Oleh: Ps. Tekgianto Gunawan
Pujian kepada Tuhan tidak hanya kita berikan saat kita ada dalam sebuah ibadah atau saat kita dalam keadaan diberkati. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk selalu memuji Tuhan. Kalau kita hanya berpusat pada diri sendiri, terkadang muncul banyak alasan untuk tidak memuji Tuhan. Mengapa aku harus memuji Tuhan, sedangkan Tuhan tidak peduli dengan keadaanku atau keluargaku?
- Sebab kita diciptakan untuk memuji Tuhan
Alasan utama dan pertama yang patut diresapi, mengapa Tuhan menciptakan manusia, menyelamatkannya dari dosa, dan menjanjikan hidup kekal di surga; tertulis dalam kitab Yesaya 43: 21, “Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”
Tuhan rindu agar setiap aspek kehidupan umat-Nya dipenuhi dengan pujian akan kebesaran-Nya. Itu sebabnya, Dia telah melahir-barukan kita semua dan memberikan perintah untuk bersaksi tentang Nama Yeshua sampai ke ujung-ujung bumi, yaitu agar semua orang mengenal-Nya sebagai satu-satunya Juruselamat. Kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya, “Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk, dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43: 7).
- Kita diperintahkan untuk memuji Tuhan
Firman Tuhan menulis, “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! HaleluYah!” (Mazmur 150: 6). Ada imbauan dan perintah untuk memuji Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan yang telah ditebus oleh darah HaMashiach, ketaatan merupakan gaya hidup Kerajaan Tuhan.
- Kita harus bersyukur senantiasa
Paling tidak bersyukurlah untuk nafas kehidupan yang masih diberikan Tuhan, sehingga kita semua masih bisa menikmati kehidupan ini. Bersyukur karena kita mencintai dan dicintai oleh orang-orang yang dekat di hati. Bani Asaf mengekspresikan syukurnya dalam 1 Tawarikh 16:36, “Terpujilah TUHAN, Tuhan Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh umat mengatakan: “Amin! Pujilah TUHAN!”
Juga, anjuran dalam Kitab Ibrani 13:15, “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”
- Sebab Tuhan bertahta di atas pujian kita
Alkitab menulis: “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel” (Mazmur 22: 4). Tuhan ternyata sangat menikmati pujian penyembahan umat-Nya. Hal itu nampak nyata dari tindakan-Nya yang “duduk bertahta” di atas puji-pujian. Oleh karena itu, hiduplah senantiasa dalam pujian dan penyembahan. Bahkan, ketika di saat-saat tersulit dan kelam kelabu sedang menerpa kehidupan kita. Tetaplah memuji Tuhan karena jika kita melakukannya maka Tuhan akan hadir dan menikmati pujian kita.
- Ada KUASA dalam pujian
1 Samuel 16:14, 23 menulis: “Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN… Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Tuhan itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.”
Suatu kisah dalam Perjanjian Lama yang mengajarkan bahwa dalam puji-pujian setan dan roh-roh jahat dapat dikalahkan.
- Mengubah keadaan buruk menjadi kemenangan
“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Tuhan! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Tuhanku!” (Mazmur 43:5). Ubahlah keadaan buruk dan kesedihan menjadi kemenangan dengan kuasa puji-pujian. Dalam perjalanan misinya di kota Filipi, Roma, Rasul Paulus, dan Silas dimasukkan ke dalam penjara oleh orang-orang yang tidak suka dengan mereka. Bahkan sebelumnya, mereka dikenakan hukuman dera. Tetapi, hal ini tidak membuat mereka berkecil hati. Mereka tidak kecewa ataupun putus asa dengan keadaan yang menimpa mereka. Justru iman mereka semakin dikuatkan melalui keadaan ini. Mereka tahu bahwa segala sesuatu pasti terjadi seturut dengan kehendak Tuhan. Dalam tekanan, mereka tetap memuji Tuhan dan mujizat terjadi. Karena itu, mari kita memuji Tuhan dan kita akan melihat kuasa Tuhan bekerja melalui pujian.