February 17, 2023

Menaati Torah = Anak Hagar = (Budak)?

Menaati Torah = Anak Hagar = (Budak)?

Galatia 4: 21-31

Banyak orang Kristen menafsirkan bahwa orang yang melakukan Torah (Perjanjian Lama) sama dengan Hagar, sedangkan yang melakukan Injil disebut Sarah (Yerusalem surgawi). Pasal di atas menjelaskan bahwa Sarah dan Hagar adalah dua ketentuan Elohim (dua perjanjian, ay. 24, ILT). Karena itu, supaya kita tidak keliru dalam menafsirkan pasal ini, mari kita pelajari lebih detail.

Latar belakang Surat Galatia

Paulus menegur bangsa-bangsa lain yang menerima ajaran salah. Contohnya orang-orang Yahudi mengatakan bahwa untuk menjadi umat perjanjian harus menjalankan proselit (sunat, dan sebagainya). Rasul Paulus mengajarkan bahwa untuk menjadi umat perjanjian harus bertobat dan percaya kepada Tuhan Yeshua sebagai Mesias (tidak harus disunat, seperti ajaran orang-orang Yahudi).

Tafsiran umum yang tidak tepat mengatakan bahwa Hagar adalah gambaran Torah (Perjanjian Lama) dan Ismael keturunannya sebagai gambaran budak sehingga dianggap sebagai Yerusalem di bumi (ay. 26). Orang Kristen yang mengikuti Torah dianggap hidup sebagai budak. Sarah digambarkan sebagai Perjanjian Baru dan Injil sehingga Ishak keturunannya sebagai gambaran orang merdeka dan dianggap Yerusalem surgawi. Jadi, bila ada yang berpendapat bahwa Torah memperbudak kita, hal itu jelas salah dan tidak tepat tafsirannya. Sebab Tuhan Yeshua datang untuk menggenapi Torah dan tidak membatalkannya. Anggapan seperti itu salah, sebab akan bertentangan dengan sifat Tuhan dan banyak ayat firman Tuhan (band. Yakobus 1: 25; Mazmur 119: 65). Mari kita pelajari tulisan Rasul Paulus ini.

  1. Ayat 21, pengertiannya:

“Kamu yang mau memproselit orang percaya menurut halakhah-mu.” Proselit melalui sunat adalah bentuk halakhah dari orang Yahudi, sedangkan Paulus ingin meluruskan ajaran yang salah ini.

  1. Ayat 22-24a, pengertiannya:

Sara dan Hagar. Ishak dan Ismael. Mereka adalah kiasan tentang dua perjanjian Tuhan. Paulus memakai keduanya sebagai kiasan untuk menyampaikan sesuatu dengan maksud yang lain. Dua perjanjian yang dimaksud Paulus adalah perjanjian Abraham dan Musa (ay. 24b). Abraham menerima janji Tuhan sebelum disunat, artinya kita sebagai anak Sarah adalah anak kasih karunia. Implementasinya kita harus bertobat, dibaptis, dan menjalani keselamatan di dalam Tuhan Yeshua.

  1. Ayat 29-31, pengertiannya

Kita yang tetap melakukan Torah Tuhan sering dianggap sesat atau hidup di bawah kutuk. Janganlah hal itu membuat iman kita lemah, yang penting kita tahu bahwa itu adalah kehendak Tuhan. Kita diselamatkan bukan hasil usaha kita dan bukan karena sunat.

Sama seperti Ismael menganiaya Ishak, juga para pengajar proselit (sunat) yang melakukan Torah supaya selamat sering mengintimidasi kemerdekaan kita.

Kesimpulan

Dua tahap rencana Bapa untuk hidup kita yang memerlukan respons yang tepat. Tahap pertama, pembenaran (justification) yang dilakukan Tuhan Yeshua bagi kita. Artinya, kita menerima anugerah 100% melalui iman. Tahap ke dua, pengudusan (sanctification) artinya ada proses pendewasaan (maturitas) menjadi 100% seperti Kristus. Ini yang mejadi tanggung jawab kita bersama Roh Kudus.

Perjanjian Abraham dibenarkan oleh iman, setelah itu perjanjian Musa (di Sinai) berdasarkan trust grounded obedience, artinya taat melakukan Torah berdasarkan iman. Jadi, kita harus lahir baru, lalu lakukan Torah dengan pertolongan Roh Kudus supaya kita menjadi dewasa sempurna dan menikmati semua berkat yang Tuhan sediakan.