Kemah Bagi TUHAN

Kemah Bagi TUHAN

Selama tiga bagian Torah terakhir, kita telah membaca “cetak biru” untuk membangun Kemah Suci, dan sekarang, dalam Torah parshah, Pekudei, proses pembangunan itu sendiri dijelaskan. Mungkin hal ini tampak berlebihan dan agak membosankan.

Saat membangun Kemah Suci, sebenarnya Tuhan sedang mengajarkan kita sebuah pelajaran tentang hakikat kasih yang sesungguhnya.

Kita pernah membaca hal ini dalam Torah parshah, Terumah, yang berbunyi: Asu li mikdash, v’shachanti b’tocham (Keluaran 25: 8), yang berarti “Buatlah bagi-Ku tempat kudus, maka Aku akan diam di tengah-tengah mereka.”

Jika dibaca lebih dalam, ini adalah poin penting dan tujuan mengapa Kemah Suci harus dibangun. Tafsiran-tafsiran menjelaskan bahwa Kemah Suci harus dibangun di dalam diri kita masing-masing. Kita harus menciptakan sebuah “kemah” yang ramah, terbuka,dan penuh kasih bagi Sang Pencipta. Kita harus membuat “kemah” bagi kekudusan dalam kehidupan kita masing-masinng.

Pengulangan tentang cerita pembangunan kemah suci mengingatkan kita akan hal yang penting, yang esensial; Yaitu alasan dan tujuan yang mendasari apa yang kita lakukan dalam hidup kita dan dengan hidup kita.

Apa yang sudah kita lakukan dalam hidup kita sebagai “kemah suci”-Nya?

Sudahkah menjadi rumah doa?

📖Yesaya 56:7 (ILT3)
“…karena rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”

Sudahkah hidup kita membawa damai sejahtera?

📖Ibrani 12:14 (TB)
Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

Biarlah setiap kita berdoa supaya hidup kita menjadi ” Kemah” Yang dipenuhi sechinah Tuhan sehingga sekeliling kita dapat melihat terang yang terpancar.

📖Keluaran 40:34 (ILT3)
Dan awan menutupi kemah pertemuan itu dan kemuliaan (sechinah)YHWH memenuhi tabernakel itu.

Amen 🙏