaikan pesan-pesan-Nya kepada ‘MalaikatJemaat.’ Yang dimaksud Tuhan adalah para gembala yang bertanggung jawab untuk menggembalakan umat Tuhan.
- Tuhan pasti akan membela orang-orang yang telah dipilih untuk memimpin selama dia berjalan bersama-Nya. Tuhan juga yang akan memutuskan dan menetapkan apakah tugasnya sudah selesai atau tidak. Karena itu, kita tidak berhak dan tidak boleh melawan orang-orang yang diurapi Tuhan (Mazmur 105: 15; 1 Tawarikh 16: 22). Apalagi jika pemimpin itu seorang yang melakukan tugasnya dengan ketulusan (Amsal 17: 26).
BAGAIMANA SEORANG PEMIMPIN DI DALAM TUHAN?
Tuhan Yeshua mengatakan barangsiapa yang mau menjadi besar, harus menjadi pelayan (Markus 10: 42 – 44; 1 Timotius 3: 1-13; Titus 1: 5-9; 1 Petrus 5: 1-7). Seorang pemimpin juga harus memiliki hati yang rindu selalu mencari Tuhan (Yeremia 10: 21).