Minggu ini Torah Parshah membicarakan tahap akhir dalam pembangunan mishkan. Musa akhirnya menyerahkan kepada bangsa Israel instruksi yang telah diterimanya dari Tuhan, dan kemudian Kemah Suci (Mishkan) dibangun.
Torah menggambarkannya sebagai sebuah kerja keras yang penuh kasih.
📖Keluaran 35:21 (ILT3)
Lalu datanglah mereka, setiap orang yang mengangkat hatinya dan setiap orang yang berkobar rohnya membawa persembahan hunjukan bagi YHWH untuk pekerjaan kemah pertemuan, dan untuk segala pelayanannya, dan untuk baju kudus itu.
Pekerjaan yang mendetail dalam membangun bukan hanya bangunan yang sebenarnya, melainkan juga bejana-bejana rumit yang akan digunakan di dalamnya, permadani tenun yang akan menutupinya, dan pakaian yang dikenakan oleh mereka yang melayani di dalamnya.
Dua bagian yang menggambarkan hal ini, Parashah Vayak’hel dan Pekudei (yang selama bertahun-tahun memang dibaca sebagai satu bagian), adalah semacam panggilan dan tanggapan – sebuah gambaran kasih dua bagian antara bangsa Israel dan Tuhan.
Seperti yang terjadi dalam hubungan yang sehat dan normal, curahan komitmen dan kasih sayang sejati yang diwujudkan dalam upaya mendekat kepada Tuhan.
📖Keluaran 40:34 (ILT3)
Dan awan menutupi kemah pertemuan itu dan kemuliaan YHWH memenuhi tabernakel itu.
Awan kemuliaan dan api yang berada di atas Mishkan adalah manifestasi dari Tuhan yang menyatakan diri-Nya kepada bangsa Israel.
Ini adalah salah satu ungkapan kasih dan keintiman terbesar yang dapat diterima dari-Nya.
Sebenarnya, Tuhan menyatakan diri-Nya di dunia ini setiap saat, tetapi tidak dengan cara yang dapat kita lihat dengan mudah. Contohnya, percikan ilahi dalam diri kita.
Itulah yang terjadi ketika bangsa Israel membuat Kemah Suci. Tiba-tiba, tempat itu dipenuhi dengan kemuliaan yang luar biasa dari Tuhan.
Percikan ilahi yang berada di luar jangkauan kita ini adalah sumber kehidupan kita, saluran bagi Tuhan menyatakan Diri-Nya (kemuliaan-Nya).
Dengan demikian, Torah sebenarnya adalah ekspresi dari tingkat terdalam dari hubungan dan ketergantungan kita kepada Tuhan.
Torah Parshah tentang membangun Kemah Suci ini juga merupakan instruksi tentang bagaimana kita dapat menyadarkan diri kita sendiri akan percikan ilahi dalam kehidupan kita sehari-hari.
📖1 Korintus 3:16 (ILT3)
Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah tempat suci Elohim dan Roh Elohim berdiam di dalam kamu?
Kita juga mengubah diri kita menjadi tempat kediaman Tuhan dan berupaya membuat percikan ilahi itu sedikit lebih terungkap di dunia di sekitar kita. Artinya, kemuliaan Tuhan sedang dinyatakan.
Namun, seperti para penduduk desa di Tiongkok, kita perlu menyadari bahwa rumah tidak dibangun dalam satu hari.
Namun, jika kita tetap fokus pada tujuan, kita mungkin akan berhasil membuat Dia merasa betah tinggal di dalam kita.
📖2 Timotius 1:14 (TB)
Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.