Umat Yang Kudus

Umat Yang Kudus

πŸ“–Keluaran 19: 3-6

Narasi pemberian Torah dibagi menjadi dua bagian. Dimulai dari Parshat Yitro dan berlanjut hingga pembacaan Torah minggu ini: Mishpatim.

Untuk menjadi bangsa yang kudus, Tuhan memberikan sebuah rencana yang harus dilakukan. Rencana tersebut adalah TORAH.

Contoh Kekudusan
Mengenai larangan mencampurkan susu dan daging, yang disebutkan sebanyak tiga kali di dalam Torah yang pertama ada di bagian minggu ini.

πŸ“–Keluaran 23: 19 (ILT 3)
“Janganlah engkau memasak anak kambing dalam susu induknya.”

πŸ“–Keluaran 34:26 (ILT3)
“Janganlah mengolah anak kambing dalam susu induknya.”

πŸ“–Ulangan 14:21 (ILT3)
“Janganlah engkau memasak anak kambing di dalam susu induknya.”

Mitzvah ini adalah sebuah kuk, sebuah hukum yang kita terima sebagai ketetapan Tuhan meskipun tidak dapat dimengerti.

Literatur Ibrani menjelaskan bahwa tiga kali pengulangan mengajarkan bahwa bangsa Israel dilarang memasak, memakan, atau mengambil manfaat apa pun dari campuran daging dan susu.

Mengapa ada aturan yang begitu ketat mengenai campuran daging dan susu, dan bagaimana hal tersebut dapat menjadi bangsa yang kudus?

Mencampurkan daging dan susu berbahaya bagi kita secara rohani. Sebuah β€œumat yang kudus” haruslah peka tidak hanya terhadap hal-hal fisik, tetapi juga hal-hal rohani.

Tindakan yang kita lakukan di dunia akan berdampak dalam spiritual. Juga, sebaliknya, makin banyak hal-hal spiritual yang kita lakukan, makan besar dampak yang terjadi dalam kehidupan jasmani kita.
Hidup yang kita jalani harus berbeda dengan orang dunia. Kita dipanggil untuk menjadi umat yang kudus yang berkenan bagi Tuhan.

πŸ“–Roma 12:2 (TB)
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhan: apa yang baik, yang berkenan kepada Tuhan dan yang sempurna.

πŸ“–1 Korintus 7:31 AMP
Dan orang-orang yang hidup dalam dunia ini [terlalu mementingkan kenikmatan hidup ini], seolah-olah mereka tidak diliputi olehnya dan seolah-olah mereka tidak berurusan dengan dunia ini. Karena bentuk lahiriah dunia ini (tatanan dunia yang sekarang) sedang berlalu.

Parshat Mishpatim mengajarkan kita bagaimana menjadi umat yang kudus. Tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulainya selain saat ini.