November 13, 2022

Believing is Seeing

Believing is Seeing

Dunia sedang memasuki masa-masa sukar, yang tidak bisa kita hindari. Namun, bagi kita yang tetap tinggal di dalam bahtera Tuhan (teivah, firman dan doa), kita akan melihat juga kemuliaan Tuhan terjadi dalam hidup kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Saat ini, Tuhan ingin mengajarkan kita tentang percaya tanpa melihat. Sebab konsep dunia adalah melihat dahulu, lalu percaya (seperti Thomas yang harus melihat dahulu). Namun, Tuhan ingin mengajarkan kita untuk fokus menjadi orang-orang yang percaya.

Memercayai Tuhan

Terkadang kita terlalu mengharapkan hal-hal yang besar terjadi, baru kita percaya. Kita ingin melihat mujizat atau keajaiban besar terjadi, lalu kita memercayai Tuhan. Kita lupa bawa tiap lembar kehidupan kita adalah mujizat. Entah kita melihat atau tidak melihat seharus kita tetap percaya, itulah kehendak Tuhan.

Sangat disayangkan bila kita masuk dalam golongan orang-orang yang baru percaya, bila melihat mujizat. Apalagi masuk dalam golongan sudah melihat, tetapi tetap tidak percaya. Kadang kita tidak bisa melihat bahwa itu adalah mujizat karena hal itu tampak biasa dan terjadi dalam hidup sehari-hari. Contohnya, bangsa Israel. Generasi yang keluar dari Mesir, mereka melihat dan kagum akan kedahsyatan Tuhan melakukan mujizat besar, termasuk manna. Namun, bagi generasi yang lahir di padang gurun, manna adalah sesuatu yang biasa, bukan sebuah mujizat.

Belajar percaya kepada Tuhan          

  1. Faithful in Our Calling

Kita dapat belajar dari bapa orang percaya, yaitu Abraham. Tuhan mengatakan janji-Nya kepada Abraham, saat Tuhan memerintahkan dia keluar dari tanah kelahirannya. Tuhan berjanji memberikan keturunan kepadanya seperti bintang-bintang dan pasir di laut, tetapi hingga usianya 99 tahun, Abraham belum mengalami janji Tuhan (Kej. 17: 1-2). Bahkan Tuhan membuat perjanjian melalui sunat (Kej. 17: 10-11, 23-24). Abraham belum melihat sedikit pun janji Tuhan, tetapi Abraham tetap menaati perintah Tuhan.

Selanjutnya, Tuhan menampakkan diri di hadapan Abraham (Vayera וַיֵּרָא, Kej. 18: 1). Saat itu cuaca sangat terik, dalam kondisi yang lemah Tuhan ingin memberikan waktu istirahat bagi Abraham (karena Abraham dan Sara memiliki pelayanan mengajarkan Torah Tuhan dengan memberikan tempat persinggahan bagi para pengembara dan orang asing).

Penjelasan Rashi, “Dia duduk di pintu kemah sambil menunggu pengembara lewat. Ketika hari itu terasa sangat terik, sebenarnya Abraham gelisah karena tidak ada yang datang. Inilah saatnya Tuhan mengutus malaikat-malaikat-Nya yang menyerupai manusia.” Ini artinya, Tuhan menghendaki kita tetap setia pada panggilan yang Tuhan tetapkan bagi kita, meskipun belum melihat penggenapan janji-Nya.

  1. Keep doing, keep going

Selanjutnya, kita akan belajar dari nabi Elisa (2 Raja-raja 4: 1, ada yang menafsirkan janda yang dimaksud adalah istri nabi Obaja). Huruf ibrani dalam kata “suamiku,” adalah אִישִׁי֙ ishi, yang bermakna api (api hubungan dengan Tuhan, keluarga, pasangan suami istri).

Kita tahu bahwa Elisa memerintahkan untuk menyediakan wadah kosong sebanyak mungkin (ay. 2-3). Artinya, ada hal yang harus kita lakukan sebagai bagian kita. Wadah kosong adalah kita menyediakan wadah atau tempat untuk Tuhan melakukan mujizat-Nya supaya minyak akan tercurah memenuhi semua bejana itu penuh. Lalu, minyak itu berhenti (ay. 6) dalam Strong, עָמַד “amad,” yang salah satu artinya naik. Dan memang, ketika minyak itu berhenti, Tuhan membuat harga minyak itu naik. Karena itu, tetaplah membawa “wadah-wadah kosong” ke hadapan Tuhan.

  1. Unconditional Trust

Kita juga dapat belajar dari Thomas (Yoh. 20: 29) supaya kita tetap percaya tanpa melihat kondisi atau keadaan. Percaya yang tidak bergantung pada situasi dan keadaan. Hampir semua tokoh di Alkitab termasuk Abraham mengalami ujian (sebanyak 10 kali). Dalam bahasa Ibrani, konsep ujian ada dua, yaitu bechinah בחינה (tes secara formal) dan nisayon נסיון (tes untuk mengukur kemampuan seseorang sudah maksimal atau belum). Dan di dalam kata nisayon, terdapat huruf nes נֵס, yang artinya mujizat. Artinya, di dalam tiap ujian (nisayon), Tuhan juga menyediakan mujizat.

Kesimpulan

Karena itu, jangan takut dengan tantangan atau hal-hal yang harus kita hadapi sebab Tuhan pasti menyediakan mujizat bagi kita. Kita tidak perlu melihat mujizat-mujizat supaya percaya. Namun, bila kita SUNGGUH-SUNGGUH PERCAYA, kita pasti akan melihat mujizat Tuhan sedang dating.