Ps. Lokky S. Tjahja
Setiap pelari yang mengikuti pertandingan harus berjuang untuk tiba di garis finish. Namun, bila kita terjatuh sebelum mencapai garis finish, tidak bisa disebut pemenang. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa hidup kita sedang berada dalam gelanggang pertandingan. Kita harus selalu fokus ke depan sebab setiap kita rindu untuk menjadi pemenang. Menjadi pemenang tidak bisa serta merta atau tanpa usaha. Sebelum pertandingan kita harus memersiapkan diri baik-baik, supaya bisa kuat sampai di akhir pertandingan. Oleh karena itu, perlu kedisiplinan rohani supaya bisa mencapai garis akhir.
Iman timbul dari pendengaran akan firman Tuhan. Pengikut Kristus yang sejati harus mengikuti teladan Kristus selama di dunia. Tidak suka berdoa dan membaca firman, artinya tidak akan mengalami berkat dan kebaikan Tuhan. Sebab umat Tuhan yang kurang pengetahuan pada firman Tuhan, akan binasa.
Belajar dari Salomo
Raja Daud tidak hanya mempersiapkan Salomo sebagai pewaris, tetapi juga mempersiapkannya secara rohani (1Tawarikh 29: 19). Raja Daud mendoakan anaknya, Salomo, kepada Tuhan supaya tetap taat melakukan perintah Tuhan meskipun sebagai seorang raja. Seperti kita tahu, raja Salomo mendapatkan harta warisan yang besar dari Daud, ayahnya. Kalau seorang raja saja mau melakukan perintah-perintah Tuhan, terlebih kita.
Namun kenyataannya, akhir hidup raja Salomo tidak berkenan di hadapan Tuhan. Karena Salomo tidak mau ‘bercermin’ dengan firman Tuhan (Yakobus 1: 23-25). Oeh karena itu, setiap kali kita bercermin, ingatlah firman Tuhan supaya kita terus sadar untuk hidup berkenan di hadapan-Nya. Bila masih ada iri hati, kebencian, kemarahan harus segera disingkirkan.
Sayangnya, hal ini tidak terjadi dalam kehidupan Salomo (1 Raja-raja 11: 4-6). Yang menjadi penyebab Salomo berubah menjadi tidak setia kepada Tuhan, adalah istri-istrinya (ay. 1-3). Bukan berarti doa Daud tidak didengar Tuhan. Melainkan, ini berkaitan dengan keputusan pribadi raja Salomo sendiri. Meskipun kita mendoakan seseorang, tetapi bila dia tidak punya hubungan yang intim dengan Tuhan; keinginan hatinya bisa menuntun jauh dari Tuhan. Jadi, pilihan untuk melakukan kehendak Tuhan, tergantung keputusan kita.
Tuhan itu luar biasa dan pakai firman Tuhan sebagai cermin dalam hidup kita. Saat kita mendekati garis finish, pita kemenangan sudah mulai terlihat. Firman Tuhan juga merupakan rambu-rambu hidup kita, berisi larangan, petunjuk, dan peringatannya. Bila kita ingin tiba di tujuan, taati rambu-rambunya. Sebab kita sedang menuju ke surga, taati rambu-rambu firman Tuhan supaya, hidup kita tidak tersesat.
Kesimpulan
Ingatlah, saat ini kita sedang ada di dalam pertandingan iman. Siapkan diri kita dan jangan salah dalam memilih atau mengambil keputusan. Pilihlah untuk menaati firman Tuhan supaya kita sampai ke surga. Sebab ketidaktaatan akan membawa kita keluar dari jalan Tuhan dan tersesat. Setiap ajaran yang menyenangkan keinginan daging kita, justru akan membawa kita tersesat. Tetaplah setia sampai garis finish (Matius 24: 13).