oleh : Pdm. Guntur Gunawan
Pesan atau isi hati Tuhan kepada Mikha (Mikha 3:11)
Kehidupan orang Israel di zaman Mikha, banyak pemimpin dalam memutuskan perkara atau hal-hal penting menggunakan suap. Sehingga, pertimbangan yang diputuskan tidak sesuai dan tidak benar. Hal seperti ini juga kita jumpai di masa-masa sekarang. Saat melayani Tuhan, orang tidak berpusat atau berfokus kepada Tuhan melainkan besarnya persembahan yang diterima. Sehingga, yang disampaikan bukan isi hati Tuhan melainkan isi hati diri sendiri. Firman yang disampaikan hanya untuk menyenangkan hati yang mendengar, tetapi tidak bisa mengubah kehidupan. Hal-hal tersebut di mata Tuhan tidak berkenan dan tidak layak.
Pada zaman itu mereka melakukan hal-hal sesuka hatinya atau keinginannya harus tercapai tanpa mempedulikan orang lain dengan kekuasaan dan otoritas yang dimiliki (Mikha 2: 1-2). Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus menghindari hal-hal seperti ini. Sebab kehidupan kita tidak berdampak positif bagi orang lain, sehingga nama Bapa tidak dipermuliakan di dalam kehidupan kita. Kehidupan kita seharusnya bisa menjadi contoh dan teladan yang baik bagi orang-orang yang berada di sekitar kita.
Saat anak-anak Tuhan jatuh di dalam penyembahan berhala, berarti kita sudah menomorduakan Tuhan (Mikha 5: 11-13). Lebih mengutamakan atau mendahulukan kesenangan, pekerjaan, anak, gadget, dan lain-lain dibandingkan datang pada Tuhan. Apabila kita sudah melakukan hal-hal tersebut dan sampai terikat secara tidak sadar kita sudah melakukan penyembahan berhala. Tuhan dijadikan kebutuhan paling akhir dari semua hal di dalam hidup kita. Seharusnya anak-anak Tuhan terus diubahkan serupa dengan Bapa. Apapun yang kita lakukan harusnya Tuhan menjadi pusat hidup kita.
Firman Tuhan diperuntukkan bagi kita semua (Mikha 6: 8)
Tuhan mengasihi kita, sehingga Tuhan memberikan perintah-perintah dan ketetapan bagi tiap kita yang mau sungguh-sungguh mengasihi Dia. Bukan hanya untuk bangsa Israel, melainkan untuk semua yang mau datang pada Tuhan. Namun, Tuhan punya tuntutan dan standar untuk kita lakukan. Yaitu, berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup rendah hati di hadapan Tuhan. Tuhan menginginkan supaya kita tetap berpegang teguh kepada ketetapan-ketetapan Tuhan yang berdasar kepada firman Tuhan (Ulangan 10:12-13). Melakukan ketetapan Tuhan harus dengan hati sukacita sebab kita melakukan ketetapan-Nya. Dan, jangan membuat ketetapan Tuhan sebagai beban. Jadikan perintah-perintah Tuhan sebagai kesukaan di dalam seluruh aspek kehidupan kita, sebagai anak-anak Tuhan. Karena itu, kita harus tetap setia mengikut Tuhan apapun yang terjadi. Terus ingat kebaikan-kebaikan yang Tuhan sudah berikan dan nyatakan di dalam kehidupan kita.