Dua pintu, Dua jalan
oleh : Ps. Indro Puspito

Firman Tuhan menjelaskan tentang dua pintu dan dua jalan (Matius 7: 13-14). Pertama, pintu yang sempit juga memiliki jalan yang sempit/ sesak. Ke dua, pintu yang lebar juga memiliki jalan yang lebar dan besar.

  1. Pintu yang sempit

Tidak bisa dimasuki secara bersama-sama, hanya bisa satu per satu. Kalau kita pernah mendaki gunung, kita pasti tahu betapa sukar dan terjalnya jalan yang harus kita lalui. Jalan yang menuju zoe (hidupnya Tuhan), sehingga sedikit yang mau masuk.

  • Pintu yang lebar

Bisa dimasuki oleh banyak orang, yang memiliki jalan yang lebar. Jalan menuju apoloeia (kerugian, pemborosan, kehancuran, kematian) berasal dari kata apollumi (mati, rusak, hancur). Namun, banyak orang yang masuk melaluinya. Tuhan menginginkan kita untuk berusaha untuk masuk jalan sempit itu (ay. 13).

Mengapa pintu dan jalan yang dari Tuhan, sempit dan sukar?

            Karena Tuhan-lah yang membuat jalan dan karena manusia tidak suka dengan jalan-jalan yang Tuhan buat. Yohanes 10: 9, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” Ada pepatah yang mengatakan bahwa banyak jalan menuju Roma. Namun, firman Tuhan mengatakan bahwa hanya ada satu jalan menuju surga, yaitu Tuhan Yeshua (Yoh. 14: 6). Artinya, jalan untuk memperoleh hidup hanya melalui kebenaran. Karena itu, bila kita ingin mengalami hidup yang berkelimpahan, kita harus terus belajar kebenaran.

Jalan yang sempit dan sukar yang Tuhan kehendaki

  1. Jangan menghakimi dan munafik (Mat.7: 1)

Misalnya, kita punya teman yang pernah membohongi kita. Dan kita menganggap bahwa dia tidak mungkin berubah. Sebenarnya yang kita lakukan itu menghakimi. Manusia sering melihat dan mengingat kesalahan orang lain. Kita harus belajar melihat seperti Tuhan. Orang yang menghakimi tidak menyadari bahwa kesalahannya lebih besar.

Munafik, artinya bermuka dua. Apa yang ada di hati tidak sama dengan apa yang dikatakan.

  • Berdoa dan menunggu jawaban (Mat.7: 7)

Berdoa sangat sulit dilakukan karena tidak bisa instan/ cepat. Kita lihat di dunia semua serba instan, contohnya makanan. Sedangkan, doa tidak demikian. Namun, Tuhan memberikan janji bagi kita yang mau tekun berdoa (ay. 8-11). Karena itu, kita perlu belajar mendengar suara Tuhan (menunggu Tuhan berbicara secara khusus).

  • Kita harus menghadapi nabi palsu (Mat.7: 15)

Nabi palsu ini, adalah orang yang menyamar dan pura-pura mengajarkan kebenaran. Ukuran kebenaran harus kita cek dan tidak bertentangan dengan firman Tuhan (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Nabi palsu mengajarkan hal yang tampaknya baik. Karena itu, saat kita mendendi Berea, yang menyelidiki lagi dan memperdalam firman Tuhan.

  • Tahu dan melakukan kehendak Tuhan (Mat. 7: 21), mendengar dan melakukan (ay. 24)

Sudah masuk ke dalam pintu, tetapi tidak masuk ke jalan sempit. Orang itu akan ditolak oleh Tuhan. Setiap kebenaran yang Tuhan bukakan di gereja ini, hendaknya kita lakukan. Itulah tuntutan Tuhan, bila kita ingin mengikuti jalan-jalan-Nya.

‘Kejahatan’ dalam bahasa Yunani, disebut anomos (keadaan tanpa hukum). Artinya, menolak Torah (firman Tuhan). Setiap ketidaktaatan meskipun hal kecil, tetap dihitung sebagai “kejahatan” di hadapan Tuhan.

Kesimpulan            
Setiap kebenaran yang kita tahu harus kita taati, sehingga kita bisa menerima hidup dari Tuhan. Bukan hanya di masa yang akan datang, melainkan juga sekarang ini selama di dunia. Yaitu, kecukupan firman Tuhan, perlindungan, dan pertolongan Tuhan sediakan bagi kita.